Analisis Usahatani Metode Pengolahan dan Analisis Data

rata satu kelompok terdiri dari lima sampai enam orang petani. Penentuan responden berdasarkan petani yang menanam kedelai di Kecamatan Ciranjang sebanyak 30 orang petani kedelai dengan cara mengambil nama kelompok tani dan memilih petani secara acak untuk diwawancara. Pengambilan contoh untuk pelaku pasar pada tiap tingkat lembaga pemasaran dilakukan dengan cara mengikuti arus barang dalam proses penyaluran barang dari produsen sampai ke konsumen. Pedagang pengumpul tiga orang berdasarkan informasi pedagang pengumpul yang berdomisili di Kecamatan Ciranjang, pedagang besar dua orang yang berada di Kecamatan Ciranjang, pedagang propinsi satu orang berdasarkan informasi dari pedagang besar di Kecamatan Ciranjang, dan pedagang pengecer tiga orang yang berada di Kabupaten Cianjur dan Bandung.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang telah dikumpulkan diolah dengan bantuan kalkulator, komputer dan disajikan dalam bentuk deskriptif, gambar dan tabulasi untuk mengelompokkan dan mengklasifikasikan data yang ada dalam melakukan analisis data.

4.4.1 Analisis Usahatani

Berdasarkan hasil panennya usahatani kedelai di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu usahatani kedelai polong tua dan usahatani kedelai polong muda. Analisis usahatani digunakan untuk melihat seberapa besar pendapatan usahatani dan produksi yang dihasilkan oleh petani. Lipsey, et al. 1997 menyatakan bahwa pendapatan usahatani dianalisis dengan analisis biaya dan pendapatan. Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual Soekartawi, 1995. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut: dimana: TR = Total penerimaan Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani P y = Harga Y Jika komoditas tanaman yang diusahakan lebih dari satu, maka rumus tersebut dapat berubah menjadi: Biaya tetap dapat dihitung dengan rumus: dimana: X i = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap Px i = Harga X i input Rumus tersebut dapat digunakan untuk menghitung biaya total total cost, yang merupakan jumlah dari biata tetap FC dan biaya tidak tetap VC. Rumus yang digunakan yaitu: Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Rumus yang digunakan yaitu: dimana: Pd = Pendapatan usahatani TR = Total penerimaan total revenue TC = Total biaya total cost TR = Y x P y TR = ∑ = n i YxPy 1 TC = FC + VC Pd = TR - TC FC = ∑ = n i i i Px X 1 Analisis RC ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut: dimana: a = RC ratio Py = Harga output Y = Output Kriteria keputusan yang digunakan untuk melihat hasil analisis RC ratio sebagai berikut : RC ratio 1 : usahatani menguntungkan RC ratio 1 : usahatani rugi RC ratio = 1 : usahatani impas Secara sederhana, perhitungan analisis pendapatan dan RC ratio dapat disajikan seperti pada Tabel 7. Tabel 8 Perhitungan Analisis Pendapatan dan RC Ratio Usahatani Kedelai A Penerimaan Tunai Harga x Hasil panen yang dijual Kg B Penerimaan yang diperhitungkan Harga x Hasil panen yang dikonsumsi Kg C Total Penerimaan A + B D Biaya Tunai a. Biaya sarana produksi: - Benih - Pupuk - Pestisida - PPCZPT b. Upah tenaga kerja di luar keluarga c. Sewa alat bajak d. Sewa lahan e. pajak E Biaya yang diperhitungkan a. Upah tenaga kerja dalam keluarga b. Penyusutan c. Benih d. Sewa lahan F Total Biaya D + E G Pendapatan atas biaya tunai C – D H Pendapatan atas biaya total C – F I Pendapatan Bersih H – bunga pinjaman jika ada pinjaman J RC ratio C F Sumber : Rahim dan Diah, 2007 a = VC FC Y Py + . Biaya penyusutan alat dihitung dengan cara membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dibagi usia ekonomi dari alat tersebut. Secara matematis biaya penyusutan dapat dirumuskan sebagai berikut : dimana : Nb = Nilai pembelian Rp Ns = Nilai sisa Rp N = Umur ekonomi alat tahun

4.4.2 Analisis Saluran Tataniaga Kedelai