59
dalam hal ini yang lebih banyak berperan adalah Pendamping Lokal. UPK hanya berperan dalam pengawasan dan tidak setiap tahapan diikutsertakan.
Fasilitator merupakan pihak yang berperan penting dalam setiap tahapan program. Kehadiran fasilitator merupakan prasyarat terlaksananya suatu tahapan,
dalam artian bahwa suatu tahapankegiatan tidak akan terlaksana apabila salah satu fasilitator tidak hadir. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa frekuensi
kunjungan pendampingan fasilitator pada pelaksanaan PNPM MP di desa ini tergolong tinggi.
7.3 Ikhtisar
Tingkat bantuan dana program dan tingkat kemudahan sistem alokasi dana PNPM MP merupakan bagian dari stimulan program PNPM MP yang diduga
berhubungan dengan tingkat akses, kontrol, partisipasi, perkembangan usaha dan pendapatan Peserta Sosial Dasar dan Peserta SPKP. Disimpulkan bahwa tingkat
bantuan dana dan kemudahan sistem alokasi dana program seragam. Dengan demikian tidak dapat dilakukan analisis hubungan antara variabel input dengan
variabel tingkat akses, kontrol, partisipasi, perkembangan usaha dan pendapatan peserta PNPM MP baik laki-laki maupun perempuan. Begitu pula dengan
frekuensi kunjungan fasiliator yang seluruhnya tergolong tinggi. Setiap fasilitator rutin mengunjungi dan mendampingi setiap proses atau tahapan program PNPM
MP. Sebagaimana tertulis dalam PTO PNPM MP jumlah dana yang diterima
oleh anggota SPKP harus merata, namun berdasarkan kasus di Desa Kemang, ditemukan bahwa terdapat dua orang anggota yang meminjam pinjaman ganda
sebesar Rp 2.000.000,-, hal ini dikarenakan terdapat anggota yang tidak meminjam sehingga mengalokasikannya kepada anggota lain. Selain itu, terdapat
pula dua anggota SPKP yang hanya menerima pinjaman sebesar Rp 500.000,- karena anggota SPKP merasa keberatan dalam membayar angsuran sehingga
jumlah pinjaman yang diterima, dibagi separuhnya kepada anggota keluarga atau kerabatnya.