2. Business Non-Value-Added BNVA Business non-value-added merupakan aktivitas yang diperlukan pada suatu
bisnis untuk melaksanakan kegiataan value-added tetapi tidak menambahkan nilai riil dari sudut pandang pelanggan. Kegiatan business non-value-added
pada proses produksi formulir terdiri dari 2 kegiatan, yaitu proses inspeksi tahap I 3,88 menit, dan proses inspeksi tahap II 1,65 menit pada pada
proses pemotongan. Kegiatan inspeksi sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas produk formulir tetapi sebagian besar pelanggan kurang mengetahui
pentingnya kegiatan inspeksi. 3. Non-Value-Added NVA
Non-value-added merupakan pemborosan, yaitu kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah. Kegiatan non-value-added pada proses produksi
formulir terdiri terdiri atas 5 kegiatan proses pemindahan yaitu pemindahan plat cetak ke mesin cetak 5,71 menit, pemindahan hasil pencetakan ke
pemotongan 1,01 menit, pemindahan hasil potongan kertas ke mesin penomoran 1,11 menit, pemindahan ke bagian pengepakan 1,07 menit serta
satu proses menunggu WIP rata-rata selama 15,6 menit.
6.1.1.2. Analisis Process Cycle Efficiency
Proces scycle efficiency merupakan perhitungan bagaimana waktu dan energi dihabiskan dalam keseluruhan proses. Nilai persentase process cycle
efficiency untuk proses produksi formulir adalah 50,77 . Nilai persentase ini diperoleh dari hasil perbandingan value-added-time dan total lead time. Value-
Universitas Sumatera Utara
added-time pada proses produksi formulir yaitu sebesar 30,98 menit, sedangkan total lead time sebesar 61,01 menit.
Berdasarkan pernyataan Michael L. George, proses continuous manufacturing dengan nilai PCE
≥ 30 dapat dikategorikan sudah memasuki konsep Lean. Dengan demikian, proses produksi formulir sudah memasuki
konsep Lean. Namun, perbaikan secara terus-menerus continuous improvement pada perusahaan harus tetap dilakukan sehingga diperoleh proses produksi yang
semakin optimal. Pada konsep Lean, hal yang sangat penting adalah bagaimana suatu perusahaan mengidentifikasi pemborosan yang terjadi selama proses
produksi berlangsung, serta bagaimana upaya untuk mengurangi pemborosan tersebut dengan mengembangkan metode atau proses produksi yang tepat
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
6.1.1.3. Analisis Process Lead Time dan Process Velocity
Dari hasil perhitungan process lead time, maka diperoleh total lead time yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jumlah permintaan produk pada bulan
Oktober dari awal hingga akhir adalah 20,01 hari 20 hari. Nilai process lead
time diperoleh dari hasil perbandingan jumlah permintaan produk formulir selama satu bulan dengan rata-rata kecepatan penyelesaian. Nilai process lead time ini
lebih kecil dibandingkan dengan jumlah hari kerja pada bulan Oktober yaitu sebanyak 21 hari. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat menyelesaikan
permintaan pelanggan pada bulan Oktober. ≈
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan proses velocity menunjukkan kecepatan proses yang diperoleh untuk menyelesaikan jumlah permintaan produk pada bulan Oktober ini
adalah 0,799 proseshari atau 0,114 prosesjam. Nilai proses velocity diperoleh dari hasil perbandingan jumlah aktivitas pada proses produksi formulir yaitu
sebanyak 16 kegiatan proses dengan process lead time. Kecepatan proses pada suatu produksi harus ditingkatkan secara terus-menerus agar dapat meningkatkan
hasil produksi serta mengurangi biaya produksi. Salah satu cara untuk meningkatkan kecepatan proses yaitu dengan mengurangi pemoborosan waste
pada lantai produksi seperti WIP, transportasi, penyimpanan, dan waktu tunggu.
6.1.1.3. Analisis Time Traps