pada pedagang propinsi dan pedagang kabupaten masing-masing sebesar Rp 1 500 per kilogram. Biaya tataniaga berkisar antara Rp 94.5 sampai Rp 104.5
per kilogram dengan alokasi terbesar untuk biaya transportasi dan penyusutan. Keuntungan terbesar diperoleh oleh pedagang kabupaten sebesar Rp 1 405.5 dan
pedagang propinsi sebesar Rp 1 395.5 per kilogram. Saluran tataniaga 8 merupakan saluran yang tujuan pemasaran kedelai
sama dengan saluran tataniaga 5, hanya penyaluran dari petani tidak melalui pedagang pengumpul. Total marjin tataniaga yang diperoleh Rp 3 400 dengan
alokasi terbesar pada pedagang kabupaten sebesar Rp 1 500, pedagang propinsi sebesar Rp 1 400 dan pedagang pengecer sebesar Rp 500 per kilogram. Total
biaya tataniaga sebesar Rp 326 per kilogram dengan biaya terbesar pada pedagang propinsi. Keuntungan terbesar sebesar Rp 1 405.5 pada pedagang kabupaten, pada
pedagang propinsi Rp 1 245.5 dan pedagang pengecer sebesar Rp 423 per kilogram. Secara keseluruhan marjin tataniaga di setiap saluran tataniaga di
kabupaten Cianjur cenderung tinggi.
6.4.2 Pangsa Marjin dan Net Marjin a. Pangsa Marjin
Berdasarkan sebaran marjin tataniaga kedelapan saluran tataniaga di atas, maka dapat dilihat persentase pangsa marjin Tabel 21 dan persentase net marjin
Tabel 22 yang diperoleh setiap pelaku pasar untuk masing-masing saluran tataniaga. Pangsa marjin digunakan untuk melihat besarnya marjin yang diperoleh
pelaku pasar untuk setiap saluran tataniaga, pangsa marjin diperoleh dari marjin tataniaga masing-masing lembaga dibagi total marjin tataniaga dalam bentuk
persen. Net marjin digunakan untuk mengetahui penyebaran marjin keuntungan
pada setiap pelaku pasar, net marjin dihitung dari keuntungan tiap lembaga tataniaga dibagi total keuntungan tataniaga dalam bentuk persen. Saluran
tataniaga yang efisien ditunjukkan oleh perolehan marjin yang merata di setiap pelaku pasar.
Tabel 21 menginformasikan pangsa marjin terbesar terdapat pada saluran tataniaga satu dan saluran tataniaga dua dengan tujuan pengrajin tahutempe di
Kabupaten Cianjur yang diperoleh pedagang kecamatan dan pedagang kabupaten yaitu masing-masing sebesar 59.745 persen. Pada saluran tataniaga satu dan dua
terdapat dua pelaku pasar yaitu pedagang pengumpul dan pedagang kecamatankabupaten. Pada saluran tataniaga ini merupakan pangsa marjin
terbesar dari kedelapan saluran tataniaga yang dibahas dan diperoleh pedagang kecamatan dan pedagang kabupaten.
Tabel 21 Persentase Pangsa Marjin Setiap Pelaku Tataniaga
Pangsa Marjin Saluran
Pedagang Pengumpul
Pedagang Kecamatan
Pedagang Kabupaten
Pedagang Propinsi
Pedagang Pengecer
Total Pangsa
Marjin 1
40.26 59.74
- -
- 100,00 2
40.26 -
59.74 -
- 100,00 3
28.79 -
35.60 -
35.60 100,00 4
11.88 44.06
- 44.08
- 100,00 5
10.36 38.42
- 35.86 15.37
100,00 6
- -
50.00 -
50.00 100,00 7
- -
50.00 50.00 - 100,00
8 -
- 44.12 41.18 14.71
100,00
Saluran tataniaga lima merupakan saluran terpanjang dari kedelapan
saluran tataniaga yang dibahas yaitu melibatkan empat pelaku pasar. Sebaran pangsa marjin pada saluran ini cenderung belum merata yaitu pedagang
pengumpul sebesar 10.36 persen, pedagang kecamatan sebesar 38.42 persen,
pedagang propinsi sebesar 35.86 persen dan pedagang pengumpul sebesar 15.37 persen. Saluran tataniaga enam dan tujuh merupakan saluran tataniaga tanpa
melalui pedagang pengumpul, dan melibatkan dua pelaku pasar dengan penyebaran pangsa marjin yang sudah merata yaitu masing-masing sebesar 50
persen.. Pelaku pasar yang telibat pada saluran tataniaga enam adalah pedagang kabupaten dan pedagang pengecer dengan tujuan tataniaga kedelai konsumen di
Kabupaten Cianjur. Saluran tataniaga tujuh melibatkan pedagang kabupaten dan pedagang propinsi dengan tujuan pengrajin tahutempe di daerah Bandung. Tinggi
marjin pada setiap pelaku tataniaga karena tingginya biaya tataniaga yang dikeluarkan.
b. Net Marjin
Tabel 22
menginformasikan sebaran net marjin pada saluran tataniaga satu
dan dua cenderung belum merata, terlihat dari pedagang pengumpul memperoleh 39.24 persen dan pedagang kecamatan 60.76 persen pada saluran satu. Sebaran
net marjin pada saluran tiga, enam dan tujuh cenderung sudah merata. Saluran tataniaga lima yang merupakan saluran terpanjang, net marjin terendah diperoleh
pedagang pengumpul sebesar 10.19 persen, dan tertinggi pedagang kecamatan dan pedagang propinsi sebesar 43.29 persen.
Tabel 22 Persentase Net Marjin Setiap Pelaku Tataniaga
Net Marjin Saluran
Pedagang Pengumpul
Pedagang Kecamatan
Pedagang Kabupaten
Pedagang Propinsi
Pedagang Pengecer
Total Pangsa
Marjin 1
39.24 60.76
- -
- 100,00 2
39.60 -
60.39 -
- 100,00 3
29.21 -
35.11 -
35.68 100,00 4
11.39 44.19
- 44.41
- 100,00 5
10.19 43.29
- 35.33 14.96
100,00 6
- -
49.59 -
50.41 100,00 7
- -
50.18 49.82 - 100,00
8 -
- 45.72 40.52 13.76
100,00