Sinergitas Antara Cagar Budaya dan Pariwisata Perkotaan
utama atau elemen pendukung Jansen-Verbeke 1994. Model konseptual dari objek wisata yang diterapkan dalam analisis ini adalah alat untuk mengidentifikasi cluster
cagar budaya dan memberikan peringkat dalam posisi morfologi dan secara fungsinya Gambar 4.
Sumber: Jansen-Verbeke dan Lievois 1999
Gambar 4. Daya Tarik Wisata Kawasan Cagar Budaya Perkotaan. Prinsip dasar dari model analitis ini adalah kedekatan interaksi antara bentuk
dan fungsi dalam pengembangan cluster cagar budaya yang menarik. Terdapat gradasi yang jelas antara cluster cagar budaya yang berfungsi sebagai elemen utama
produk wisata perkotaan, baik dari sisi karakteristik morfologi, posisi dan kemudahan akses, dibandingkan dengan fungsi wisata dan bangunan cagar budaya
yang tidak terintegrasi yang bukan merupakan hal yang menarik untuk kebanyakan wisatawan.
Langkah pertama dalam analisis, yaitu terfokus pada kelompok cagar budaya dalam kota bersejarah tanpa memperhitungkan struktur fungsi keseluruhan dan
zonasi di pusat kota. Fungsi wisata sebuah kota bersejarah tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang hanya menempel pada struktur perkotaan. Sebaliknya, hal
tersebut bagaimanapun juga merupakan bagian dari sistem perkotaan Ashworth et al., 1990 dalam Verbeke, 1999. Semakin pentingnya fungsi wisata secara bertahap
mengubah campuran fungsi di pusat kota dan dampak dari kegiatan pariwisata mempengaruhi kualitas dan karakteristik lingkungan. Harmonisasi dan interaksi
antara pariwisata dan kegiatan ekonomi lain, dalam hal penggunaan ruang, sangat tergantung bagaimana kelompok cagar budaya secara fisik dan fungsi terintegrasi
dengan sistem perkotaan.
Faktor-faktor yang berperan dalam pengembangan spektrum peluang wisata perkotaan meliputi:
Aksesibilitas menuju dan dalam area destinasi; Kemungkinan terdapatnya pilihan dari berbagai kegiatan dan memenuhi
beragam preferensi;
Kombinasi aktifitas dengan anggaran yang spesifik; Pengaturan tata ruang dari tempat-tempat menarik jaringan, jalan;
Sinergitas fungsi antar fasilitas perkotaan; Interaksi antar aktivitas.
Sumber: Jansen-Verbeke dan Lievois 1999
Gambar 5. Konsep Spektrum Peluang Wisata Perkotaan. Interpretasi awal dari hasil studi ini mengarah pada pendefinisian tiga dimensi
yang relevan dalam model pengembangan spektrum peluang wisata perkotaan Gambar 6.. Tantangan saat ini terletak pada analisis yang lebih mendalam dari
masing-masing dimensi, terutama untuk menilai peran cluster warisan dalam pengembangan spektrumjangkauan yang menarik untuk berbagai jenis wisatawan.
Gambar 6. Model Pengembangan Spektrum Peluang Pariwisata.