52
rumahtangga yang tergolong kategori miskin lebih banyak dibandingkan rumahtangga Peserta SPKP.
Selanjutnya, pada Tabel 11 disajikan data berkenaan rata-rata kepemilikan ternak yang terdiri dari ayam, dombakambing dan bebek menurut kategori
stimulan. Tabel 11 Rata-rata Kepemilikan Ternak pada Rumahtangga Peserta PNPM MP di
Desa Kemang menurut Kategori Stimulan, Tahun 2011 ekor Kepemilikan Ternak
PNPM Sosial Dasar PNPM SPKP
Ayam 1,13
0,67 Bebek
0,07 0,07
Domba 0,07
0,07 Sebagaimana dapat dilihat pada tabel, rata-rata kepemilikan ternak ayam
menunjukkan jumlah tertinggi. Meski, jumlah tersebut menunjukkan penurunan dibanding dengan jumlah ternak pada tahun-tahun sebelumnya. Menurut
pernyataan beberapa rumahtangga, mereka yang dulu memlihara ayam di pekarangan rumahnya sekarang mengaku sudah tidak lagi dikarenakan di desa ini
sempat terserang wabah flu burung sehingga merasa trauma untuk kembali memelihara atau beternak ayam.
6.2.3 Luas Lahan Usaha Tani
Luas lahan usahatani yang dikuasai rumahtangga peserta PNPM MP dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.
53
Gambar 5 Persentase Rumahtangga Peserta PNPM MP di Desa Kemang menurut Kategori Stimulan dan Penguasaan Lahan
Diketahui bahwa Berdasarkan Gambar 5, terlihat mayoritas peserta PNPM MP baik peserta PNPM MP Sosial Dasar maupun Pesera SPKP, memiliki lebih
dari 0,5 hektar lahan berturut-turut 22 persen dan 25 persen. Hal ini berhubungan dengan fakta bahwa sebagian anggota rumahtangga peserta PNPM MP bermata
pencaharian sebagai petani pemilik dan penggarap. Adapun kepemilikan lahan tersebut sebagian besar merupakan lahan warisan yang diturunkan secara turun
temurun. Selanjutnya, diketahui bahwa dari 35 persen rumahtangga yang memiliki kurang dari 0,25 hektar lahan, sekitar sepuluh persen merupakan
rumahangga yang tidak memiliki lahan, hal ini berhubungan dengan fakta bahwa terdapat sejumlah rumahtangga peserta PNPM MP yang tergolong ke dalam
rumahtangga miskin yang tidak memiliki lahan.
6.2.4 Status Kategori Rumahtangga
Kategori rumahtangga miskin dalam studi ini menggunakan indikator lokal yang ditetapkan melalui pemetaan sosial yang dihadiri oleh rumahtangga
peserta PNPM MP, tokoh-tokoh masyarakat serta didampingi oleh Pendamping Lokal dan Fasilitator Kecamatan. Kategori rumahtangga miskin menurut indikator
lokal yakni: 1 penghasilan dibawah Rp 500.000 per bulan, 2 makan satu kali atau dua kali sehari tanpa lauk pauk, 3 makan daginglauk pauk sebulan sekali,
ha
ha ha
54
4 rumah Panggung dengan ukuran dibawah 30 meter persegi, kumuh, tidak memiliki fentilasi dan kaca, tidak memiliki WCtoilet, 5 tidak memiliki sawah
atau ladang, 6 tidak memiliki kulkas, TV, 7 bahan bakar memasak masih menggunakan kayu baka, 8 membeli pakaian setahun sampai dua tahun sekali
. Adapun persentase rumahtangga peserta PNPM MP menurut kategori
rumahtangga miskin kriteria lokal disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6 Persentase Rumahtangga Peserta PNPM MP di Desa Kemang menurut Kategori Stimulan dan Kategori Rumahtangga
Meski sasaran utama dalam PNPM MP merupakan rumahtangga miskin RTM dengan tujuan utama meningkatkan partisipasi RTM, namun pada
pelaksanaan di Desa Kemang mayoritas Peserta PNPM MP merupakan rumahtangga tidak miskin yaitu pada Peserta PNPM MP Sosial Dasar dan SPKP
berturut-turut sekitar 54 persen dan 67 persen. Khusus pada program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPKP, dari
30 rumahtangga peserta SPKP jumlah rumahtangga berdasarkan kategori tidak miskin, miskin dan sangat miskin berturut-turur, 20, 8 dan 2 rumahtangga.
Dengan perkataan lain, sekitar 60 persen anggota SPKP tergolong ke dalam rumahtangga tidak miskin. Hal ini disebabkan pada umumnya RTM merasa tidak
memerlukan dana SPKP, dengan alasan bahwa mereka seakan memiliki beban
55
dengan kewajiban mengangsur setiap bulannya. Selain itu, sebagian besar RTM yang ada di Desa Kemang tidak memiliki usaha dan hanya menggantungkan
hidupnya dari hasil bertani, seperti yang dipaparkan oleh Ibu E, Ketua SPKP kelompok Pengajian Nurul Huda, Cikupa:
“… Seuseueur na anggota kelompok SPKP nu di Ibu sanes
RTM. Da saleres na mah neng kelompok nu sanes ge kitu, paling ngan hiji dua nu RTM na mah. Sanes teu ditawisan, mung RTM mah kitu
rada keberatan aya pinjamana-pinjaman kieu teh, abot mayaran angsuran sasihan na. Janten Ibu mah nyayogikeun kanggo saha we
kitu anu kersa, teras anu gaduh usaha nu mayeng, utami na mah anu nyanggupan ngangsur unggal sasih tepat waktu..”
Adapun pada program pembangunan sarana dan prasarana baik pengaspalan jalan maupun pembangunan PAUD, sebagian besar RTM merasa tidak dilibatkan.
Sebagaimana tertulis dalam PTO PNPM MP, tenaga kerja untuk pembangunan sarana prasarana disyaratkan berasal dari RTM. Namun, pada kenyataannya di
lapangan, tenaga kerja yang menjadi tukang ditentukan secara sengaja dalam musyawarah dengan tidak mempertimbangkan RTM melainkan dengan
pertimbangan keahlian. Sehingga tenaga kerja terpilih merupakan tukang bangunan yang berdomisili di Desa Kemang.
56
BAB VII STIMULAN PNPM MP DAN PENGELOLAAN PNPM MP
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, kegiatan PNPM MP yang telah dilaksanakan di Desa Kemang meliputi Pembangunan Sarana dan Prasarana
berupa pengaspalan jalan dan Pembangunan PAUD serta kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPKP. Jumlah keseluruhan dana yang diterima Desa
Kemang untuk kedua program atau kegiatan tersebut sebesar Rp 361.764.600,- tiga ratus enam puluh satu juta tujuh ratus enam puluh empat ribu enam ratus
rupiah. Sub bab berikut ini akan menguraikan lebih lanjut mengenai stimulan PNPM MP berupa jumlah dana untuk masing-masing program.
7.1 Stimulan PNPM MP 7.1.1
Stimulan Dana BLM untuk Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana
Salah satu indikator keberhasilan PNPM MP dapat dilihat dari perbaikan sarana dan prasarana yang menunjang di Desa Kemang. Program yang
dilaksanakan untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan melalui kegiatan perbaikan sarana dan prasarana berupa pengasapalan jalan dan pembangunan
gedung PAUD. Dari keseluruhan dana yang diterima dari PNPM MP, total dana BLM
yang digunakan untuk perbaikan sarana dan prasarana, yaitu sebesar Rp 283.638.600,- dua ratus delapan puluh tiga juta enam ratus tiga puluh delapan
ribu enam ratus rupiah. Pencairan dana dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap pertama dan kedua masing-masing 30 persen dari total dana bantuan, dan
tahap ketiga 40 persen dari total dana bantuan. Bantuan dana tersebut diberikan kepada masyarakat untuk pembangunan sarana dan prasarana hingga selesai
pengerjaannya. Masyarakat Desa Kemang hanya tinggal menikmati hasil-hasil dari program PNPM MP.
Dapat dikatakan bahwa tingkat bantuan dana pada program pembangunan sarana dan prasarana seragam, karena pada dasarnya hasil program PNPM MP