Permintaaan Gula Rafinasi KONDISI PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA

banyak tertuju pada industri makanan dan minuman di dalam negeri. Investasi baru dan pengembangan industri gula rafinasi menjadi peluang besar bagi peningkatan kapasitas industri domestik dan penyerapan lapangan kerja.

4.6. Permintaaan Gula Rafinasi

Kebutuhan gula rafinasi diperkirakan akan terus meningkat sesuai perkembangan industri makanan dan minuman yang dapat dilihat pada Tabel 2. Sesuai dengan tuntutan gula yang tinggi, maka gula rafinasi banyak digunakan di industri makanan, minuman serta farmasi seperti pengolahan susu, industri minuman, sirop, kopi instan, coklat, obat batuk, permen, serta hotel dan restauran. Untuk tahun 2002 sebagai gambaran, konsumsi gula rafinasi khusus industri besar dan menengah serta kontribusi gula berdasarkan jenis industri. Tabel 9. Kontribusi dan Konsumsi Gula pada Industri Makanan dan Minuman Tahun 2002 Jenis Industri Kontribusi Gula Konsumsi Ton IPSSusu 60 170 000 Roti dan biskuit 30 180 000 Minuman ringan 60 200 000 Permen 75 130 000 Coklat dan manisan buah 50 20 000 Kecap dan sirup 60 60 000 Total 760 000 Sumber : GAPMMI, 2008 Menurut Amin dalam Soebekty 2005, kebutuhan gula industri menuntut persyaratan yang bervariasi tergantung pada jenis produk, sasaran produk, dan faktor-faktor lainnya. Hal ini menyebabkan sulitnya penghitungan secara pasti jumlah yang dibutuhkan untuk masing-masing kualitas. Namun bila digunakan pendekatan penyaluran, terdapat tiga kualitas gula untuk industri yang beredar di pasar yaitu kualitas double refined, rafinasi, dan SHS IA. Kualitas double refined umumnya digunakan untuk industri yang memerlukan persyaratan sangat khusus seperti industri makanan bayi dan ibu hamil serta obat-obatan. Gula kualitas rafinasi biasanya digunakan untuk industri pada umumnya, sedangkan kualitas SHS IA banyak digunakan untuk substitusi dan campuran bagi industri umum. Dari kecenderungan yang terjadi sampai sekarang, jenis gula yang relatif besar potensi penyerapannya adalah gula kualitas rafinasi dan lokal yang berkualitas baik SHS IA dan semi rafinasi. Berdasarkan data Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia KLUI yang sejak tahun 1997 menjadi Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI dari BPS, industri makanan dan minuman merupakan konsumen gula rafinasi terbesar yang jumlahnya mengalami perubahan setiap tahunnya. Dari seluruh jumlah industri tersebut, diperoleh 19 jenis industri besar maupun sedang yang menggunakan gula rafinasi sebagai salah satu bahan bakunya. Tabel 10. Jumlah Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Pengguna Gula Rafinasi Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Tahun 1997-2006 Tahun Industri Besar unit Industri Sedang unit Total unit 1997 773 146 919 1998 701 137 838 1999 721 139 860 2000 722 140 862 2001 419 83 502 2002 553 105 658 2003 612 123 735 2004 626 129 755 2005 624 128 752 2006 617 103 720 Sumber : BPS, 2009 Dari jumlah perusahaan industri makanan dan minuman, lebih 80 persen pengguna gula rafinasi adalah industri besar. Meskipun mengalami penurunan yang cukup tinggi dari tahun 1997 sampai tahun 2001 akibat krisis moneter yaitu sekitar 12.07 persen, namun kondisi pada tahun 2006 mengalami perbaikan dimana persentasi jumlah perusahaan industri besar naik lebih tinggi dibandingkan indsutri sedang. Hal ini berarti bahwa semakin meningkatnya tingkat kepercayaan dalam berinvestasi di Indonesia yang ditentukan dari skala ekonomi perusahaan besar yang semakin besar dan efisien.

4.7. Pemasaran Gula Rafinasi