5
ekspresif. Anak tidak mampu mengutarakan keinginan secara langsung. Anak tidak meminta ijin keluar kelas untuk mengambil gunting dan ketika teman yang
lain anak tunagrahita bertanya, anak hanya diam. Kondisi tersebut tentu akan sedikit menyulitkan guru untuk mendapat informasi mengenai minat secara
langsung dalam proses pemilihan keterampilan karena anak tidak mampu memilih keterampilan secara langsung. Hal tersebut sangat berbeda dengan keadaan anak
tunagrahita pada kelas yang sama. Anak tunagrahita pada kelas tersebut sangat antusias bercerita kepada observer mengenai karya batik yang dibuat.
Pemilihan keterampilan yang telah dilakukan oleh SLB Pembina bagi anak autistik perlu menjadi perhatian khusus karena telah dilakukan lebih awal dan
merupakan salah satu wujud nyata mempersiapkan anak autistik yang berhubungan dengan karir di masa dewasa. Selain itu, menurut
Lindstrom, dkk 2007: 5
salah satu usaha mendukung perkembangan karir yaitu memberikan pengalaman untuk mengeksplorasi karir dengan menjelajahi berbagai pilihan karir
dan secara bersamaan mengidentifikasi ketertarikan, kemampuan dan potensi yang perlu mendapat akomodasi. Hal tersebut dilakukan karena perkembangan
karir anak berkebutuhan khusus menjadi kunci sukses program transisi. Anak autistik memiliki karakteristik yang berbeda dalam aspek komunikasi
dengan anak tunagrahita, sehingga perlu ada modifikasi dalam proses menentukan pilihan keterampilan bagi anak autistik. Guru tentu akan memiliki peran yang
lebih mendominasi dalam proses pengkajian kondisi anak. Guru lebih aktif dalam mencari informasi mengenai minat anak. Lebih teliti memperhatikan
kecenderungan minat yang dimiliki anak.
6
Penelitian ini mengungkap proses pemilihan keterampilan yang telah dilakukan bagi anak autistik dengan harapan dapat menemukan langkah yang
sistematis dalam menentukan pilihan keterampilan bagi anak autistik. Melalui penelitian ini diharapkan pihak-pihak yang akan melaksanakan kebijakan program
yang serupa memperoleh gambaran mengenai proses menentukan pilihan keterampilan bagi anak autistik.
Fokus dalam penelitian ini adalah proses pemilihan keterampilan bagi anak autistik yang telah dilakukan oleh tim sekolah dan sikap anak autistik selama
mengikuti kegiatan. Permasalahan penelitian diungkap menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan deskripsi latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu:
1. SLB Pembina telah melakukan proses pemilihan keterampilan bagi
anak autistik lebih awal. 2.
Anak autistik dan anak tunagrahita memiliki karakteristik yang berbeda. 3.
Pilihan keterampilan bagi anak di SLB Pembina masih dapat berubah.
C. Batasan Masalah
Berbagai permasalahan yang ada telah teridentifikasi tidak semua diteliti. Penelitian dibatasi pada permasalahan SLB Pembina telah melakukan proses
pemilihan keterampilan bagi anak autistik lebih awal.
7
D. Rumusan Masalah
Masalah yang menjadi fokus dalam penelitian pilihan keterampilan bagi anak autistik dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pemilihan keterampilan bagi anak autistik yang telah
dilakukan oleh tim di SLB Pembina? 2.
Bagaimana sikap anak selama mengikuti kegiatan pada bidang keterampilan tekstil?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai pilihan keterampilan bagi anak autistik di SLB Pembina yang secara
khusus pada: 1.
Proses pemilihan keterampilan bagi anak autistik yang telah dilakukan oleh tim di SLB Pembina.
2. Sikap anak selama mengikuti kegiatan pada bidang keterampilan tekstil.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis bagi anak, guru dan pemangku kebijakan program pendidikan di sekolah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pilihan keterampilan bagi anak autistik dan menjadi masukan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Penelitian ini memberikan informasi bahwa pemilihan keterampilan bagi anak autistik menggunakan langkah-langkah yang
8
sistematis mulai dari persiapan pilihan keterampilan sampai dengan anak ditempatkan pada pilihan keterampilan yang sesuai.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan siswa mendapat pelayanan yang sesuai dalam proses pemilihan keterampilan. Sehingga, siswa mendapat pilihan
keterampilan yang sesuai dengan keadaaan siswa. b.
Bagi guru dan pemangku kebijakan program pendidikan di sekolah Hasil penelitian ini dapat menggambarkan mengenai proses pemilihan
keterampilan yang dimulai dari persiapan sampai dengan penempatan anak pada pilihan keterampilan. Gambaran tersebut dapat menjadi bahan refleksi bagi guru
dan pemangku kebijakan program keterampilan khususnya dalam pemilihan keterampilan bagi anak autistik.
G. Fokus Penelitian
Berdasarkan hasil perumusan masalah yang telah dilakukan, penelitian tentang pemilihan keterampilan bagi anak autistik di SLB Pembina difokuskan
pada: 1.
Proses pemilihan keterampilan bagi anak autistik yang telah dilakukan oleh tim di SLB N Pembina meliputi:
a. Pilihan keterampilan yang disediakan
b. Pengkajian potensi anak autistik yang telah dilakukan
c. Penentuan pilihan keterampilan bagi anak autistik yang telah dilakukan
9
2. Sikap anak selama mengikuti kegiatan pada satu bidang keterampilan
tekstil.
H. Batasan Istilah
Meminimalisir terjadinya kesimpangsiuran konsep dalam penelitian, maka istilah yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi, sebagai berikut:
1. Pemilihan keterampilan bagi anak autistik merupakan proses menentukan
pilihan keterampilan bagi anak autistik yang telah dilakukan sebelumnya oleh tim di SLB Pembina. Diawali dengan mengkaji potensi dan kondisi
anak autistik dengan menelusuri dan mencari informasi mengenai kemampuan anak autistik. Mengkaji kesesuaian antara potensi dan kondisi
anak autistik dengan kondisi keterampilan yang dipilih dan kemungkinan keterampilan yang lain. Dalam hal ini, anak telah ditempatkan pada
keterampilan tekstil. Penelitian ini berusaha untuk menelusuri proses pemilihan yang telah dilakukan dan melihat kesesuaian keterampilan yang
dipilih dengan sikap anak dalam mengikuti pembelajaran pada keterampilan tekstil. Sikap positif tersebut ditunjukan dengan mampu
bertanggungjawab atas pekerjaan yang diberikan dengan mengerjakan pekerjaan tersebut dan memberikan respon yang baik ketika anak diminta
untuk melakukan pekerjaan. Pelaksanaan pembelajaran pada keterampilan yang dipilih merupakan salah satu wujud dari miniatur dunia kerja.
2. Anak autistik yang dimaksudkan adalah anak autistik yang tercatat sebagai
siswa kelas II SMP di SLB Pembina Yogyakarta yang mengikuti pembelajaran keterampilan pada kelas tekstil, mengalami hambatan dalam
10
komunikasi verbal khususnya bahasa ekspresif, memiliki kemampuan motorik halus yang baik seperti menggunting, menulis, dan sedang
memasuki masa pubertas.