Gambar 19. Peta Kepadatan Bangunan Cagar Budaya Menggunakan Metode Kernel Density.
Gambar 20. Peta Peringkat Kepadatan Kelurahan yang Memiliki Bangunan Cagar Budaya.
Kelurahan dengan kepadatan Kelas II masih memiliki modal yang cukup besar, namun diperlukan keberadaan potensi lain dalam mendukung pengembangan
kawasan sebagai kawasan wisata cagar budaya. Kelurahan dengan peringkat
kepadatan Kelas II tersebut meliputi Kelurahan Pabaton, Kelurahan Ciwaringin, Kelurahan Gudang, Kelurahan Baranangsiang, Kelurahan Sukasari, dan Kelurahan
Empang. Kelurahan dengan kepadatan Kelas III dinilai sangat kurang berpotensi untuk dikembangkan, sehingga mutlak perlu dukungan yang sangat besar dari
keberadaan potensi lain.
5.2. Keunggulan Bangunan Cagar Budaya
Tidak semua bangunan cagar budaya berkondisi dan dapat berfungsi dengan baik. Sehingga walaupun memiliki nilai sejarah tinggi, namun jika tidak lagi
berkondisi dan berfungsi baik, bangunan tersebut tidak memiliki nilai potensial sebagai objek pembangun kawasan wisata cagar budaya perkotaan. Terdapat tiga
kriteria dasar yang dapat menjadikan sebuah bangunan berpotensi menjadi wisata cagar budaya, yaitu akses, fungsi, dan kondisi bangunan. Masing-masing nilai
didapat dari pengamatan langsung terhadap 494 bangunan cagar budaya yang ada di Kota Bogor. Pengamatan yang dilakukan bersifat subyektifitas peneliti dengan
berdasarkan panduan penentuan penilaian bangunan cagar budaya sebagai berikut:
Tabel 22. Keterangan Penilaian Kriteria Masing-masing Objek dan Bangunan Cagar Budaya.
KRITERIA KETERANGAN
Kondisi Bangunan
baik bangunan utuh dan terawat
sedang bangunan utuh tapi tidak terawat atau bangunan tidak utuh tapi terawat
kurang bangunan tidak utuh dan tidak terawat
Akses terhadap Bangunan
baik terbuka untuk umum dapat diakses setiap waktu
sedang terbuka untuk umum dibatasi oleh waktu
kurang tidak terbuka untuk umum dan dibatasi oleh waktu
Fungsi Bangunan
baik memiliki lebih dari dua fungsi
sedang hanya memiliki dua fungsi
kurang hanya memiliki satu fungsi
Gambar 21. Contoh Bangunan Cagar Budaya yang Tidak Utuh dan Tidak Terawat.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari keseluruhan bangunan cagar
budaya di Kota Bogor terdapat 454 bangunan atau sekitar 91.9 berkondisi baik, dan hanya delapan bangunan atau sekitar 1.62 berkondisi kurang baik. Namun lebih
lanjut hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa dari seluruh bangunan cagar budaya yang ada, hanya terdapat 17 bangunan atau sekitar 3.44 yang bersifat multi-
fungsi dan 25 bangunan atau sekitar 5.06 yang sangat mudah untuk diakses. Hal ini menunjukkan bahwa bangunan cagar budaya yang ada masih memiliki fungsi dan
akses yang rendah terhadap kegiatan wisata perkotaan.
Tabel 23. Tabel Jumlah Kondisi, Fungsi dan Akses Untuk Masing-masing Kriteria Penilaian Bangunan Cagar Budaya.
Kriteria Kondisi
Fungsi Akses
Jumlah Persen
Jumlah Persen
Jumlah Persen
Baik 454
91.9 17
3.44 25
5.06 Sedang
32 6.48
119 24.1
121 24.5
Kurang 8
1.62 358
72.5 348
70.5
Selanjutnya setiap kriteria dilakukan pembobotan guna mendapatkan peringkat dalam penentuan kelurahan mana yang memiliki nilai potensi bangunan
paling tinggi. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode rank order centroid ROC, dimana kriteria diurutkan berdasarkan prioritas atau kepentingan
seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 24. Tabel Bobot pada Setiap Kriteria Menggunakan Rank Order Centroid.
Tingkat Prioritas Bobot
Baik 1+12+133
= 0.61
Sedang 12+133
= 0.28
Kurang 133
= 0.11
JUMLAH 1
Hasil analisis dengan pembobotan sederhana dan pemeringkatan melalui pembagian tiga hirarki, menghasilkan empat kelurahan dengan peringkat Potensi I
yang meliputi Kelurahan Babakan, Kelurahan Paledang, Kelurahan Babakan Pasar, dan Kelurahan Sempur. Kelurahan Babakan memiliki bangunan cagar budaya yang
walaupun sebagian besar merupakan bangunan rumah tinggal yang memiliki keterbatasan akses, namun kondisi bangunan rumah tinggal secara umum terjaga
dengan baik sehingga mendorong tingginya nilai akumulasi bangunan secara keseluruhan. Banyaknya bangunan tidak selalu mengindikasikan tingginya nilai
potensi bangunan yang dimiliki, dimana hal tersebut ditunjukkan oleh Kelurahan Babakan Pasar yang memiliki jumlah bangunan lebih sedikit dibandingkan dengan
Kelurahan Sempur, namun memiliki nilai yang lebih tinggi. Hal yang sama terjadi juga pada Kelurahan Empang, dimana jumlah bangunan yang dimiliki lebih sedikit
dari Kelurahan Baranangsiang dan Kelurahan Gudang, namun memiliki nilai potensi bangunan yang lebih tinggi.
Tabel 25. Nilai Bangunan pada masing-masing Kelurahan yang Memiliki Bangunan Cagar Budaya.
NO KELURAHAN
JUMLAH BANGUNAN
NILAI BANGUNAN
PERINGKAT POTENSI
1 Babakan
114 96.8
Potensi I 2
Paledang 54
51.7 Potensi I
3 Babakan Pasar
38 37.0
Potensi I 4
Sempur 39
36.3 Potensi I
5 Ciwaringin
38 33.3
Potensi II 6
Pabaton 33
30.8 Potensi II
7 Sukasari
19 18.2
Potensi II 8
Empang 16
17.0 Potensi II
9 Baranangsiang
19 15.5
Potensi II 11
Gudang 18
14.7 Potensi II
10 Bondongan
15 13.5
Potensi III 12
Tanah Sareal 13
12.2 Potensi III
13 Kebon Kelapa
14 11.7
Potensi III 14
Pasir Jaya 9
8.83 Potensi III
16 Cibogor
7 8.17
Potensi III 17
Lawang Gintung 7
7.67 Potensi III
19 Batutulis
6 7.50
Potensi III 15
Kebon Pedes 8
7.33 Potensi III
18 Menteng
7 7.17
Potensi III 21
Bantarjati 3
4.83 Potensi III
20 Panaragan
3 3.50
Potensi III 28
Pasir Mulya 2
2.00 Potensi III
23 Kedung Badak
1 1.83
Potensi III 24
Katulampa 1
1.83 Potensi III
22 Pasir Kuda
2 1.67
Potensi III 26
Tegal Lega 1
1.50 Potensi III
25 Gunung Batu
2 1.33
Potensi III 29
Rangga Mekar 1
1.00 Potensi III
30 Cikaret
1 1.00
Potensi III 27
Tanah Baru 1
0.83 Potensi III
31 Cibuluh
1 0.83
Potensi III 32
Ciparigi 1
0.33 Potensi III