Keadaan Umum Penduduk KEADAAN UMUM DESA KEMANG

26 Luas wilayah Desa Kemang sekitar 2.499,21 hektar dengan distribusi penggunaan lahan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Luas Wilayah Desa Kemang menurut Penggunaannya, Tahun 2009 dalam hektar dan persen Jenis Penggunaan Lahan Luas ha Hutan 1250,00 50,02 Tegalan 994,45 39,79 Persawahan 94,11 3,77 Pemukiman 88,51 3,54 Kebun 20,00 0,80 Pekarangan 12,41 0,50 Kuburan 10,02 0,40 Perkantoran 4,21 0,17 Lainnya 25,51 1,02 Total 2499,21 100,00 Sumber : Potensi Desa Kemang 2009 Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar wilayah Desa Kemang didominasi oleh hutan, dimana hutan tersebut merupakan milik Perhutani, yakni sekitar 50 persen. Lahan terbesar kedua setelah hutan merupakan Tegalan dengan luas sekitar 11 persen lebih rendah dari luas hutan yang selanjutnya diikuti oleh persawahan, pemukiman dan kebun dengan berturut-turut sekitar 3,7 persen, 3,5 persen dan 0,8 persen.

4.2 Keadaan Umum Penduduk

Untuk diketahui, data sekunder yang tersedia di Desa Kemang adalah data yang tertulis dalam dokumen Potensi Desa Tahun 2009. Menurut sumber tersebut, jumlah penduduk Desa Kemang adalah 5501 jiwa, yang terdiri dari 2742 penduduk laki-laki 49,85 persen dan 2759 penduduk perempuan 50,15 persen. Dengan demikian, rasio jenis kelaminnya 1 sekitar 99 persen, artinya untuk tiap 100 penduduk perempuan terdapat sebanyak 99 penduduk laki-laki. Terdapat 1514 Kepala Keluarga KK di desa ini, sehingga rata-rata jumlah anggota keluarganya kurang dari 4 orang per KK. Dengan demikian, 1 Rasio Jenis Kelamin = ∑ Penduduk laki-laki x 100 ∑ Penduduk laki-laki 27 diduga keluarga di Desa Kemang cenderung menerapkan Program Keluarga Berencana KB. Adapun komposisi penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Distribusi Penduduk Desa Kemang menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2009 dalam persen Kelompok Umur Tahun Laki-laki Perempuan Total 0 – 4 2,51 2,69 5,20 5 – 9 7,54 7,71 15,25 10 – 14 7,33 6,67 14,00 15 – 19 8,05 7,45 15,51 20 – 24 4,73 4,45 9,18 25 – 29 2,38 2,53 4,91 30 – 34 3,56 3,73 7,29 35 – 39 2,53 2,62 5,14 40 – 44 1,89 1,64 3,53 45 – 49 2,16 2,33 4,49 50 – 54 1,38 1,66 3,14 55 – 59 1,76 2,13 3,89 60 – 64 1,58 1,67 3,25 65 – 69 1,22 1,51 2,73 70 – 74 0,91 1,04 1,95 ≥75 0,31 0,24 0,55 Total 49,85 50,15 100,00 Sumber : Potensi Desa Kemang 2009 Sebagaimana terlihat pada Tabel 2, secara umum, mayoritas penduduk Desa Kemang tergolog ke dalam usia produktif 15-64 tahun, yakni sekitar 60 persen. Selanjutnya disusul oleh kelompok usia Sekolah Dasar sampai Menengah 5-19 tahun yakni sekitar 13 persen lebih rendah daripada kelompok usia produktif. Adapun, penduduk yang tergolong lanjut usia 65 tahun yaitu sekitar lima persen. Jika dilihat menurut jenis kelaminnya, diketahui bahwa persentase penduduk perempuan pada kedua kelompok tersebut di atas sedikit lebih tinggi dibanding penduduk laki-laki; yakni lebih tinggi sekitar 0,2 persen bagi mereka yang tergolong usia kerja dan sekitar 0,4 persen pada mereka yang tergolong lanjut usia. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, mayoritas lahan di Desa Kemang adalah hutan dan tegalanladang, hal ini tampaknya mempengaruhi 28 ragam jenis pekerjaan penduduk desa, dimana sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani. Adapun distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3 Distribusi Penduduk Desa Kemang menurut Mata Pencaharian dan Jenis Kelamin, Tahun 2009 dalam persen Mata Pencaharian Laki-laki Perempuan Jumlah Petani 56,85 8,75 65,6 Buruh Tani 13,78 5,34 19,12 Buruh Migran 0,34 2,56 2,91 Pegawai Negeri Sipil 1,03 0,21 1,24 TNI 0,05 0,00 0,05 POLRI 0,03 0,00 0,03 Pensiunan PNS 0,34 0,24 0,58 Industri Rumahtangga 5,05 0,87 5,92 Pedagang keliling 2,56 0,4 2,96 Montir 0,05 0,00 0,05 Pembantu Rumahtangga 0,00 1,37 1,37 Dukun Kampung Terlatih 0,00 0,16 0,16 Total 80,09 19,91 100,00 Sumber : Potensi Desa Kemang 2009 Sebagaimana terlihat pada Tabel 3 diatas terlihat bahwa sejumlah mata pencaharian didominasi oleh penduduk laki-laki dengan persentase 80 persen atau sekitar 60 persen lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk perempuan. Dari sejumlah mata penceharian tersebut, 84 persen penduduk bekerja di bidang pertanian dimana 19 persen di antaranya merupakan buruh tani. Yang menarik adalah terlihat kecenderungan mata pencaharian bagi penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Seperti pada persentase penduduk bekerja sebagai petani, PNS, pengrajin dan pedagang yang didominasi laki-laki, sementara buruh migran, pembantu rumahtangga dan dukun kampung terlatih, cenderung ditempati oleh perempuan. Kondisi pekerjaan penduduk di Desa Kemang tampaknya berhubungan dengan kondisi penduduk desa menurut tingkat pendidikan mereka sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4. 29 Tabel 4 Distribusi Penduduk Desa Kemang menurut Tingkat Pendidikan yang ditamatkan dan Jenis Kelamin, Tahun 2009 dalam persen Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah SDSederajat 40,53 40,95 81,48 SMPSederajat 7,35 5,09 12,44 SMASederajat 2,67 1,65 4,33 Diploma 1- D3Sederajat 0,64 0,32 0,95 Strata 1- S2Sederajat 0,64 0,16 0,80 Total 51,83 48,17 100,0 Sumber : Potensi Desa Kemang 2011 Program Wajib Belajar 12 tahun sebagai bagian capaian Tujuan Pembangunan Milenium Millenium Development Goals, khususnya berkenaan dengan gerakan Program Pendidikan Untuk Semua atau PUS Education For ALL nampaknya belum berlaku di desa ini, hal ini berhubungan dengan fakta bahwa mayoritas penduduk Desa Kemang merupakan tamatan Sekolah Dasar, yakni sekitar 81 persen. Adapun relatif masih rendahnya mereka yang berpendidikan lanjutan dan menengah berturut-turut sekitar 69 persen dan 77 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang berpendidikan SD. Seperti terlihat pada Tabel 4, secara umum terdapat kecenderungan dimana semakin tinggi tingkat pendidikan semakin menurun persentase penduduk yang menikmati pendidikan. Lebih lanjut, jika dilihat menurut jenis kelaminnya, ternyata persentase perempuan yang berpendidikan sekolah lanjutan dan perguruan tinggi menunjukkan persentase yang lebih rendah dibanding laki-laki, berturut-turut lebih rendah sekitar dua persen pada tingkat SMP, satu persen SMU, dan 0,8 persen pada tingkat perguruan tinggi.

4.3 Kelembagaan

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4 65 98

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76