V. KONDISI PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA
RAFINASI INDONESIA
4.4. Sejarah Perkembangan Industri Gula Rafinasi
Industri gula rafinasi mulai berdiri di Indonesia pada tahun 1996. Pabrik gula dalam negeri sebelum tahun 1996 menghasilkan gula kristal putih melalui
proses sulfitasi dan karbonatasi. Dari standar proses yang ada selama ini, kedua proses yang ada tersebut sulit diharapkan dapat mencapai kualitas yang memenuhi
syarat untuk industri makanan, minuman dan farmasi. Untuk konsumsi industri kualifikasi gula yang dibutuhkan lebih tinggi daripada gula untuk konsumsi
rumahtangga. Teknologi yang digunakan sangat menentukan mutu produk gula yng dihasilkan. Secara umum dapat dilihat spesifikasi kualitas jenis gula yang
dibedakan berdasarkan teknologi proses pembuatannya. Tabel 7. Spesifikasi Kualitas Gula
Uraian Gula mentah
Gula putih
Gula putih Gula rafinasi
Proses defiksasi
sulfitasi karbonatasi
rafinasi Purity Polarisasi 96.0-99.50
99.70-99.80 99.70-99.80 99.95-99.98
Warna IU 1 000-7 000
137-370 60-150
38.6-80 Abu
0.3 max 0.03-0.14
0.02-0.12 0.002-0.008
Invert sugar 0.3 max
0.2 max 0.1 max
0.015 max SO
2
ppm 6 max
7-14 4-8
0.2-0.4 Moisture 0.5
max 0.02-0.04
0.02-0.05 0.02-0.04
Sumber : AGRI, 2009 Kebutuhan gula putih mutu tinggi diperkirakan terus meningkat sesuai
dengan perkembangan industri makanan dan minuman. Selama ini produksi gula dalam negeri yang betul-betul memenuhi syarat untuk industri baru mencapai
sekitar 40 ribu ton per tahun pada tahun 1995. untuk mengatasi kekurangan
tersebut di samping dapat dipenuhi dari impor, maka digunakanlah gula putih hasil karbonatasi dengan terlebih dahulu dimurnikan dengan instalasi pemurnian
yang dibuat khusus sehingga memenuhi syarat untuk keperluannya. Definisi menurut AGRI 2009, gula rafinasi atau gula super putih adalah
gula konsumsi yang berkualitas dengan derajat kemurnian gula yang tinggi dan kadar abu serta SO
2
yang sangat rendah serta memenuhi syarat keamanan pangan sehingga sesuaicocok untuk kebutuhan gula konsumsi industri makanan dan
minuman serta farmasi. Industri gula rafinasi menggunakan bahan baku dari gula mentah untuk
proses produksinya diawali dengan berdirinya PT Bernas pada tahun 1996 dengan kapasitas produksi sebesar 150 ribu tontahun dan sejak tahun 2003 diambil alih
oleh PT Angels Products dengan peningkatan kapasitas menjadi 500 ribu tontahun. Tahun 2002 mulai beroperasi pabrik PT Jawamanis Rafinasi, disusul
kemudian PT Sentra Usahatama Jaya, PT Permata Dunia Sukses Utama, PT Dharmapala Usaha Sukses terakhir PT Sugar Labinta. Dengan demikian sampai
tahun 2008 terdapat 6 pabrik gula rafinasi dengan kapasitas ijin 2.44 juta tontahun. Sedangkan jumlah produksi tahun 2008 adalah 1.26 juta ton.
4.5. Produksi Gula Rafinasi