48
Tabel 4. Display Data Pilihan Keterampilan yang Disediakan No Pertanyaan Penelitian
Data Sumber
1 Bagaimana
ketersediaan pilihan
keterampilan di SLB Pembina?
Keterampilan yang tersedia merupakan droping
dari Jakarta
dalam rangka
penunjukkan SLB N Pembina sebagai sekolah sentra PK-LK dengan tujuan
memberikan bekal keterampilan bagi peserta didik sehingga dapat hidup mandiri
Wawancara
Dengan surat
nomor 425068.1PLB.D.IV14
Dokumentasi
b. Kelayakan keterampilan bagi anak autistik
Studi kelayakan dilakukan secara nasional. Sembilan keterampilan yang ada dapat dikatakan sebagai induk. Pihak sekolah melakukan evaluasi dalam usaha
mengimplementasikan pembelajaran keterampilan kepada peserta didik. Evaluasi dilakukan dengan mengadakan studi keluar yaitu ke dunia usaha dalam
mengimplementasikan pembelajaran keterampilan kepada anak. kepala sekolah memberikan contoh sebagai berikut,
“.............yang ada sekarang itu sebagai induk-induknya saja. Untuk anaknya kami studi keluar. Contoh otomotif, otomotif dulu isinya bongkar-bongkar
mesin. Kami evaluasi untuk anak tunagrahita ringan boleh. Untuk anak tunagrahita sedang kami ambil spesifikasi buka cuci, itu sederhana, jika
dilatih terus menerus itu bisa dan hasilnya sudah terbukti di depan. Sebenarnya untuk pembelajaran, kami tidak berkahir di sana tapi di tempat-
tempat usaha.”
SLB Pembina memberikan keterampilan kepada anak berdasarkan kemampuan anak dan selama anak mengikuti kegiatan pada keterampilan yang
dipilih selalu dilakukan evaluasi mengenai ketepatan kompetensi bagi anak. Kompetensi keahlian yang ada pada masing-masing keterampilan disesuaikan
dengan kemampuan anak yang mengikuti keterampilan tersebut. Hal tersebut berdasarkan pernyataan wakil kepala sekolah urusan sentra PK-LK,
49
“Ya dalam pembelajaran di SLB Pembina, tidak lagi membicarakan sentra. Di SLB Pembina itu sesuai perkembangannya disesuaikan kondisi anak
didik.....................”
Selain itu, SLB Pembina juga melakukan evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan program pendidikan di SLB Pembina termasuk pelaksanaan
pembelajaran pada sembilan keterampilan yang ada. Sasaran evaluasi tersebut adalah para lulusan. Permasalahan mengenai kebermaknaan pendidikan bagi anak
setelah lulus dan kembali ke lingkungan masyarakat dan keluarga. Berdasarkan hasil pengkajian dokumen pegembangan SLB Pembina sebagai sekolah model
yang terdapat dalam lampiran 11 permasalahan lulusan adalah output dan outcame setelah lulus SMALB tidak sinkron yang artinya para lulusan masih belum
mampu mandiri di lingkungan masyarakat. Kepala sekolah memberikan pernyataan,
“............... Ini, dulu cuma sampai lulus sekolah saja, dulu bangga telah meluluskan. Itu hal yang mudah 6 tahun sd, 3 tahun smp, 3 tahun sma lulus
selesai. Tapi kita melilhat kebermaknaan pendidikan selama ini ada nggak di masyarakat dan keluarga. Sehingga ini kita bawa dan kita buat, setelah
dua tahun ada pemantapan dunia kerja melalui magang, membentuk program kerja dan didampingi, tetep.”
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka kepala sekolah mengikutsertakan berbagai pihak dalam membuat perencanaan dan pelaksanaan program
pembelajaran keterampilan. Pihak-pihak tersebut adalah sekolah, orangtua dan lingkungan masyarakat DUDI. Sekolah menfasilitasi keinginan dari orangtua
dan masukan dari dudi. Orangtua memberikan masukan mengenai lingkungan sekitar anak yang memiliki prospek bagi kemandirian anak. Dudi memberikan
masukan mengenai perkembangan dunia industri saat ini yang bisa diimplementasikan dalam proses pembelajaran keterampilan bagi anak.