Program kerja jangka panjang

59 sekolah diawali dengan pembentukan panitia persiapan yang dibentuk oleh kepala sekolah pendidikan dan atau oleh masyarakat. 3 Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ketua komite sekolah MI Miftahul Anwar Tapos Depok pemilihan ketua komite pada awalnya adalah melalui penunjukan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah mengajukan beberapa calon yang dianggap mampu, kemudian diadakan rapat antara sekolah dengan calon pengurus, lalu dipilihlah kelengkapan organisasi lainnya seperti wakil ketua, sekertaris dan bendahara. Sedangkan anggota akan ditentukan pada rapat kemudian setelah pengurus harian disahkan yang ditandai keluarnya SK kepala sekolah. Ketua komite sekolah MI Mifthaul Anwar, Bapak H, Idup Abdullah S.Pd menceritakan secara singkat mekanisme pembentukan ketua dan pengurus komite sekolah MI Mifthaul Anwar Tapos Depok sebagai berikut : “…sesuai prosedur pemilihan ketua dan pengurus yang pertama adalah membentuk panitia tapi tidak secara keeluruhan, hal ini dikarnakan efisiensi waktu dan sumber daya. Jadi panitia diwakili dewan guru dan pihak sekolah. Kemudian pembentukan komite sekolah dihadiri oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah dari berbagai bidang, beberapa orang guru, dan orang tua siswa. Kemudian dari beberapa calon memaparkan visi dan misi serta program kerja jika terpilih menjadi ketua atau pengurus, setelah itu orang tua disuruh memilih siapa yang layak menjadi ketua. Pada waktu itu jumlah pemilih kurang lebih 50 orang tua siswa dan hanya wali kelas saja. Pemilihannya dilakukan secara voting, setelah itu panitia menghitung suara secara terbuka dan disaksikan oleh seluruh orang tua pemilih. Kemudian langsung ditetapkan siapa yang menjadi ketua komite sekolah, menjadi sekertaris dan seterusnya. Setelah mendapatkan ketua komite sekolah terpilih, kemudian kepala sekolah mengeluarkan surat keputusan untuk ketua kom ite yang baru…” 4 Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa perinsip yang harus dipegang dalam proses pembentukan komite sekolah yang sesuai dengan prosedur yang berlaku belum dilakukan dengan baik. Pemilihan ketua komite memang sudah dilakukan secara transparan dan demokratis, 3 Sri Renata Pantjastuti, Op. Cit, h. 86 4 Wawancara dengan ketua komite sekolah MI Miftahul Anwar pada tanggal 19 Juli 2013 60 tetapi penyusunan kriteria dan identifikasi calon anggota belum berdasarkan usulan dari masyarakat, karna hanya berdasarkan penunjukan kepala sekolah langsung. Dengan demikian pemilihan criteria calon tidak memenuhi syarat pemilihan ketua komite sesuai dengan 7 tujuh langkah pokok pembentukan komite sekolah. Mekanisme yang dilakukan dalam pembentukan komite sekolah di MI Miftahul Anwar Tapos Depok dapat dikategorikan sebagai kebijakan yang bersumber dari atas pimpinan yang harus dilakukan bawahan.

2. Keanggotaan Komite Sekolah MI Miftahul Anwar

Dalam Buku Pedoman Umum Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dijelaskan bahwa kepengurusan dan keanggotaan komite sekolah berasal dari elemen masyarakat sebagai berikut : a. Perwakilan orang tua wali peserta didik b. Tokoh masyarakat c. Anggota masyarakat yang memilki perhatian terhadap pendidikan d. Pejabat pemerintah setempat e. Dunia usaha dan industry DUDI f. Pakar pendidikan yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan g. Organisasi profesi tenaga kependidikan h. Perwakilan siswa atau i. Perwakilan alumni. 5 Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa pengurus komite sekolah MI Miftahul Anwar priode 2004-2008 berjumlah 11 orang. Padahal sekurang-kurangnya jumlah anggota komite sekolah adalah 9 Sembilan. Kenyataannya jumlah anggota komite di MI Miftahul Anwar Tapos Depok hanya berjumlah 6 orang. Hal ini sangat mempengaruhi terhadap unsur-unsur yang diperlukan dalam syarat anggota komite sekolah. Unsur yang mewakili keanggotaan komite sekolah MI Miftahul Anwar Tapos Depok baru mewakili unsur guru dan orang tua siswa. Sebenarnya yang harus diperhatikan dalam keanggotaan komite sekolah 5 Nanang Fattah, Op. Cit, h. 158-159