Kerangka Berpikir LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

penerimaan. Tahapan ini bertujuan untuk melakukan pengecekan ulang terhadap solusi-solusi yang telah siswa temukan pada tahapan sebelumnya. Uraian tersebut dapat direpresentasikan melalui bagan berikut: Gambar 2.4 Peta Konsep Kerangka Berpikir Meningkatnya Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa Meningkat Penalaran Analogi Matematik Siswa Rendah Masalah Ditingkat- kan dengan Menemukan Informasi Menemukan Masalah Menemukan Gagasan Menemukan Solusi Menemukan Penerimaan Model Creative Problem Solving

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritik yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Kemampuan penalaran analogi matematik siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving lebih tinggi daripada kemampuan penalaran analogi matematik siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembela jaran konvensional.” 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 66 Jakarta yang beralamat di Jalan Bango III, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Penelitian berlangsung pada semester ganjil tahun ajaran 20142015 yaitu pada bulan November 2014.

B. Metode dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan varibel terikat. Variabel terikatnya adalah kemampuan penalaran analogi matematik siswa, dan variabel bebasnya adalah model pembelajaran Creative Problem Solving. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian quasi eksperimen. Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan menerapkan model Creative Problem Solving CPS dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan penalaran analogi matematik siswa melalui hasil belajar siswa, kemudian membandingkan hasil belajar matematika siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model Creative Problem Solving kelompok eksperimen dengan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model konvensional kelompok kontrol. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk two group randomized subject posttest only artinya pengkontrolan secara 1 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2008, h.114 acak dengan tes hanya diakhir perlakuan. Desain Penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut. 2 : Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Keterangan : R : Random X 1 : Perlakuan dengan model pembelajaran Creative Problem Solving CPS X 2 : Perlakuan dengan model pembelajaran konvensional Y 1 : Hasil post-test kelompok eksperimen Y 2 : Hasil post-test kelompok kontrol

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 3 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 66 Jakarta. Teknik pengambilan sampel yaitu Cluster Random Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan dengan merandom kelas. Teknik ini mengambil dua kelas dari tiga kelas yang tersedia yaitu X MIA 1, X MIA 2, dan X MIA 3. Kemudian dari kedua kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas yang akan dijadikan 2 Ibid., h.112. 3 Ibid., h. 117. Group Variabel Terikat Postest R Eksperimen X 1 Y 1 R Kontrol X 2 Y 2 sebagai kelas eksperimen dan kontrol, maka terpilih kelas X MIA 1 dengan jumlah 34 orang sebagai kelas kontrol yaitu siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional, sedangkan X MIA 3 dengan jumlah siswa 34 orang sebagai kelas eksperimen yang belajar menggunakan model Creative Problem Solving CPS.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah skor tes kemampuan penalaran analogi matematik siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes, yaitu tes kemampuan penalaran analogi matematik. Tes kemampuan penalaran analogi matematik diberikan kepada kelas eksperimen yaitu kelas X MIA 3 yang diterapkan dengan model pembelajaran CPS dan kelas Kontrol yaitu kelas X MIA 1 yang diterapkan dengan model konvensional. Tes kemampuan penalaran analogi matematik yang diberikan terdiri dari 8 butir soal berbentuk pilihan ganda beralasan dengan pokok bahasan Barisan dan Deret. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes untuk mengukur kemampuan penalaran analogi matematik berupa soal-soal uraian sebanyak 10 butir soal yang diberikan dalam bentuk post-test. Instrument tes ini diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pokok bahasan Barisan dan Deret, dimana tes yang diberikan kepada kedua kelas tersebut adalah sama. Adapun indikator yang akan diukur melalui tes uraian akan dijelaskan sebagaimana terdapat pada Tabel 3.2 berikut ini: