VII. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI GULA
4.12. Hasil Validasi Model
Simulasi model dilakukan untuk melihat dampak kebijakan perdagangan dengan cara mengubah nilai-nilai peubah tersebut. Baik atau tidaknya suatu hasil
simulasi kebijakan tergantung pada hasil validasi model yang telah diestimasi. Validasi model dilakukan dengan tujuan untuk melihat keeratan dan keragaman
antara nilai dugaan dengan nilai aktual peubah endogen selama periode pengamatan Pyndyck dan Rubinfield, 1991.
Tingkat kevalidan suatu model dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti Root Mean Square Percent Error
RMSPSE, Statistic U Theil, dan nilai koefisien determinasi atau R Squares R
2
semua variabel endogen. Hasil validasi model menurut kriteria statistik dapat dilihat pada Tabel 19. Pada umumnya suatu
pendugaan dikatakan valid jika nilai RMSPSE dan U semakin kecil, serta nilai R Squares
R
2
mendekati satu. Nilai U berkisar antara nol dan satu, jika U sama dengan nol maka pendugaan model adalah sempurna, sebalikanya bila U sama
dengan satu, pendugaan model adalah naif. Hasil validasi menunjukkan dari 13 peubah endogen yang divalidasi, hanya
dua peubah yang mempunyai nilai RMSPSE diatas 25 persen yaitu peubah impor gula dan impor gula rafinasi. Artinya nilai prediksi masih dapat mengikuti
kecenderungan data historisnya dengan baik. Selain nilai RMSPSE, kevalidan model dapat dilihat dari nilai statistik U-Theil yang pada pesamaan ini besarnya
sekitar 0.0190-0.2669. Angka ini relatif kecil sehingga dapat dijadikan indikasi bahwa model cukup valid untuk disimulasi.
Tabel 19. Hasil Indikator Statistik Validasi Model Industri Gula Indonesia
Bias Reg
Dist Var
Covar UM
UR UD
US UC
1 Luas areal tebu AREA
3.974 0.0191
0.050 0.030
0.920 0.010 0.940 2 Produktivitas tebu
YI 7.673
0.0348 0.020
0.210 0.770 0.030 0.950
3 Produksi tebu PROD
9.155 0.0392
0.000 0.030
0.970 0.010 0.990 4 Produksi gula
PRODG 9.155
0.0392 0.000
0.100 0.900 0.010 0.990
5 Total permintaan gula DG
4.897 0.0244
0.050 0.450
0.500 0.000 0.950 6 Total penawaran gula
SG 11.562
0.0642 0.040
0.000 0.960 0.120 0.840
7 Impor gula IM
35.975 0.1826
0.000 0.050
0.950 0.560 0.440 8 Impor gula rafinasi
IMR 44.794
0.1933 0.190
0.380 0.430 0.070 0.740
9 Impor gula total IMT
21.600 0.1361
0.050 0.020
0.940 0.340 0.610 10 Permintaan gula rumahtangga
DGRT 5.887
0.0294 0.030
0.250 0.720 0.100 0.870
11 Permintaan gula industri DGI
17.433 0.0829
0.010 0.010
0.990 0.380 0.620 12 Permintaan gula rafinasi industriDGIR
14.128 0.0637
0.000 0.130
0.870 0.390 0.610 13 Harga gula eceran
HECR 7.266
0.0332 0.070
0.190 0.740 0.520 0.410
U Theil No
Peubah Endogen Notasi
RMSPSE
Sementara yang mengindikasikan adanya kesalahan sistemik, dapat dilihat berdasarkan nilai persentase komponen dari nilai statistik U-Theil. Bias UM,
Reg UR, Var US dan U-Theil mendekati nilai idealnya yaitu nol, sedangkan nilai Dist UD dan Covar UC juga mendekati nilai idealnya yaitu satu, sehingga
mengindikasikan bahwa simulasi model mengikuti data aktualnya dengan baik. Berdasarkan semua komponen diatas dapat disimpulkan bahwa model
penelitian yang sudah dirumuskan dan telah diduga cukup valid untuk digunakan untuk simulasi alternatif kebijakan maupun nonkebijakan. Dalam penelitian ini
dilakukan simulasi historis untuk periode 1999-2007 sesuai dengan periode simulasi dasar hasil dari validasi model. Pemilihan periode ini dilandasi karena
mulai tahun 1999, Indonesia sudah mulai bangkit dari krisis ekonomi tahun 1997 dimana banyak diterapkannya sejumlah perubahan dalam kebijakan finansial,
perdagangan dan penyelenggaraan negara, yang salah satunya adalah membebaskan perdagangan termasuk gula yang selama ini di bawah pengelolaan
Bulog.
4.13. Simulasi Dampak Kebijakan Pemerintah