Penalaran analogi matematik yang dimaksudkan dalam penelitan ini adalah penalaran analogi yang berasal dari penalaran induktif Utari Sumarmo yaitu
menarik sebuah kesimpulan berdasarkan keserupaan data atau proses pada suatu permasalahan matematika.
Contoh butir tes yang mengukur kemampuan penalaran analogi matematik siswa di SMA pada materi barisan dan deret adalah sebagai berikut:
1. Pada hari pertama di kelas X, Amir menabung sebanyak Rp. 20.000 dan
setiap hari ia menabung dengan besarnya selalu bertambah sebanyak Rp. 5.000. Dan pada suatu hari Amir menabung uang sebanyak Rp 65.000.
B arisan bilangan 2, 7, 12, 17, … dan bilangan …
A.
42 C. 57
B.
47 D. 62
Jawaban untuk pertanyaan diatas adalah hubungan antara uang yang diterima amir
sebanyak 65.000 serupa dengan bilangan 47. Sebab Rp 65.000 merupakan suku
ke-10 pada soal pertama. Dengan demikian dapat diketahui bahwa suku ke-10 pada soal kedua adalah 47.
2. Model Pembelajaran Creative Problem Solving
a. Model Creative Problem Solving
Creative Problem Solving CPS pertama kali dikembangkan pada tahun 1950 oleh Alex Osborn, pendiri The Creative Foundation. Sidney Parnes
bekerjasama dengan Alex Osborn membuat penelitian untuk melakukan penyempurnaan dari model CPS sehingga model CPS dikenal dengan nama The
Osborn-Parnes Creative Problem Solving. Pada tahun 1980, Creative Problem Solving atau Pemecahan Masalah Kreatif mulai diterapkan oleh Utari Munandar
di Indonesia. Sebelumnya beliau mengikuti pelatihan Creative Problem Solving dari tokoh kreativitas Sidney Parnes yang bertempat di University of Buffalo.
Pepkin mengatakan bahwa model Creative Problem Solving adalah suatu model pembelajaraan yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan
Serupa dengan
keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan.
13
Siswa akan memperkaya ide-ide dan mengidentifikasi berbagai kemungkinan solusi dari masalah tersebut. Sehingga ketika dihadapkan dengan suatu
pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Setiap siswa akan diberi
kesempatan untuk mencurahkan ide-ide kreatifnya dalam pemevahan suatu masalah.
Model Creative Problem Solving CPS adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada proses pembelajaran pemecahan masalah
dilengkapi dengan kreativitas. Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan
mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir.
Pembelajaran dengan model Creative Problem Solving mengenalkan pada masalah terbuka. Siswa dihadapkan dengan masalah terbuka yang membutuhkan
jawaban dengan banyak cara penyelesaian. Variasi dan aneka jawaban tersebut akan memberikan pengalaman siswa dalam memecahkan masalah. Dengan cara
ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi intelektualitas dan memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
Model Creative Problem Solving termasuk dalam model pemecahan masalah yang berpusat pada siswa. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
dinamisator belajar siswa. Sedangkan siswa di arahkan untuk berkretivitas dalam mempelajari materi pelajaran dengan cara mengkonstruksi dan menemukan
sendiri materi pelajaran melalui pengalaman langsung. Siswa di arahkan untuk berperan aktif, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai.
Terdapat banyak versi CPS yang dikembangkan oleh para ahli. Pada awalnya, Osborn menyatakan bahwa model pembelajaran CPS memiliki tiga
tahap, yaitu:
13
Pepkin, Karel L, Creative Problem Solving in Math, dari: http:m2s-
conf.uh.eduhonorshonors-and-the-schoolshouston-teachers-institutecurriculum- unitspdfs2000articulating-the-creative-experiencepepkin-00-creativity.pdf
8 Februari 2014, pukul 12.38 WIB, h.2.
1 Menemukan fakta, meliputi penggambaran masalah, mengumpulkan dan
meneliti data dan informasi yang bersangkutan. 2
Menemukan gagasan, yakni dengan memunculkan dan memodifikasi gagasan dalam rangka pemecahan masalah.
3 Menemukan solusi, merupakan proses evaluatif sebagai puncak dalam
mencari solusi akhir.
14
Kemudian Osborn bekerja sama dengan Parnes mengembangkan model Creative Problem Solving yang telah diciptakan Osborn sebelumnya. Tahap-tahap
model pemecahan masalah Osborn-Parnes adalah sebagai berikut: 1
Menemukan Situasi Mess-finding; tahap ini merupakan suatu usaha untuk mengidentifikasi suatu situasi yang disajikan.
2 Menemukan Fakta Fact-finding; tahap menemukan fakta dilakukan dengan
mengidentifikasi semua fakta yang diketahui dan berhubungan dengan situasi yang disajikan. Hal ini bertujuan untuk menemukan informasi yang tidak
diketahui tetapi penting untuk dicari. 3
Menemukan Masalah Problem-finding; tahap menemukan masala, siswa diupayakan agar dapat mengidentifikasi semua kemungkinan pernyataan
masalah dan kemudian memilih masalah yang paling penting atau apa yang mendasari masalah.
4 Menemukan Gagasan Idea-finding; tahap ini merupakan upaya untuk
menemukan sejumlah ide atau gagasan yang mungkin dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
5 Menemukan Solusi Solution-finding; pada tahap penemuan solusi, ide dan
gagasan yang telah diperoleh pada tahap idea-finding diseleksi untuk menemukan ide paling tepat dalam memecahkan masalah.
6 Menemukan Penerimaan Acceptance-finding; tahap ini merupakan usaha
untuk memperoleh penerimaan atas solusi masalah, menyusun rencana tindakan dan mengimplementasikan solusi tersebut.
15
14
Donald J. Traffinger, Scott G. Isaksen, K. Brian Dorval, Creative Problem Solving CPS Version 6.1 TM A Contemporary Framework for Managing Change. Center for Creative
Learning, Inc. and Creative Problem Solving Group, Inc. 2010, h. 2
Tetapi Gary Davis dalam Creativity is Forever menyatakan bahwa biasanya tahapan CPS menurut Osborn-Parnes disajikan dalam lima langkah, yaitu fact-
finding, problem-finding, idea-finding, solution-finding dan acceptance-finding.
Gambar 2.3 Skema Creative Problem Solving Osborn-Parnes
Sementara Roger Von Oech menyatakan bahwa proses pemecahan masalah secara kreatif senantiasa melalui dua fase, yaitu fase imaginatif dan fase
pelaksanaan. Pada fase imaginatif, gagasan mengenai pemecahan masalah dimunculkan, sedangkan pada fase pelaksanaan, gagasan tersebut kemudian
dievaluasi dan diimplementasikan.
16
Pendapat lain dikemukakan oleh Pepkin yang menjelaskan terdapat empat tahap dalam model pembelajaran CPS. Tahapan model CPS menurut Pepkin ini
merupakan hasil gabungan dari prosedur Osborn dan Van Oech. Adapun tahapannya sebagai berikut:
1 Clarification Of The Problem Klarifikasi Masalah
Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian apa yang diminta dari suatu masalah
yang disajikan. Dari penjelasan guru, siswa berusaha untuk menemukan dan memahami situasi dan kondisi dari suatu permasalahan.
2 Brainstorming Curah Gagasan
Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah. Dari setiap ide yang
diungkapkan, siswa mampu untuk memberikan alasan. 3
EvaluationSelection Evaluasi dan Pemilihan
15
William E. Mitchell dan Thomas F. Kowalik, Creative Problem Solving, Genigraphics Inc: 1999, cet ke-3, h. 4
16
Karen L. Pepkin, Creative Problem Solving in Math, 2013, h.2, www.uh.eduhonorshonors-and-the-schoolshouston-teachers-institutecurriculum-
unitspdfs2000articulating-the-creative-experiencepepkin-00-creativity.pdf fact-
finding problem-
finding idea-
finding solution-
finding acceptanc
e-finding