Ikhtisar ANALISIS GENDER DALAM PROGRAM NASIONAL

77 yang melandasi perencanaan dan pelaksanaan PNPM MP di Desa Kemang belum berhasil memenuhi kebutuhan strategis gender

9.10 Ikhtisar

Berdasarkan hasil uji korelasi rank Spearman dan merujuk pada Purnaningsih 2006, pada variabel karakteristik sumberdaya individu, hubungan nyata hanya ditemukan pada Peserta Sosial Dasar antara lain; Tingkat Pendidikan Formal dengan Tingkat Partisipasi dan Tingkat Pendidikan Formal dengan tingkat Perkembangan Usaha. Sementara pada variabel Status Bekerja tidak ditemukan adanya hubungan dengan variabel terpengaruh baik pada Peserta Sosial Dasar maupun Peserta SPKP, hal ini disebabkan karena Status Bekerja kedua kategori peserta yang tergolong homogen dimana pada Peserta Sosial Dasar mayoritas Status Bekerjanya tergolong sedang yakni sebagai pekerja sendiri petani pemilik dan penggarap, sementara Pada Peserta SPKP Mayoritas Status Bekerjanya tergolong rendah yakni sebagai pekerja keluarga. Adapun pada variabel karakteristik sumberdaya rumahtangga, terdapat sejumlah variabel yang berhubungan nyata antara lain; Jumlah ART yang Bekerja pada Rumahtangga Peserta Sosial dengan Tingkat Akses Peserta Sosial Dasar terhadap PNPM MP, serta Status Kategori Rumahtangga Peserta Sosial Dasar dengan Tingkat Kontrol Peserta Sosial Dasar terhadap PNPM MP, Status Kategori Rumahtangga dengan Tingkat Perkembangan Usaha Peserta Sosial Dasar, dan Status Kategori Rumahtangga Peserta Sosial Dasar dengan Tingkat Pendapatan. Dalam hal Pemenuhan Kebutuhan Gender, pelaksanaan PNPM MP di Desa Kemang telah mampu memenuhi Kebutuhan Praktis Gender. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis manfaat yang diperoleh Peserta PNPM MP pada kedua kategori peserta dalam hal Tingkat Perkembangan Usaha dan Tingkat Pendapatan yang mayoritas tergolong kategori tinggi. Fakta bahwa relatif tingginya proporsi perempuan yang berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan program yang tidak diikuti oleh tingginya akses dan kontrol mereka atas sumberdaya PNPM MP di satu pihak, sebaliknya pada peserta laki-laki; mencerminkan bahwa prinsip 78 KKG yang melandasi perencanaan dan pelaksanaan PNPM MP di Desa Kemang belum berhasil memenuhi kebutuhan strategis gender 79

BAB IX PENUTUP

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4 65 98

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76