Pilihan keterampilan yang disediakan

51 kelas keterampilan. Anak mengikuti pembelajaran secara berpindah-pindah atau mobile sesuai jadwal, tetapi anak sudah fokus pada satu keterampilan. Meskipun demikian, model tersebut masih kurang efektif. Sejak diterapkan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 20072008, pelaksanaan pembelajaran akademik dan keterampilan mulai menggunakan sistem blok. Hal tesebut sesuai dengan diterbitkan sisdiknas untuk SLB khususnya tunagrahita yaitu pembelajaran jenjang SMP 60 keterampilan dan SMA 70 keterampilan. Pelaksanaan pembelajaran secara blok maksudnya adalah anak masuk kelas pembelajaran akademik pada satu hari secara penuh dari pagi sampai dengan siang. Pada hari berikutnya anak mengikuti pembelajaranketerampilan. Dengan demikian, pembelajaran akademik hanya dilakukan dalam satu hari dan hari selanjutnya anak mengikuti pembelajaran keterampilan. Tahun 2010 di susun model pembelajaran keterampilan dengan sistem kelas rombongan belajar. Pada lampiran 11 dapat dimaknai bahwa rombel belajar yang dimaksudkan adalah pada satu kelas keterampilan terdiri dari dua jenjang pendidikan yaitu SMPLB dan SMALB. Pada kelas tekstil terdiri dari 4 siswa dari jenjang SMPLB dan 3 siswa dari jenjang SMALB. Pembelajaran akademik fungsional dilakukan secara tematik dengan diintegrasikan pada masing-masing keterampilan. Sebagai contoh pembelajaran akademik di keterampilan tekstil dengan memanaskan lilin yang padat menjadi cair, hal tersebut termasuk dalam pembelajarn IPA yaitu perubahan wujud. Setiap unit ketrampilan dan unit produksi memiliki program. Melalui kelas rombel, anak dibiasakan dan 52 dikondisikan belajar keterampilan seperti bekerja karena dalam satu kelas keterampilan terdiri dari beberapa anak yang memiliki jenjang yang berbeda. Pada kelas tekstil terdiri dari 4 siswa dari jenjang SMPLB dan 3 siswa dari jenjang SMALB. Pembelajaran sudah ke arah vokasional untuk kemandirian. Uraian tersebut menjawab pertanyaan penelitian nomor 2 lihat tabel 5, halaman 52. Tabel 5. Display Data Kelayakan Keterampilan bagi Anak Autistik No Pertanyaan Penelitian Data Sumber 2 Bagaimana kelayakan keterampilan bagi anak autistik? Kepala Sekolah melakukan evaluasi dalam mengimplementasikan pembelajaran keterampilan bagi peserta didik. Wawancara Sasaran evaluasi yaitu proses pemberian keterampilan dan lulusan. Wawancara Kompetensi keterampilan diberikan sesuai dengan kemampuan peserta didik dan bekerjasama dengan orangtua serta dunia usaha dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan. Perubahan alokasi waktu sistem pembelajaran keterampilan. Wawancara Output dan outcame tidak sinkron. Sekolah, orangtua, dan dunia usaha memiliki peran masing-masing dalam pelaksanaan pembelajaran Dokumentasi Pembelajaran keterampilan dengan sistem kelas rombel dan mengarah untuk menyiapkan anak masuk dunia kerja. Dokumentasi

c. Pengkajian potensi anak autistik yang telah dilakukan terkait proses

pemilihan keterampilan Sesuai dengan kebijakan pelaksanaan pembelajaran keterampilan yang telah diterapkan pada tahun 2010 sampai. Maka, diperlukan suatu proses untuk memilihkan anak pada satu keterampilan. Pemilihan menggunakan data mengenai anak yang diperoleh melalui hasil asesmen oleh psikolog dan data dari orangtua. Data mengenai anak secara detail diperoleh dari orangtua.