Status Kategori Rumahtangga Karakteristik Rumahtangga Peserta PNPM MP .1 Kepemilikan Benda Berharga

54 4 rumah Panggung dengan ukuran dibawah 30 meter persegi, kumuh, tidak memiliki fentilasi dan kaca, tidak memiliki WCtoilet, 5 tidak memiliki sawah atau ladang, 6 tidak memiliki kulkas, TV, 7 bahan bakar memasak masih menggunakan kayu baka, 8 membeli pakaian setahun sampai dua tahun sekali . Adapun persentase rumahtangga peserta PNPM MP menurut kategori rumahtangga miskin kriteria lokal disajikan pada Gambar 6. Gambar 6 Persentase Rumahtangga Peserta PNPM MP di Desa Kemang menurut Kategori Stimulan dan Kategori Rumahtangga Meski sasaran utama dalam PNPM MP merupakan rumahtangga miskin RTM dengan tujuan utama meningkatkan partisipasi RTM, namun pada pelaksanaan di Desa Kemang mayoritas Peserta PNPM MP merupakan rumahtangga tidak miskin yaitu pada Peserta PNPM MP Sosial Dasar dan SPKP berturut-turut sekitar 54 persen dan 67 persen. Khusus pada program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPKP, dari 30 rumahtangga peserta SPKP jumlah rumahtangga berdasarkan kategori tidak miskin, miskin dan sangat miskin berturut-turur, 20, 8 dan 2 rumahtangga. Dengan perkataan lain, sekitar 60 persen anggota SPKP tergolong ke dalam rumahtangga tidak miskin. Hal ini disebabkan pada umumnya RTM merasa tidak memerlukan dana SPKP, dengan alasan bahwa mereka seakan memiliki beban 55 dengan kewajiban mengangsur setiap bulannya. Selain itu, sebagian besar RTM yang ada di Desa Kemang tidak memiliki usaha dan hanya menggantungkan hidupnya dari hasil bertani, seperti yang dipaparkan oleh Ibu E, Ketua SPKP kelompok Pengajian Nurul Huda, Cikupa: “… Seuseueur na anggota kelompok SPKP nu di Ibu sanes RTM. Da saleres na mah neng kelompok nu sanes ge kitu, paling ngan hiji dua nu RTM na mah. Sanes teu ditawisan, mung RTM mah kitu rada keberatan aya pinjamana-pinjaman kieu teh, abot mayaran angsuran sasihan na. Janten Ibu mah nyayogikeun kanggo saha we kitu anu kersa, teras anu gaduh usaha nu mayeng, utami na mah anu nyanggupan ngangsur unggal sasih tepat waktu..” Adapun pada program pembangunan sarana dan prasarana baik pengaspalan jalan maupun pembangunan PAUD, sebagian besar RTM merasa tidak dilibatkan. Sebagaimana tertulis dalam PTO PNPM MP, tenaga kerja untuk pembangunan sarana prasarana disyaratkan berasal dari RTM. Namun, pada kenyataannya di lapangan, tenaga kerja yang menjadi tukang ditentukan secara sengaja dalam musyawarah dengan tidak mempertimbangkan RTM melainkan dengan pertimbangan keahlian. Sehingga tenaga kerja terpilih merupakan tukang bangunan yang berdomisili di Desa Kemang. 56

BAB VII STIMULAN PNPM MP DAN PENGELOLAAN PNPM MP

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, kegiatan PNPM MP yang telah dilaksanakan di Desa Kemang meliputi Pembangunan Sarana dan Prasarana berupa pengaspalan jalan dan Pembangunan PAUD serta kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan SPKP. Jumlah keseluruhan dana yang diterima Desa Kemang untuk kedua program atau kegiatan tersebut sebesar Rp 361.764.600,- tiga ratus enam puluh satu juta tujuh ratus enam puluh empat ribu enam ratus rupiah. Sub bab berikut ini akan menguraikan lebih lanjut mengenai stimulan PNPM MP berupa jumlah dana untuk masing-masing program. 7.1 Stimulan PNPM MP 7.1.1 Stimulan Dana BLM untuk Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Salah satu indikator keberhasilan PNPM MP dapat dilihat dari perbaikan sarana dan prasarana yang menunjang di Desa Kemang. Program yang dilaksanakan untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan melalui kegiatan perbaikan sarana dan prasarana berupa pengasapalan jalan dan pembangunan gedung PAUD. Dari keseluruhan dana yang diterima dari PNPM MP, total dana BLM yang digunakan untuk perbaikan sarana dan prasarana, yaitu sebesar Rp 283.638.600,- dua ratus delapan puluh tiga juta enam ratus tiga puluh delapan ribu enam ratus rupiah. Pencairan dana dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap pertama dan kedua masing-masing 30 persen dari total dana bantuan, dan tahap ketiga 40 persen dari total dana bantuan. Bantuan dana tersebut diberikan kepada masyarakat untuk pembangunan sarana dan prasarana hingga selesai pengerjaannya. Masyarakat Desa Kemang hanya tinggal menikmati hasil-hasil dari program PNPM MP. Dapat dikatakan bahwa tingkat bantuan dana pada program pembangunan sarana dan prasarana seragam, karena pada dasarnya hasil program PNPM MP 57 berupa pengaspalan jalan dan pembangunan PAUD dapat dinikmati seluruh masyarakat Desa Kemang.

7.1.2 Stimulan Dana BLM untuk Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok

Perempuan SPKP Jumlah dana yang dialokasikan untuk kegiatan SPKP sebesar Rp 60.000.000,- untuk enam kelompok yang masing-masing terdiri dari sepuluh anggota. Secara administratif, masing-masing kelompok mendapatkan Rp 10.000.000,- untuk didistribusikan kepada setiap anggota dengan jumlah dana pinjaman sebesar Rp 1.000.000,- per orang. Namun, pada pelaksanaannya ditemukan bahwa tidak semua anggota mendapatkan dana dengan jumlah yang sama. Pada Tabel 12 berikut ini disajikan data berkenaan dengan jumlah dan persentase tingkat bantuan dana BLM yang diperoleh anggota SPKP. Tabel 12 Tingkat Bantuan Dana BLM yang Diperoleh Anggota SPKP PNPM MP di Desa Kemang, Tahun 2009 dalam jumlah dan persen Tingkat Bantuan Dana Jumlah Rendah 2 6,67 Sedang 26 86,67 Tinggi 2 6,67 Total 30 100 Untuk diketahui bahwa menurut PTO PNPM MP jumlah dana yang diterima oleh anggota SPKP harus merata, namun berdasarkan kasus di Desa Kemang, ditemukan bahwa ada dua orang anggota yang meminjam pinjaman ganda sebesar Rp 2.000.000,-. Hal tersebut ditemukan pada kasus kelompok Pengajian Nurul Huda dan Kelompok Arisan Istri Binangkit. Hal ini dikarenakan terdapat anggota yang tidak meminjam sehingga mengalokasikannya kepada anggota lain. Selain itu, terdapat pula dua anggota SPKP yang hanya menerima pinjaman sebesar Rp 500.000,- karena anggota SPKP merasa keberatan dalam membayar angsuran sehingga jumlah pinjaman yang diterima, dibagi separuhnya kepada anggota keluarga atau kerabatnya. Kasus ini ditemukan pada kelompok Posyandu Dusun 1.

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4 65 98

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76