Non Porbability Sampling Analisis Persepsi Nasabah Terhadap Kualitas Pelayanan Pada PT. BPD Aceh Cabang Sumatera Utara

pada tahap pengambilan sampel berikutnya. Namun pada dasarnya, pada tahap pertama populasi dibagi atau dikelompokkan menjadi beberapa bagian, danpada tahap kedua serta tahap-tahap selajutnya sampeldiambil dari bagian-bagian tersebut.

b. Non Porbability Sampling

Non porbability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak semua unsur atau orang anggota populasi memiliki kesempatan yang sama dimasukkan kedalam sampel. Pemilihan unit sampling pada metode tak acak ini didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subyektif dan tidak pada pengguanaan teori probabilitas. Non porbability sampling dikembangkan untuk menjawab kesulitan yang ditimbulkan dalam menerapkan metode acak, terutama dalam kaitanya dengan pengurangan biaya dan permasalahan yang timbul dalam membuat kerangka sampel. Beberapa jenis probability non sampling yang sering dijumpai adalah sebagai berikut:

1. Sampling Kemudahan Convenience Sampling

Pada pengambilan sampel dengan cara ini, sampel diambil berdasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkanya. Dengan kata lain sampel diambil atau terpilih karena sampel tersebut ada pada tempat dan waktu yang tepat. Pengambilan sampel dengan cara ini nyaris tidak dapat diandalkan, tetapi biasanya paling murah dan cepat dilakukan karena peneliti ini memiliki kebebasan untukmemilih siapa saja yang mereka temui. Sampling kemudahan ini sangat tepat digunakan untuk Universitas Sumatera Utara penelitian dengan kelompok yang terfokus, pengujian awal kuesioner, dan peneliti eksploratif untuk menimbulkan atau mencari ide-ide maupun pengujian awal suatu hipotesis.

2. Sampling Pertimbangan Judgement Sampling

Dengan teknik ini, sampel diambil berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Dalam perumusan kriterianya, subyektifitas dan pengalaman dari peneliti sangat berperan. Teknik ini dapat diterapkan dan pada umumnya lebih cocok dipakai pada tahap awal suatu studi eksploratif. Dalam hal ini, sampel yang diambil dari anggota populasi dipilih sesuka hati peneliti menurut pertimbangan dan intuisinya. Bila dalam hal ini subyektifitas dan intuisi dari peneliti itu benar, maka sampel yang dipilih oleh peneliti tersebut akan dapat mencerminkan karakteristik populasi.

3. Quota Sampling

Untuk teknik ini biasanya digunaka data dari populasi yang berkaitan dengan demografi kependudukan seperti lokasi geografis, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain. Pada dasarnya quota sampling ini sama dengan judgement sampling. Quota sampling dapat dikatakan sebagai judgement sampling dua tahap. Tahap pertama adalah tahap dimana peneliti merumuskan quota dari populasi yang akan ditelitinya, seperti jenis kelamin, usia, ras yang terdefinisikan dengan baik sebagai basis keputusan pemilihan sampel. Tahap kedua adalah penentuan bagaimana sampel akan diambil, dapat secara covienience atau judgement tergantung pada situasi Universitas Sumatera Utara dan kondisi pada saat akan dilakukan penelitian dan apayang akan diteliti serta kemampua n diri peneliti sendiri. Perbedaan antar judgement samplin dan quota sampling terletak pada adanya suatu batasan pada quota sampling sampel yang diambil harus sejumlah tertentu yang dijatah dari setiap sub group yang telah ditentukan dari suatu populasi. Ukuran sampel pada quota sampling biasanya cukup besar dengan harapan agar karateristik sampel sedapat mungkin mendekati karakteristik populasinya.

4. Snowball Sampling

Teknik sampling ini sangat tepat digunakan bila populasinya sangat spesifik. Cara pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan secara berantai, mulai dariukuran sampel yang kecil, mangkin lama menjadi semangkin besar seperti halnya bola salju yang menggelinding. Dalam pelaksanaanya, pertama-tama dilakukan wawancara terhadap suatu kelompokseseorang responden yang relevan, dan untuk selanjutnya yang bersangkutan diminta untuk menunjukkan calon responden yang berikutnya yang memiliki spesifikasi yang sama. Tindakan ini ditempuh karena biasanya responden yang merupakan anggota populasi yang spesifik tersebut saling mengenal satu sama lain. Universitas Sumatera Utara

3.9. Menentukan Ukuran Sampel