Definisi Cagar Budaya TINJAUAN PUSTAKA

prosesnya. Penenkanan pelaksanaan pelestarian cagar budaya perlu memperhatikan keseimbangan aspek ideologis, akademis, ekologis, dan ekonomis guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemahaman tersebut di atas kemudian diterjemahkan Undang-Undang Cagar Budaya ke dalam tujuan Pelestarian Cagar Budaya yang meliputi: 1. Melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia; 2. Meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui Cagar Budaya; 3. Memperkuat kepribadian bangsa; 4. Meningkatkan kesejahteraan rakyat; dan 5. Mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat internasional. Kemudian dalam konteks penataan ruang, Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menegaskan pentingnya kota-kota memperhatikan nilai parsial budaya yang berkembang di masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang. Hal ini mengandung makna tema budaya menjadi salah satu faktor determinan dalam pengelolaan kawasan disamping tema-tema lainnya, seperti lingkungan, sumber daya alam dan teknologi, ekonomi dan pertahanan keamanan. Lingkup Pelestarian Cagar Budaya meliputi Pelindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Cagar Budaya di darat dan di air sehingga upaya pelestarian sangat berkaitan pula dengan penataan ruang. Satuan ruang geografis dapat ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya apabila: 1. Mengandung 2 dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan; 2. Berupa lanskap budaya hasil bentukan manusia berusia paling sedikit 50 lima puluh tahun; 3. Memiliki pola yang memperlihatkan fungsi ruang pada masa lalu berusia paling sedikit 50 lima puluh tahun; 4. Memperlihatkan pengaruh manusia masa lalu pada proses pemanfaatan ruang berskala luas; 5. Memperlihatkan bukti pembentukan lanskap budaya; dan 6. Memiliki lapisan tanah terbenam yang mengandung bukti kegiatan manusia atau endapan fosil. Peraturan Pemerintah No. 262008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWN telah menetapkan tiga peninggalan budaya yang termasuk dalam Kawasan Strategis Nasional KSN, yakni Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Tana Toraja. Namun tidak menutup kemungkinan situs-situs lain akan ditetapkan sebagai KSN apabila telah memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam RTRWN. Lebih lanjut KebijakanArahan Pengembangan Kawasan Heritage dan Bangunan Cagar Budaya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah diwujudkan dalam: 1. Kebijakan dan strategi pengembangan Kawasan Heritage sebagai bagian dari Kawasan Lindung yang meliputi implementasi antara lain: - Menetapkan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan; - Meningkatkan nilai kawasan bersejarah danatau bernilai arsitektur tinggi; dan - Mengembangkan potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai sejarah. 2. Kebijakan dan Strategi pengembangan Kawasan Heritage sebagai bagian dari Kawasan Budidaya dapat berupapengaturan pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung mengendalikan pengembangan kawasan pusat kota. 3. Kebijakan dan Strategi pengembangan Kawasan Heritage sebagai bagian dari Kawasan Strategis Sosial Budaya dimana strategi pengembangannya dapat berupa menata kawasan dalam rangka perlindungan terhadap kelestarian lingkungan dan menata kawasan dalam rangka perlindungan peninggalan budaya. Kota Bogor seperti kotakabupaten lainnya di luar hasil realisasinya di lapangan, telah mengakomodir kebutuhan ruang dalam RTRW yang telah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah. Dalam Rencana Kawasan Lindung RTRW Kota Bogor 2011-2031, dinyatakan bahwa yang masuk ke dalam Kawasan Cagar Budaya meliputi: 1. Istana Bogor di Jl.Ir.H.Juanda; 2. Istana Batu Tulis di Jl.BatuTulis; 3. Gedung Karasidenan Bogor Bakorwil di Jl. Ir. H. Juanda Nomor 4; 4. Balai Kota Bogor di Jl. Ir. H. Juanda Nomor 10; 5. Markas KODIM 0606 Bogor di Jl. Jenderal Sudirman Nomor 33; 6. Markas KOREM 061Surya Kencana di Jl. Merdeka Nomor 6; 7. Gedung BlenongBadan PertanahanNasionalBogordiJl.JalakHarupat; 8. Gedung RRIRegional II Bogor di Jl. Pangrango Nomor 34; 9. Balai Penelitian Bio Teknologi Perkebunan Republik Indonesia di Jl. Taman Kencana; 10. Kantor Pos Bogor di Jl. Ir. H. Juanda Nomor 5; 11. Museum Zoologi Bogor di Jl. Ir. H. Juanda Nomor 9; 12. Monumen dan Museum Peta di Jl. Jenderal Sudirman Nomor 35; 13. Makam Raden Saleh di Jl. Pahlawan gg. Raden Saleh; 14. Gereja Kathedral di Jl. KaptenMuslihat Nomor 22; 15. Gereja Zebaothdi Jl. Ir. H. Juanda Nomor 3; 16. Kapel Regina Pacis, Kompleks diJl. Ir. H. Juanda; 17. Gedung SMA YZA 2 Bogor di Jl. Semeru Nomor 41; 18. Gedung SMP Negeri 2 Bogor di Jl. Gedong Sawah IV Nomor 9; 19. Gedung SMA-SMP Negeri 1 Bogor di Jl. Ir. H. Juanda Nomor 16; 20. Stasiun Kereta Api Bogor di Jl. Nyi Raja Permas Nomor 1; 21. Rumah Sakit Salak di Jl. Jenderal Sudirman Nomor8; 22. Rumah Panti Asuhan “Bina Harapan” di Jl, Jenderal Sudirman No 7; 23. Hotel Salak di Jl. Ir. H. Juanda; 24. Mesjid Empang di Jl. Empang; 25. Klenteng Dhanagun Hok Tek Bio di Jl. Suryakencana Nomor 1;dan 26. Prasasti Batu Tulis di Jl. Batu Tulis. Kawasan Cagar Budaya tersebut direncanakan untuk mempertahankan karakteristik bangunan dan lingkungan sekitarnya serta merevitalisasi kawasan cagar budaya. Selain itu terdapat juga Kawasan Strategis Kota dimana salah satu nya terdapat Kawasan Strategis Sosial Budaya yang meliputi: 1. Kawasan perdagangan lama di Pasar Bogor, Pecinan di Jalan Suryakencana dan Kampung Arab di Empang; 2. Kawasan Istana Batutulis dan sekitarnya;dan 3. Kawasan perumahan berarsitektur khas di Taman Kencana. Upaya penataan yang dilakukan terhadap kawasan perdagangan lama yaitu: