Produktivitas Tebu Pembahasan Model Dugaan

4.11.2. Produktivitas Tebu

Dalam usahatani tebu, produksi gula sangat dipengaruhi oleh produktivitasnya. Produktivitas tebu secara umum periode waktu 1980-2007 rata-rata sebesar 62,32 ton per ha. Produktivitas tebu diduga dipengaruhi oleh harga gula tingkat produsen, harga input baik pupuk maupun tenaga kerja, luas areal tebu, tingkat suku bunga, tren dan produktivitas tahun sebelumnya. Tabel 12. Hasil Pendugaan Parameter Produktivitas Tebu Elastisitas Peubah Parameter Dugaan P-value Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept 42.7591 0.2019 harga gula di tingkat produsen 0.0132 b 0.1060 0.4438 0.8480 harga input pupuk -0.0116 0.2854 upah tenaga kerja pertanian 0.0019 a 0.0234 0.6275 1.1991 luas areal tebu -0.1632 a 0.0239 -0.8840 -1.6893 tingkat suku bunga -1.3391 b 0.0787 -0.3477 -0.6645 tren 0.9806 c 0.1320 0.2080 0.3974 produktivitas tahun sebelumnya 0.4767 a 0.0135 0.4745 0.9068 R 2 = 0.58215; DW = 2.22633; Dh = 0.13635 Harga gula di tingkat produsen berpengaruh signifikan positif terhadap produktivitas artinya harga gula di tingkat produsen memberikan insentif yang cukup kepada petani untuk memperbaiki produktivitas tebu secara mandiri. Dalam usahatani tebu, upaya yang dilakukan melalui konsolidasi areal, rehabilitasi tanaman keprasan dan subsidi bibit, penyediaan bibit bermutu dan peningkatan mutu budidaya. Penanaman dan pengelolaan tanaman tebu disamping memerlukan modal yang relatif besar juga memerlukan input tenaga kerja yang cukup besar pula. Dalam konteks produksi, biasanya upah tenaga kerja pertanian yang semakin besar akan membuat petani mengurangi jumlah tenaga kerjanya sehingga akan mengurangi produktivitas, tetapi dalam penelitian ini malah sebaliknya. Hal ini mengindikasikan bahwa usahatani tebu masih potensial untuk dikembangkan dan menurut kajian yang dilakukan Hafsah 2002, akhir-akhir ini sulit untuk mendapatkan tenaga-tenaga upahan yang terampil di bidang perkebunan tebu di samping persaingan dengan usaha lain yang menjanjikan imbalan yang lebih baik. Luas areal tebu ternyata berpengaruh signifikan dan bernilai negatif terhadap produktivitasnya. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang bernilai positif. Berarti bahwa dalam usahatani perkebunan, selain luas areal ada banyak faktor lain yang mempengaruhi produktivitasnya yaitu faktor tanaman itu sendiri, cara tanam, dan pemeliharaan. Sebagai usaha yang memerlukan modal yang cukup besar, penurunan tingkat suku bunga memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan produktivitas. Hal ini menunjukkan permodalan merupakan faktor penting bagi industri gula baik untuk usahatani maupun pengolahan pada pabrik gula, yang biasanya bersumber dari pinjaman, di samping modal sendiri. Produktivitas tahun sebelumnya menunjukkan terjadinya peningkatan produktivitas tebu pada masa yang akan datang. Peubah tren merupakan proksi dari peningkatan teknologi yang berpengaruh positif menunjukkan terjadinya peningkatan produktivitas. Hal ini dapat dillihat dari indikator bobot, kualitas tebu atau hablur yang diperoleh meningkat. Untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu, pemberian pupuk akan mempengaruhi peningkatan hasil tanaman sampai mencapai tingkat optimal tanaman. Harga input pupuk urea yang tinggi tetap digunakan untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi pula. Namun produktivitas responsif terhadap perubahan upah tenaga kerja dan tingkat suku bunga saja dalam jangka panjang.

4.11.3. Produksi Tebu dan Produksi Gula