Luas Areal Tebu Pembahasan Model Dugaan

1991, masalah korelasi serial hanya mengurangi efisiensi penggunaan parameter, dan tidak menimbulkan bias parameter regresi. Secara menyeluruh model persamaan simultan penelitian ini cukup baik karena memenuhi kriteria ekonomi tanda yang sesuai, kriteria statistik akurat, dan kriteria ekonometrika tidak ada serial korelasi yang serius. Beberapa peubah eksogen yang dimasukkan ke dalam persamaan struktural yang parameter dugaannya tidak sesuai dengan harapan dapat dijelaskan sesuai kondisi yang ada di lapang.

4.11. Pembahasan Model Dugaan

Dalam analisis simultan ini, akan dijelaskan perilaku secara sistem antara faktor-faktor penawaran, permintaan dan harga lebih lanjut berikut ini.

4.11.1. Luas Areal Tebu

Secara umum, pada periode tahun 1980-2007, luas areal tebu di Indonesia meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 1.09 persen per tahun dengan luas areal tertinggi dicapai tahun 2006 dengan luasan 446 ribu hektar, meskipun mulai pada tahun 1997 terjadi penurunan luas areal sampai tahun 2004 sekitar 3 persen per tahun. Hal ini disebabkan pada periode ini terjadi perubahan mendasar pada usahatani tebu dimana program Tebu Rakyat Intensifikasi dan monopoli Bulog dalam menangani tataniaga gula berakhir sehingga indutri gula Indonesia menyerahkan sepenuhnya harga dan tataniaga pada mekanisme pasar. Semua arah dan besaran nilai hasil pendugaan parameter luas areal tebu sesuai dengan harapan. Dengan tingkat signifikan yang berbeda, luas areal tebu dipengaruhi oleh harga eceran gula, harga Gabah Kering Panen GKP, produktivitas tahun sebelumnya dan luas areal tebu tahun sebelumnya. Penggunaan harga di tingkat konsumen atau harga eceran pada persamaan struktural luas areal tebu petani digunakan dengan pertimbangan menuju era perdagangan bebas, kebijakan pemerintah selama ini melalui penetapan harga provenue dan harga talangan diasumsikan tidak ada lagi. Harga eceran ini berhubungan positif dengan luas areal tebu dan berpengaruh signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa harga eceran mampu mendorong petani untuk memperluas luas areal tebu. Dalam mewakili harga gula, Abidin 2000, menggunakan margin atau selisih dari harga di tingkat pedagang pengecer dengan harga provenue untuk periode waktu tahun 1969-1997 dimana intervensi pemerintah dalam penetapan harga masih dominan, semakin besarnya margin maka semakin luas luas areal tebu khususnya di Jawa, namun responnya tidak elastis baik dalam jangka pendek maupun panjang. Artinya selisih harga tersebut tidak menarik dan mencerminkan lemahnya respon petani tebu terhadap harga gula terutama dalam memperluas areal. Luas areal tanam tebu responsif terhadap perubahan harga gula eceran dalam jangka panjang. Artinya apabila ada kenaikan harga eceran sebesar satu persen, akan meningkatkan luas areal tebu sebesar 1.04 persen dalam jangka panjang tetapi dalam jangka pendek peningkatan hanya sebesar 0.21 persen. Hal ini berarti hanya harga eceran gula yang merupakan peubah efektif yang dapat digunakan untuk memperluas areal tebu. Padi merupakan tanaman saingan tebu, bernilai negatif dan berpengaruh signifikan terhadap luas areal tebu, sehingga apabila harga GKP tinggi maka petani akan beralih menanam padi sehingga luas areal tebu akan berkurang. Daya saing tebu sangat tergantung pada tingkat efisiensi usahatani pemasaran tebu serta pengolahan tebu menjadi gula, sehingga harga relatif gula terhadap harga produk tanaman alternatif. Namun luas areal tebu tidak responsif terhadap harga GKP. Tabel 11. Hasil Pendugaan Parameter Luas Areal Tebu Elastisitas Peubah Parameter Dugaan P-value Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept 3.4113 0.4757 harga gula eceran 0.0237 a 0.0486 0.2120 1.0397 harga input pupuk -0.0117 0.2231 harga gkp -0.0303 b 0.0781 -0.0840 -0.4118 produktivitas tahun sebelumnya 0.5385 a 0.0492 0.0989 0.4852 luas areal tahun sebelumnya 0.7961 a .0001 0.7934 3.8907 R 2 = 0.77681; DW = 1.877299; Dh= 0.40938 Keterangan: a : berbeda dengan nol pada taraf signifikan α = 0.05 b : berbeda dengan nol pada taraf signifikan α = 0.10 c : berbeda dengan nol pada taraf signifikan α = 0.15 Produktivitas tebu tahun sebelumnya berpengaruh signifikan positif, artinya masih terjadi peningkatan luas areal tebu dari tahun ketahun apabila terjadi perbaikan produktivitas pada usahatani tebu. Luas areal tebu tahun sebelumnya berpengaruh signifikan positif mengindikasikan bahwa akan terjadi penyesuaian yang cepat terhadap peningkatan luas areal tebu jika terjadi perubahan kondisi perekonomian lainnya. Harga input pupuk urea berhubungan negatif tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap luas areal tebu. Artinya kenaikan harga pupuk urea tidak langsung menyebabkan penurunan luas areal tanam tebu. Hal ini disebabkan sudah berkembangnya pupuk alternatif pada beberapa kawasan pertanaman tebu, baik sebagai pupuk utama maupun pupuk pelengkap.

4.11.2. Produktivitas Tebu