b. Pedagang Pengumpul dan Pedagang Besar
Di lokasi penelitian jumlah pedagang pengumpul lebih sedikit dari jumlah petani tapi lebih banyak dari pedagang besar di Kecamatan Ciranjang. Jumlah
pedagang pengumpul yang berdomisili di Kecamatan Ciranjang tidak diketahui dengan pasti, jika tiba musim panen kedelai pedagang pengumpul banyak
berdatangan dari luar Kecamatan. Pedagang pengumpul dalam menentukan harga sangat lemah, karena umumnya pedagang pengumpul mendapat pinjaman dari
pedagang besar. Hal ini karena pedagang pengumpul memiliki keterbatasan modal untuk membayar petani. Namun ada juga pedagang pengumpul yang bekerja
sendiri, mereka memasarkan kedelai hanya kepada pedagang besar. Posis tawar pedagang kecamatankabupaten lebih baik dari pedagang
pengumpul karena yang menentukan harga adalah konsumen akhir. Informasi yang dimiliki pedagang pengumpul mengenai keberadaan kedelai dan harga jual
yang berlaku lebih baik jika dibandingkan petani. Informasi ini diperoleh dari pedagang pengumpul lainnya dan pedagang besar itu sendiri. Komoditi yang
diperjualbelikan di tingkat pedagang pengumpul, pedagang kecamatan dan pedagang kabupaten bersifat homogen.
c. Pedagang Besar, Pedagang Besar Propinsi dan Pedagang Pengecer
Pedagang propinsi memiliki level penjualan yang lebih tinggi dari pedagang kecamatankabupaten, sehingga posisi tawarnya lebih baik dari
pedagang kecamatankabupaten. Posisi tawar pedagang pengecer lebih baik dari pedagang propinsi karena berhubungan langsung dengan konsumen akhir. Selain
harus mempunyai modal yang kuat, pedagang besar juga harus memiliki komunikasi dan kepercayaan yang baik dengan lembaga tataniaga yang lain.
Sistem pembayaran antara pedagang besar dengan pedagang pengumpul secara tunai, dan komoditi yang diperjualbelikan bersifat homogen.
d. Pedagang Pengecer dengan Konsumen
Pedagang pengecer merupakan lembaga tataniaga yang berhadapan langsung dengan konsumen akhir. Pedagang pengecer dengan konsumen
menghadapi struktur pasar persaingan, hal ini dicirikan dengan banyak pedagang pengecer sebagai penjual dengan banyak konsumen akhir sebagai pembeli.
Komoditi yang diperjualbelikan bersifat homogen yaitu kedelai. Sistem pembayaran yang dilakukan pedagang pengecer terhadap pedagang besar dan
konsumen adalah tunai.
6.3.2 Perilaku Pasar
Perilaku pasar dapat diidentifikasi dengan mengamati kegiatan tataniaga kedelai dalam proses pembelian dan penjualan, sistem penentuan harga, sistem
pembayaran dan kerjasama yang terjadi antara lembaga tataniaga.
a. Praktik Pembelian dan Penjualan
Setiap lembaga tataniaga dalam saluran tataniaga kedelai melakukan kegiatan pembelian dan penjualan, kecuali petani yang hanya melakukan kegiatan
penjualan. Pembelian kedelai oleh pedagang pengumpul dilakukan dengan cara pedagang pengumpul langsung mendatangi petani, sedangkan pedagang besar
melakukan pembelian di tempat penjual. Cara pembayaran untuk setiap lembaga tataniaga dilakukan secara tunai, kecuali polong muda penundaan pembayaran
bisa terjadi karena keterbatasan modal yang dimiliki pedagang pengumpul.
b. Sistem Penentuan Harga