Pengertian Anak Autistik Tinjauan Anak Autistik

15 berkomunikasi. Beberapa anak autistik sudah mampu menggunakan bicara untuk berkomunikasi mengalami kesulitan dalam menyampaikan pesan karena pola kalimat tidak teratur dengan nada mirip dengan nada yang telah dilatihkan. Penyimpangan perkembangan bicara lainnya ditandai dengan penyimpangan penggunaan bahasa verbal atau fungsi bicara. Anak autistik yang tidak mengalami keterlambatan bicara tidak menggunakan kemampuannya untuk berkomunikasi. Kata atau kalimat diucapkan berulang-ulang dan merupakan hal yang disukai. Sebagai contoh anak autistik senang dengan salah satu iklan yang ditayangkan di televisi, maka iklan itu akan diucapkan terus-menerus. Apabila orang lain mencoba mengajak berkomunikasi, anak akan terus mengucapkan iklan tersebut. Nada bicara yang dihasilkan terdengar monoton. Beberapa anak berbicara dengan nada yang rendah dan lirih. Anak autistik lain mungkin berbicara dengan nada tinggi dan keras. Dengan demikian, hambatan dalam aspek komunikasi yang dialami anak autistik lebih kompleks pada penggunaan bahasa ekspresif, meskipun beberapa anak juga mengalami hambatan dalam bahasa reseptif seperti memahami pembicaraan orang lain. Meskipun demikian, hambatan tersebut dapat diperbaiki dan anak dilatih untuk mampu melakukan komunikasi

b. Interaksi Sosial

Interaksi sosial berarti melakukan kontak atau hubungan dengan orang lain. Secara sederhana, bentuk interaksi sosial adalah menoleh atau menjawab ketika dipanggil atau melakukan kontak mata dengan lawan bicara. Hambatan interaksi sosial yang dialami anak autistik ditunjukkan dengan kesulitan dalam 16 menciptakan dan mempertahankan kontak mata, kekurangan dalam tanggung jawab sosial misalnya tertawa atau tersenyum ketika tidak ada hal yang lucu, menunjukkan raut wajah yang kaku, kurang mampu berbagi ketertarikan, dan acuh terhadap panggilan Block, 2006: 9; Hallahan, Kaufman, dan Pulen, 2009: 433; Taylor, Smiley, dan Richards, 2009:367. Berdasarkan pemaparan ahli di atas dapat dianalisis bahwa hambatan dalam melakukan kontak mata ditandai dengan anak sulit menciptakan dan atau mempertahankan kontak mata. Anak autistik yang sulit menciptakan kontak mata ditunjukkan dengan menolak melakukan kontak mata dengan lawan bicara. Pandangan akan mengarah keseluruh arah bukan pada lawan bicara. Menciptakan kontak mata menjadi materi penting bagi anak autistik. Anak autistik perlu dilatih terus-menerus untuk mampu menciptakan kontak mata. Apabila anak mulai dapat melakukan kontak mata, latihan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas kontak mata. Maksud dari kualitas kontak mata adalah lama waktu yang dapat anak capai dalam mempertahankan kontak mata. Hal ini dikarenakan, anak autistik yang sudah mampu melakukan kontak mata mengalami kesulitan dalam mempertahankan kontak mata. Mereka dapat dan mau melakukan kontak mata hanya dalam hitungan detik. Anak autistik kurang mampu mengekspresikan emosi sesuai dengan lingkungan. Beberapa anak autistik akan tertawa terbahak-bahak atau sekedar tersenyum meskipun tidak ada hal yang lucu. Terkadang mereka melakukan hal tersebut di saat orang lain sedang menangis. Begitu pula sebaliknya, anak akan menangis sampai menjerit tanpa alasan dan berada di lingkungan yang penuh suka 17 ria. Anak autistik juga kesulitan dalam menunjukkan ekspresi melalui mimik wajah. Raut wajah atau mimik wajah yang kaku. Ketika anak diminta untuk tersenyum, senyum yang dihasilkan terlihat kaku. Anak autistik terlihat memiliki dunianya sendiri karena anak kurang mampu berbagi ketertarikan. Mereka kurang mampu untuk melakukan kegiatan bersama seperti bermain bersama. Bentuk dari kurang mampu berbagi ketertarikan dapat ditunjukan dengan anak kurang mampu berbagi mainan ketika bermain bersama. Ketika mereka sedang bermain sendiri kemudian orang lain mendekati dan mencoba bermian bersama, mereka akan lebih memilih untuk pergi dan membiarkan orang lain bermain dengan mainannya. Anak yang mengamai gangguan autistik akan menujukkan sikap acuh terhadap panggilan atau tidak menoleh ketika dipanggil.

c. Perilaku

Karakteristik perilaku anak autistik yang utama adalah perilaku berulang dan menetap, terpaku pada rutinitas, asyik dan tertarik dengan objek, aktivitas atau fakta tertentu, memiliki fungsi sensori dan gerak yang tidak normal Taylor, Smiley, dan Richards, 2009: 368. Perilaku yang berhubungan dengan autistik yaitu perilaku yang menetap, ritual, dorongan, obsesi, ekolalia, dan melukai diri Lewis dan Bodfish, 1998: 80. Willis 2009: 3 menyebutkan beberapa perilaku stereotip yang paling umum terlihat pada anak-anak dengan autism yaitu handflaping mengepak satu atau kedua tangan, menarik atau menekan telinga, bergoyang-goyang atau dari sisi ke sisi, mengendus udara, atau mengisap bibir atas.