Interaksi Sosial Karakteristik Anak Autistik
                                                                                19
Richards,  2009: 370 menyebutkan bahwa diagnosis retardasi mental merupakan refleksi nyata dari kekurangan dalam perilaku yang menyulitkan untuk melakukan
tes intelektual yang standar. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Provost,  Lopez,  dan  Heimerl  2007:  327
menemukan  bahwa  ada  beberapa  tingkatan  kelainan  fungsi  motorik  pada  semua anak-anak  dengan  autistik,  dengan  keterlambatan  dalam  motorik  kasar,  motorik
halus  atau  keduanya.  Hilton  ,dkk  2014:  57  menyebutkan  bahwa  kekurangan dalam gerak telah dilaporkan dalam berbagai studi tentang anak autistik.
Berdasarkan  pendapat  tersebut  diketahui  bahwa  anak  autistik  memiliki kemampuan  intelektual  berkisar  antara  normal  sampai  dengan  retardasi  mental.
Diagnosis yang menyatakan anak mengalami retardasi mental dapat terjadi karena keterbatasan  alat  tes  intelektual.  Hambatan  yang  kompleks  pada  anak  autistik
menyulikan keterlaksanaan tes intelektual menggunakan tes standar. Anak autistik mengalami  kekurangan  dalam  gerak  dengan  beberapa  tingkatan  kelainan  fungsi
motorik.  Beberapa  hanya  mengalami  kelainan  fungsi  motorik  kasar,  ada  yang hanya mengalami kelainan fungsi motorik halus dan bahkan mengalami kelainan
fungsi pada motorik kasar dan halus. Berdasarkan  kajian  teori  mengenai  karakteristik  anak  autistik  pada  area
komunikasi,  interaksi  sosial,  perilaku,  kognitif  dan  motorik  dapat  ditarik kesimpulan.  Perilaku  yang  muncul  pada  anak  autistik  dapat  juga  sebagai  bentuk
komunikasi. Beberapa anak autistik mengalami keterlambatan bicara, sering diam dan adapula yang dapat berbicara terus-menerus tetapi tidak untuk berkomunikasi.
20
Kesulitan dalam memahami pembicaraan, menyampaikan pesan dari pembicaraan kepada orang lain.
Secara keseluruhan, anak autistik kesulitan dalam membangun kontak sosial seperti  melakukan  kontak  mata,  menempatkan  emosi,  mengekspresikan  emosi
melalui mimik wajah  dan kurang  mampu merespon kontak sosial.  Anak autistik juga kurang mampu berbagi ketertarikan dengan orang lain seperti berbagi mainan
dan ikut dalam permainan kelompok. Kemampuan  intelektual  yang  dimiliki  anak  autistik  berkisar  antara  normal
sampai  dengan  retardasi  mental.  Apabila  ada  diagnosis  yang  menyatakan  anak mengalami  retardasi  mental,  hal  tersebut  karena  keterbatasan  alat  tes  intelektual.
Beberapa  anak  juga  mengalami  gangguan  dalam  kemampuan  motorik  halus maupun kasar.
Karakteristik kekhususan pada anak autistik tentu akan menghambat proses perkembangan seperti anak normal. Hal tersebut tidak akan menimbulkan dampak
yang  lebih  parah  dimasa  mendatang  apabila  anak  mendapat  penanganan  yang tepat.  Tiga  area  tersebut  dapat  dikembangan  kearah  yang  lebih  baik,  meskipun
tidak  sempurna.  Kemampuan  motorik  yang  dimiliki  anak  juga  masih  dapat dikembangkan.  Kemampuan  intelektual  anak  tidak  akan  berubah,  sehingga
pengembangan  akademik  disesuaikan  dengan  kemampuan  intelektual  masing- masing  anak  autistik.  Aspek  yang  dapat  dan  perlu  dikembangkan  adalah
kemampuan  komunikasi,  interaksi  sosial,  motorik  dan  perilaku  agar  nantinya dapat  diterima  oleh  masyarakat  dan  menyesuaikan  diri  dengan  lingkungan.  Satu
21
hal  yang  pasti  perlu  diwujudkan  adalah  menyiapkan  anak  autistik  menuju  masa dewasa dan mampu bekerja.