Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Usahatani dan Tataniaga Kedelai di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan jumlah kuantitas produk yang dipasarkan, sehingga jumlah produk di tingkat petani sama dengan jumlah produk di tingkat pengecer. Marjin tataniaga merupakan penjumlahan antara biaya tataniaga dan marjin keuntungan Dahl and Hammond, 1977. Marjin tataniaga terjadi karena adanya faktor-faktor biaya tataniaga pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan, dan lain-lain dan keuntungan, yang akhirnya akan mempengaruhi pembentukan harga jual produk itu sendiri antara petani dan pedagang Elizabeth, 2007. Keuntungan tataniaga adalah pengurangan marjin tataniaga dengan biaya-biaya tataniaga. Farmer s share. Azzaino 1982 menyatakan bagian yang diterima petani farmer s share merupakan harga yang diterima petani sebagai imbalan kegiatan usahataninya dalam menghasilkan kondisi tertentu. Farmer s share juga menyatakan perbandingan harga yang diterima oleh petani dengan harga di tingkat lembaga pemasaran yang dinyatakan dalam persentase. Rasio BC. Rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga merupakan perbandingan antara keuntungan yang diambil lembaga tataniaga terhadap biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk tersebut. Secara teknis sistem tataniaga akan semakin efisien jika rasio keuntungan terhadap biaya merata di setiap lembaga tataniaga.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Pada awal tahun 2007, di dalam negeri harga kedelai impor meningkat sangat tajam karena harga kedelai di pasar dunia meningkat. Akibatnya produsen tahu, tempe dan industri makanan dan minuman berbahan baku kedelai mengalami penurunan produksi. Sementara konsumsi kedelai semakin meningkat sebagai akibat dari meningkatnya jumlah penduduk. Di sisi lain produksi kedelai dalam negeri cenderung mengalami penurunan, karena gairah petani untuk menanam kedelai cenderung menurun. Harga kedelai impor yang tinggi memberikan peluang bagi petani dalam negeri untuk meningkatkan produksi kedelai guna memenuhi kebutuhan kedelai di Indonesia. Pendapatan usahatani merupakan hasil akhir yang akan diperoleh petani sebagai bentuk imbalan atas pengelolaan sumberdaya yang dimiliki dalam usahataninya, sehingga harus efisien dalam menggunakan sumberdaya. Efisiensi usahatani kedelai dapat dilihat dari hasil analisis RC ratio yang menunjukkan berapa penerimaan yang diperoleh petani dari setiap input yang dikeluarkan. Selain itu RC ratio digunakan untuk melihat apakah usahatani yang dilakukan menguntungkan secara ekonomi atau tidak bagi petani. Semakin besar nilai RC ratio maka usahatani yang dilakukan akan semakin baik. Tataniaga komoditi pertanian adalah kegiatan atau proses pengaliran komoditas pertanian dari produsen sampai ke konsumen atau pedagang perantara tengkulak, pengumpul, pedagang besar, dan pengecer. Fungsi-fungsi tataniaga terdiri dari fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Semua fungsi tataniaga dilakukan oleh lembaga atau pelaku pasar yang terlibat, sehingga jumlah pelaku pasar yang terlibat dalam proses tataniaga akan menentukan panjang pendeknya saluran tataniaga. Fungsi tataniaga dilakukan untuk meningkatkan atau menciptakan nilai guna waktu, bentuk, tempat dan kepemilikan, sehingga konsumen akan merasa puas Hanafiah dan Saefuddin, 1983. Sementara untuk manganalisis struktur pasar kedelai dilakukan berdasarkan pada empat karakteristik struktur pasar yaitu: 1 jumlah dan ukuran perusahaan, 2 keadaan atau kondisi produk, 3 mudah atau sukar untuk keluar- masuk pasar, dan 4 tingkat informasi yang dimiliki oleh pelaku dalam tataniaga, seperti biaya, harga dan kondisi pasar diantara pelaku pasar. Perilaku pasar yang dibentuk tersebut dilihat dari dua sisi yaitu sisi penjual dan sisi pembeli. Analisis struktur pasar ini dilakukan untuk mengetahui pasar kedelai yang terbentuk sesuai dengan karakteristiknya. Analisis kuantitatif untuk mengetahui bagaimana keragaan usahatani dan tataniaga kedelai di Kecamatan Ciranjang jika dilihat dari analisis pendapatan usahatani, RC ratio, margin tataniaga, BC ratio dan farmer s share, apakah sudah efisien secara operasional. Efisiensi tataniaga tidak ditentukan oleh panjang-pendeknya saluran tataniaga, meskipun saluran tataniaga yang pendek lebih efektif dalam menyampaikan produk hingga diterima oleh konsumen. Tataniaga akan efisien bila semua pelaku pasar atau lembaga yang terlibat merasa puas dengan apa yang diperolehnya. Hasil dari analisis tersebut akan dibuat perumusan langkah-langkah perbaikan yang akan diberikan atau diinformasikan kepada petani dan para pelaku tataniaga. Alur pemikiran tersebut dapat digambarkan seperti diagram di bawah ini: Gambar 2 Bagan Kerangka Pemikiran Usahatani dan Tataniaga Kedelai. 1. Saluran Tataniaga 2. Sruktur Pasar 3. Margin Tataniaga 4. Farmer s Share 5. Rasio BC Efisiensi Tataniaga Rekomendasi Petani Kedelai Lembaga Tataniaga: 1. Pedagang Pengumpul 2. Pedagang Besar 3. Supplier 4. Pedagang Pengecer Analisis Tataniaga Analisis Usahatani Analisis Kuantitatif: 1. Pendapatan Usahatani 2. Rasio RC - Harga kedelai impor tinggi - Konsumsi rata-rata 2.7 juta ton per tahun - Produksi kedelai dalam negeri rata-rata 0.7 juta ton per tahun Supply Respon IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian