58
7.1.3 Tingkat Kemudahan Sistem Alokasi Dana
Secara umum tidak terdapat kendala maupun masalah yang dihadapi masyarakat Desa Kemang dalam penerimaan dana. Begitu pula dalam teknis
pencairan dana yang dilakukan pihak kecamatan. Pencairan dana selalu dilakukan tepat waktu melalui prosedur yang ada. Seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya, pencairan dana untuk pembangunan sarana dan prasarana dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap pertama dan kedua masing-masing 30 persen
dari total dana yang diterima, dan tahap ketiga 40 persen dari total dana yang diterima.
Adapun sistem alokasi dana BLM untuk kegiatan SPKP yang dilakukan dalam satu tahap pencairan dana dengan persyaratan administrasi yaitu Kartu
Keluarga KK dan Kartu Tanda Penduduk KTP seluruh anggota SPKP yang dikolektif oleh masing-masing ketua kelompok. Seluruh anggota yang menjadi
responden dalam penelitian ini mengaku persyaratan untuk melakukan pinjaman tergolong mudah dipenuhi hanya dengan KK dan KTP tersebut, sehingga tidak
ada kesulitan berarti dalam hal persyaratan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemudahan sistem
alokasi dana baik untuk kegiatan pembangunan sarana dan prasarana maupun dana kegiatan SPKP secara keseluruhan tergolong mudah.
7.2 Pengelolaan PNPM MP 7.2.1 Frekuensi Kunjungan Pendampingan Fasilitator
Pada Program PNPM MP yang dilaksanakan di Desa Kemang, yang berperan sebagai fasilitator merupakan pihak dari masyarakat dan pihak luar yang
berasal dari kecamatan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fasilitator tingkat desa atau yang disebut dengan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa
KPMD laki-laki dan perempuan yang berjumlah dua orang. Adapun fasilitator kecamatan yaitu Unit Pengelola Kegiatan UPK dan Pendamping Lokal.
Pada pelaksanaannya, KPMD berperan mendampingi setiap proses tahapan program baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan. Adapun
Fasilitator Kecamatan yang juga mendampingi setiap tahapan program, meski
59
dalam hal ini yang lebih banyak berperan adalah Pendamping Lokal. UPK hanya berperan dalam pengawasan dan tidak setiap tahapan diikutsertakan.
Fasilitator merupakan pihak yang berperan penting dalam setiap tahapan program. Kehadiran fasilitator merupakan prasyarat terlaksananya suatu tahapan,
dalam artian bahwa suatu tahapankegiatan tidak akan terlaksana apabila salah satu fasilitator tidak hadir. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa frekuensi
kunjungan pendampingan fasilitator pada pelaksanaan PNPM MP di desa ini tergolong tinggi.
7.3 Ikhtisar
Tingkat bantuan dana program dan tingkat kemudahan sistem alokasi dana PNPM MP merupakan bagian dari stimulan program PNPM MP yang diduga
berhubungan dengan tingkat akses, kontrol, partisipasi, perkembangan usaha dan pendapatan Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP. Disimpulkan bahwa tingkat
bantuan dana dan kemudahan sistem alokasi dana program seragam. Dengan demikian tidak dapat dilakukan analisis hubungan antara variabel input dengan
variabel tingkat akses, kontrol, partisipasi, perkembangan usaha dan pendapatan peserta PNPM MP baik laki-laki maupun perempuan. Begitu pula dengan
frekuensi kunjungan fasiliator yang seluruhnya tergolong tinggi. Setiap fasilitator rutin mengunjungi dan mendampingi setiap proses atau tahapan program PNPM
MP. Sebagaimana tertulis dalam PTO PNPM MP jumlah dana yang diterima
oleh anggota SPKP harus merata, namun berdasarkan kasus di Desa Kemang, ditemukan bahwa terdapat dua orang anggota yang meminjam pinjaman ganda
sebesar Rp 2.000.000,-, hal ini dikarenakan terdapat anggota yang tidak meminjam sehingga mengalokasikannya kepada anggota lain. Selain itu, terdapat
pula dua anggota SPKP yang hanya menerima pinjaman sebesar Rp 500.000,- karena anggota SPKP merasa keberatan dalam membayar angsuran sehingga
jumlah pinjaman yang diterima, dibagi separuhnya kepada anggota keluarga atau kerabatnya.