Kelayakan keterampilan bagi anak autistik

52 dikondisikan belajar keterampilan seperti bekerja karena dalam satu kelas keterampilan terdiri dari beberapa anak yang memiliki jenjang yang berbeda. Pada kelas tekstil terdiri dari 4 siswa dari jenjang SMPLB dan 3 siswa dari jenjang SMALB. Pembelajaran sudah ke arah vokasional untuk kemandirian. Uraian tersebut menjawab pertanyaan penelitian nomor 2 lihat tabel 5, halaman 52. Tabel 5. Display Data Kelayakan Keterampilan bagi Anak Autistik No Pertanyaan Penelitian Data Sumber 2 Bagaimana kelayakan keterampilan bagi anak autistik? Kepala Sekolah melakukan evaluasi dalam mengimplementasikan pembelajaran keterampilan bagi peserta didik. Wawancara Sasaran evaluasi yaitu proses pemberian keterampilan dan lulusan. Wawancara Kompetensi keterampilan diberikan sesuai dengan kemampuan peserta didik dan bekerjasama dengan orangtua serta dunia usaha dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan. Perubahan alokasi waktu sistem pembelajaran keterampilan. Wawancara Output dan outcame tidak sinkron. Sekolah, orangtua, dan dunia usaha memiliki peran masing-masing dalam pelaksanaan pembelajaran Dokumentasi Pembelajaran keterampilan dengan sistem kelas rombel dan mengarah untuk menyiapkan anak masuk dunia kerja. Dokumentasi

c. Pengkajian potensi anak autistik yang telah dilakukan terkait proses

pemilihan keterampilan Sesuai dengan kebijakan pelaksanaan pembelajaran keterampilan yang telah diterapkan pada tahun 2010 sampai. Maka, diperlukan suatu proses untuk memilihkan anak pada satu keterampilan. Pemilihan menggunakan data mengenai anak yang diperoleh melalui hasil asesmen oleh psikolog dan data dari orangtua. Data mengenai anak secara detail diperoleh dari orangtua. 53 Siswa autistik pada kelas tekstil merupakan siswa pindahan yang baru mengikuti proses pendidikan di SLB Negeri Pembina pada tahun ajaran 20122013 pada kelas SMPLB. Sehingga proses pemilihan keterampilan bagi anak autistik yang telah dilakukan memiliki perbedaan dengan anak yang lain. Perbedaan terletak pada pihak yang ikut dalam proses pemilihan keterampilan. Pihak yang terlibat dalam proses pemilihan pada anak autistik adalah orangtua dan guru kelas keterampilan yang akan mengampu, sedangkan pada anak berkebutuhan khusus yang lainnya adalah orangtua, guru SDLB yang sebelumnya menangani anak tersebut, dan guru kelas keterampilan yang akan mengampu. Hal tersebut pernyataan wakil kepala sekolah urusan sentra PK-LK, “Ya kalau, anak di sini kelas 1 SMP masuk kelas keterampilan, ya pertama sebelum anak dimasukkan ke jurusan diadakan case conference antara guru sebelumnya, orangtua sama guru keterampilan. Jadi guru yang memegang sebelumnya sudah mengetahui karakteristik anak, atau keinginan orangtua, jadi dari 3 itu yang akhirnya menempatkan anak pada bidang keterampilan..................” Pelaksanaan pemilihan keterampilan bagi anak autistik di awali dengan pemberian penjelasan kepada orangtua oleh kepala sekolah dan koordinator bengkel atau kelas keterampilan. Selanjutnya orangtua melengkapi data anak dengan mengisi formulir biodata pribadi siswa pada lampiran 13 dan data pribadi siswa yang terdapat pada lampiran 14. Dokumen pendukung seperti hasil pemeriksaan psikologis pada lampiran 15 dan piagam pendidikan komputer pada lampiran 16. Orangtua memilih keterampilan TIK teknologi informasi dan komunikasi, tataboga dan origami dengan bukti terlampir pada lampiran 13. Alasan yang mendasari pemilihan keterampilan TIK karena anak mengikuti keterampilan TIK 54 pada masa sekolah dasar dengan bukti terlampir pada lampiran 16. Uraian tersebut menjawab pertanyaan penelitian nomor 3 lihat tabel 6, halaman 54. Tabel 6. Display Data Pengkajian Potensi Anak Autistik yang Telah Dilakukan No Pertanyaan Penelitian Data Sumber 3 Bagaimana pengkajian potensi anak autistik yang telah dilakukan terkait proses pemilihan keterampilan? Mengumpulkan data hasil asesmen oleh psikolog dan data dari orangtua wawancara Orangtua melengkapi data anak dengan mengisi formulir dan memilih keterampilan TI, boga dan origami. Wawancara Informasi mengenai potensi anak diperoleh melalui angket dengan mengisi formulir dan pengkajian dokumen seperti hasil pemeriksaan psikologis dan piagam pendidikan. Dokumentasi

d. Pengkajian kesesuaian potensi anak dengan ketersediaan keterampilan

yang telah dilakukan Anak selanjutnya diobservasi setelah semua data yang dibutuhkan mengenai anak terkumpul. Kegiatan observasi dilakukan selama 3 bulan sejak anak masuk tahun ajaran baru 20122013. Tujuan pelaksanaan observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian antara kemampuan anak dengan ketrampilan yang akan diberikan. Melalui kegiatan observasi diharapkan nantinya kemampuan yang dimiliki anak dapat berkembang. Pelaksanaan observasi adalah dengan memasukkan anak dalam beberapa kelas keterampilan untuk mengikuti pembelajaran di kelas tersebut. Anak autistik pertama kali diikutkan dalam pembelajaran keterampilan tekstil. Anak diberikan kegiatan dasar dalam keterampilan tekstil yaitu membuat garis, menggambar, dan menjahit menggunakan tangan dengan cara menjelujur. Anak juga diikutkan dalam pembelajran keterampilan TIK, anak menolak ketika masuk ruang kelas 55 tersebut dengan menarik tangan guru. Selanjutnya anak diikutkan pada kelas keterampilan keramik. Pada kelas tersebut anak diminta untuk menekan tanah liat pada cetakan tetapi tekanan yang diberikan anak kurang kuat, sehingga tanah liat kurang menempel pada cetakan. Perkembangan kemampuan keterampilan yang dimiliki anak selama pelaksanaan kegiatan observasi tidak dicatat oleh guru, sehingga orangtua tidak mendapat laporan perkembangan secara tertulis. Uraian tersebut menjawab pertanyaan penelitian nomor 4 lihat tabel 7, halaman 55. Tabel 7. Display Data Pengkajian Kesesuaian Potensi Anak dengan Ketersediaan Keterampilan yang Telah Dilakukan No Pertanyaan Penelitian Data Sumber 4 Bagaimana pengkajian kesesuaian potensi anak dengan ketersediaan keterampilan yang telah dilakukan? Observasi selama 3 bulan pada keterampilan tekstil, TI dan keramik Wawancara Orangtua aktif bertanya dan berdiskusi dengan guru mengenai perkembangan anak selama observasi Wawancara

e. Penentuan pilihan keterampilan bagi anak autistik yang telah

dilakukan Penentuan keputusan pilihan keterampilan berdasarkan diskusi antara orangtua dan guru. Orangtua selalu memperhatikan dan bertanya kepada guru mengenai perkembangan anak selama observasi berlangsung. Keterampilan tekstil dipilih atas dasar bahwa orangtua melihat anak nyaman mengikuti kegiatan selama proses observasi di kelas tekstil. Keterampilan di tekstil lebih dapat tepat diberikan sebagai bekal kemandirian anak daripada keterampilan di TI. Berikut pernyataan orangtua, “............. Dan saya mikir juga kalau komputer ke depannya itu kan anak- anak ini kan lebih butuh keterampilan. Kalau komputer nanti keterampilan kedepannya untuk dia kerjanyakan lebih sulit di banding dengan tesktil.” 56 Selain itu anak sudah memiliki bekal dasar untuk mengikuti pembelajaran pada keterampilan tekstil, anak kemampuan motorik kasar dan halus yang baik. Uraian tersebut menjawab pertanyaan penelitian nomor 5 lihat tabel 8, halaman 56. Tabel 8. Display Data Penentuan Pilihan Keterampilan bagi Anak Autistik yang Telah Dilakukan No Pertanyaan Penelitian Data Sumber 5 Bagaimana penentuan pilihan keterampilan bagi anak autistik yang telah dilakukan? Guru memberikan laporan observasi secara lisan kepada orangtua dan menyerahkan semua keputusan mengenai pilihan keterampilan kepada orangtua Wawancara ND masuk kelas keterampilan tekstil berdasarkan hasil pengamatan orangtua selama ND diobservasi dan ND memilliki kemampuan motorik halus dan kasar sebagai kemampuan dasar untuk mengikuti kelas keterampilan. Wawancara

4. Sikap Anak Autistik Selama Mengikuti Kegiatan pada Keterampilan

Tekstil Kompetensi keterampilan tekstil bagi ND adalah batik ikat. Hal tersebut dengan pertimbangan daya konsentrasi anak yang mudah berallih sehingga akan membahayakan diri ND ketika membatik menggunakan malam. Orangtua tidak ikut terlibat dalam proses pembelajaran di kelas tekstil, sehingga orangtua tidak mengetahui pekerjaan yang dilakukan anak. Hal tersebut tentu mempengaruhi kematangan kompetensi yang dimiliki anak. Selama mengikuti kegiatan anak mau mengerjakan tugas yang diberikan dengan dua kemungkinan yang dipengaruhi oleh karakteristik anak yaitu mudah tantrum ketika sedang merasa tidak enak hati dan faktor lingkungan. Pertama