Batasan Istilah STUDI KASUS PEMILIHAN KETERAMPILAN BAGI ANAK AUTISTIK DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

13 autism pada level satu ditandai dengan kemampuan berinteraksi sosial yang baik walaupun mengalami kendala dalam komunikasi sosial sehingga hanya membutuhkan sedikit bantuan untuk mengatasi hambatan yang dialami. Gangguan perilaku tidak mengganggu aktifitas sehari-hari dan terjadi pada satu hal. Pada level dua ditandai dengan kekurangan dan keterbatasan dalam berinteraksi serta memberikan respon secara sosial, sehingga membutuhkan bantuan dalam tingkatan sedang. Perilaku yang berulang dan ketertarikan pada beberapa hal. Gangguan spektrum autism pada level tiga ditandai dengan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sosial yang terbatas, sehingga sangat membutuhkan bantuan dalam melakukan interaksi. Gangguan perilaku yang muncul pada taraf parah atau semua gangguan perilaku dialami oleh anak.

2. Karakteristik Anak Autistik

Setiap anak autistik memiliki karakteristik yang hampir sama sebagai bentuk ciri khas dari gejala autistik atau dapat disebut juga dengan karakteristik kekhususan. Adapun karakteristik kekhususan terdapat pada area komunikasi, interaksi sosial dan komunikasi. Selain karakteristik kekhususan, beberapa literatur juga mengkaji mengenai karakteristik kognitif dan motorik anak autistik. Berikut merupakan deskripsi dari karakteristik anak autistik.

a. Komunikasi

Anak autistik mengalami kesulitan dan hambatan dalam komunikasi sosial. Kekurangan dalam aspek komunikasi menurut Taylor, Smiley, dan Richards 2009: 368 tebagi menjadi dua yaitu perkembangan bahasa yang menyimpang dan kekurangan dalam berkomunikasi yang bermakna kesulitan dalam 14 menyampaikan makna pembicaraan yang dimaksud. Beberapa anak autistik sama sekali tidak berbicara, mereka berkomunikasi secara nonverbal dengan menunjuk atau meraih tangan orang lain. Anak autistik yang mampu berbicara mengalami permasalahan dalam nada dan sulit memahami pembicaraan orang lain yang mengarah pada mereka Block, 2006: 9. Perkembangan komunikasi pada anak autistik mengalami penyimpangan diantaranya ada yang mampu berbicara dengan lancar tetapi bukan untuk berkomunikasi. Anak autistik yang mampu berbicara masih mengalami kekurangan dalam kualitas bicara yang dihasilkan. Anak berbicara dengan nada yang kaku. Beberapa anak autistik tidak berbicara sama sekali dan menggunakan bahasa nonverbal untuk berkomunikasi. Rapin 1997: 97 menyebutkan bahwa anak-anak lain dengan autistik yang terlambat berbicara akan dapat berkembang lebih cepat. Mereka akan dapat berbicara lancar, jelas, membentuk kalimat, tetapi pola kalimat berulang dan tidak dapat digunakan untuk berkomunikasi. Beberapa anak-anak berbicara terus- menerus dan memiliki nada tinggi pada beberapa bagian kalimat dan mungkin hanya membicarakan hal yang disukai. Anak mengalami penyimpangan perkembangan komunikasi salah satunya yaitu keterlambatan bicara. Anak autistik yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara ditunjukkan dengan anak tidak berbicara sama sekali dan menggunkan bahasa nonverbal seperti menunjuk untuk berkomunikasi. Apabila masalah tersebut langsung ditangani, beberapa anak menunjukkan perkembangan yang pesat. Anak menjadi mampu berbicara tetapi terkadang bukan untuk 15 berkomunikasi. Beberapa anak autistik sudah mampu menggunakan bicara untuk berkomunikasi mengalami kesulitan dalam menyampaikan pesan karena pola kalimat tidak teratur dengan nada mirip dengan nada yang telah dilatihkan. Penyimpangan perkembangan bicara lainnya ditandai dengan penyimpangan penggunaan bahasa verbal atau fungsi bicara. Anak autistik yang tidak mengalami keterlambatan bicara tidak menggunakan kemampuannya untuk berkomunikasi. Kata atau kalimat diucapkan berulang-ulang dan merupakan hal yang disukai. Sebagai contoh anak autistik senang dengan salah satu iklan yang ditayangkan di televisi, maka iklan itu akan diucapkan terus-menerus. Apabila orang lain mencoba mengajak berkomunikasi, anak akan terus mengucapkan iklan tersebut. Nada bicara yang dihasilkan terdengar monoton. Beberapa anak berbicara dengan nada yang rendah dan lirih. Anak autistik lain mungkin berbicara dengan nada tinggi dan keras. Dengan demikian, hambatan dalam aspek komunikasi yang dialami anak autistik lebih kompleks pada penggunaan bahasa ekspresif, meskipun beberapa anak juga mengalami hambatan dalam bahasa reseptif seperti memahami pembicaraan orang lain. Meskipun demikian, hambatan tersebut dapat diperbaiki dan anak dilatih untuk mampu melakukan komunikasi

b. Interaksi Sosial

Interaksi sosial berarti melakukan kontak atau hubungan dengan orang lain. Secara sederhana, bentuk interaksi sosial adalah menoleh atau menjawab ketika dipanggil atau melakukan kontak mata dengan lawan bicara. Hambatan interaksi sosial yang dialami anak autistik ditunjukkan dengan kesulitan dalam