31
untuk mencari dan mengkaji potensi siswa sesuai dengan kebutuhan dan  kondisi siswa Tohirin, 2007: 156; Winkel dan Sri Hastuti, 2004: 132.
Mengkaji potensi anak autistik dalam rangka pemilihan keterampilan dapat dilakukan  dengan  mengkaji  dokumen  mengenai  anak  seperti  hasil  asesmen  dari
psikolog  maupun  dokter  atau  pihak  lain  yang  ahli  dibidang  anak  berkebutuhan khusus. Orangtua dilibatkan dalam mengkaji potensi anak autistik karena orangtua
adalah  pihak  yang  lebih  mengetahui  keadaan  anak.  Keterlibatan  orangtua  dalam hal  ini  adalah  memberikan  arsip  dokumen  mengenai  anak.  Selain  itu,  orangtua
juga  perlu  mengisi  angket  yang  telah  disediakan  oleh  pihak  sekolah  untuk mengetahui potensi anak sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Mengkaji  kondisi  lingkungan,  mengkaji  kesesuaian  antara  potensi  dan kondisi siswa dengan lingkungan, dan mengkaji  kondisi dan prospek lingkungan
lain  yang  mungkin  ditempati  dapat  dikatakan  satu  kesatuan.  Sehingga,  dalam pelaksanaannya  dapat  dilakukan  secara  berkesinambungan.  Inti  dari  ketiga  hal
tersebut  lebih  menekankan  pada  proses  mengkaji  kesesuaian  antara  potensi  dan kondisi  anak  dengan  lingkungan  yang  akan  dan  mungkin  ditempati  Tohirin,
2007:  156.  Proses  ini  dapat  dilakukan  dengan  pelaksanaan  orientasi  yaitu memperkenalkan  lingkungan  sekolah  kepada  anak  dan  menjelaskan  cara  belajar
Winkel dan Sri Hastuti, 2004: 132-133. Pihak-pihak lain perlu dilibatkan dalam mengkaji  kesesuaian  antara  potensi  anak  dan  lingkungan  yang  akan  ditempati.
Menurut Tohirin 2007: 156 yang dapat dilakukan adalah dengan mewawancarai pihak-pihak terkait.
32
Proses  mengkaji  kesesuaian  antara  potensi  anak  autistik  dan  kondisi keterampilan yang akan ditempati. Proses ini dapat dilakukan dengan memberikan
kompetensi  dasar  dari  suatu  keterampilan.  Anak  dapat  diikutkan  dalam  proses pembelajaran  pada  beberapa  keterampilan,  sehingga  mengetahui  pelaksanaan
pembelajaran  dan  cara-cara  belajar  dalam  keterampilan  tersebut.  Orangtua  perlu dilibatkan dengan memberikan pertimbangan dalam menempatkan anak pada satu
keterampilan  melalui  kegiatan  diskusi.  Guru  sebagai  pembimbing  dapat melakukan wawancara dengan orangtua.
C. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana ketersediaan pilihan keterampilan di SLB Pembina? 2.
Bagaimana kelayakan keterampilan bagi anak autistik? 3.
Bagaimana  pengkajian  potensi  anak  autistik  yang  telah  dilakukan terkait proses pemilihan keterampilan?
4. Bagaimana  pengkajian  kesesuaian  potensi  anak  dengan  ketersediaan
keterampilan yang telah dilakukan? 5.
Bagaimana  penentuan  pilihan  keterampilan  bagi  anak  autistik  yang telah dilakukan?
6. Bagaimana tanggung jawab anak untuk menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan? 7.
Bagaimana respon anak terhadap perintah yang diberikan?
33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Peneltian  ini  diharapkan  dapat  menggali  informasi  secara  deskriptif mengenai  proses  pemilihan  keterampilan  dan  sikap  anak  autistik  selama
mengikuti  kegiatan  pada  keterampilan  yang  dipilih.  Pendekatan  penelitian  yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.
Pendekatan kualitatif  menekankan pada pengumpulan informasi mendalam dari  beberapa  individu  atau  dalam  lingkungan  terbatas  yang  berfokus  pada
perilaku  orang  dalam  konteks  alamiah  dan  dijelaskan  dengan  kata-kata  sendiri Cozby, 2009: 174; 2009: 107. Cozby 2009: 118 menyatakan bahwa penelitian
studi  kasus  memberikan  deskripsi  tentang  individu.  Individu  yang  dimaksud biasanya  adalah  orang,  tetapi  dapat  juga  berupa  tempat  kerja,  sekolah  atau
lingkungan  sekitar  Cozby,  2009:  115.    Studi  kasus  memberikan  deskripsi  yang mendalam pada satu unit. Unit dapat dimaknai sebagai individu, kelompok, kelas,
aturan, program, proses pada institusi atau komunitas Ary, Jacobs, dan Sorensen, 2010: 454.
Penelitian  mengenai  pemilihan  keterampilan  bagi  anak  autistik  merupakan jenis  penelitian  studi  kasus.  Unit  yang  dideskripsikan  secara  mendalam  adalah
proses  pemilihan  keterampilan  bagi  anak  autistik  di  SLB  Pembina.  Data  mentah yang diperoleh kemudian dideskripsikan dan dianalisis menggunakan kata-kata.
34
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian  dilaksanakan  di  SLB  Pembina  Yogyakarta  yang  beralamat  di Jalan  Imogiri  Timur  224,  Giwangan,  Umbulharjo,  Yogyakarta.  Pemilihan  SLB
Pembina  sebagai  tempat  penelitian  dengan  alasan  belum  banyak  penelitian mengenai anak autistik yang dilakukan di sekolah tersebut. Sekolah lebih banyak
melayani  anak-anak  tunagrahita  mulai  awal  pendirian  sekolah  sampai  dengan sekarang.  Saat  ini  terdapat  satu  anak  autistik  pada  kelas  keterampilan  bidang
tekstil. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2014 sampai dengan 10 Januari 2015.
C. Subjek Penelitian
Menurut  Suharmini  Arikunto  2010:  188  subjek  penelitian  adalah  subjek yang  dituju  untuk  diteliti  atau  menjadi  sasaran  peneliti.  Subjek  dalam  penelitian
adalah  wakil  kepala  sekolah  yang  bertanggung  jawab  atas  keterlaksanaan pembelajaran  keterampilan  pada  9  unit  keterampilan  yaitu  wakil  kepala  sekolah
urusan  sentra  PK-LK  dan  anak  autistik  yang  mengikuti  pembelajaran keterampilan  tekstil.  Informasi  mengenai  pemilihan  keterampilan  bagi  anak
autistik  di  SLB  Pembina  dapat  diperoleh  dari  berbagai  pihak  yang  terkait termasuk subjek penelitian.
Informan  kunci  dalam  penelitian  ini  adalah  subjek  penelitian  yaitu  kepala bagian  kelas  keterampilan.  Informan  lain  yang  berfungsi  sebagai  informan
pendukung  dalam  penelitian  ini  adalah  kepala  sekolah,  guru  kelas  keterampilan, orang tua dan anak.
35
D. Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan  pengumpulan  data  dari  informan  memerlukan  teknik  yang  tepat. M.  Djunaidi  dan  Fauzan  2012:  164  menyatakan  pengumpulan  data  dalam
penelitian  kualitatif  dilakukan  dengan  menggunakan  teknik  kondisi  yang  alami, sumber  data  primer,  dan  lebih  banyak  pada  teknik  observasi  berperan  serta,
wawancara  mendalam  dan  dokumentasi.  Penelitian  ini  menggunakan  teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara  merupakan  salah  satu  bentuk  teknik  pengumpulan  data  dari individu  yang  dilakukan  secara  lisan  dalam  pertemuan  tatap  muka  secara
individual Nana Syaodih, 2009: 216. Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan sumber data Mohamad Ali, 2013: 90. Wanwancara dalam penelitian ini digunakan untuk mencari informasi  yang
mendalam  mengenai  proses  pemilihan  keterampilan  bagi  anak  autistik  di  SLB Pembina.  Dengan  demikian,  wawancara  yang  dilakukan  merupakan  wawancara
secara  mendalam.  Menurut  Burhan  2004:  62  wawancara  mendalam  bersifat terbuka  yang  dilakukan  secara  berulang-ulang,  cek  dan  recek  dilakukan  secara
bergantian seperti dari hasil wawancara ke pengamatan atau dari informan satu ke yang lain.
Pelaksanaan wawancara secara mendalam dilakukan kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah urusan sentra PK-LK, guru kelas dan orangtua. Wawancara
kepada kepala sekolah dilakukan sebanyak 2 kali, wakil kepala sekolah sebanyak
36
2  kali,  guru  kelas  sebanyak  4  kali  dan  orangtua  sebanyak  2  kali.  Pertanyaan mengenai  ketersediaan  keterampilan  di  SLB  N  Pembina  diajukan  kepada  kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah urusan sentra PK-LK. Informasi  yang  lebih  mendalam  tentang  responden  dapat  diperoleh
menggunakan    wawancara  tidak  terstruktur  Sugiyono,  2012:  198.  Dengan demikian,  maka  pertanyaan  yang  diajukan  memiliki  jawaban  yang  ada  pada
informan  tersebut.  Alat  yang  digunakan  dalam  kegiatan  wawancara  adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi daftar pertanyaan atau soal yang
dicari  selama  berjalannya  wawancara  Patton,  2009:  188.  Pedoman  wawancara yang  dibuat  memudahkan  peneliti  dalam  menggali  informasi  mengenai  proses
pemilihan keterampilan terdapat pada lampiran 2.
2. Observasi
Observasi  diartikan  sebagai  pengamatan  dan  pencatatan  secara  sistematik terhadap  gejala  yang  tampak  pada  objek  penelitian  di  tempat  terjadinya  S.
Margono,  2009:158.  Merupakan  suatu  teknik  mengumpulkan  data  dengan  jalan mengadakan  pengamatan  terhadap  kegiatan  yang  sedang  berlangsung  Nana
Syaodih,  2009:  220.  Teknik  pengumpulan  data  dengan  cara  mengadakan pengamatan  terhadap  objek,  baik  secara  langsung  maupun  tidak  langsung
Mohamad Ali, 2013: 99. Pengamatan  dilakukan  secara  langsung  selama  anak  autistik  mengikuti
kegiatan  pada  keterampilan  bidang  tekstil  disebut  juga  dengan  observasi partisipan.  Lexy  J.  Moloeng  2009:  165  berpendapat  bahwa,  pengamatan
berperanserta artinya peneliti menjadi anggota kelompok subjek yang diteliti.