Kemampuan Lahan Kondisi Fisik Wilayah

215,47 ha. Sisanya agak kritis 2,49 persen 295,07 ha dan potensial kritis 14,24 persen 1.687,48 ha. Lahan kritis banyak terdapat di wilayah Kecamatan Bogor Selatan. Semua Kelurahan di daerah tersebut mengandung lahan kritis kecuali Kelurahan Cikaret. Lahan potensial kritis selain di Kecamatan Bogor Selatan juga banyak terdapat di Kecamatan Bogor Barat. Beberapa danau, situ dan kolam di Kota Bogor ada yang berfungsi untuk irigasi, retensi dan rekreasi. Situ Gede, Situ Panjang dan Situ Curug difungsikan sebagai irigasi dan retensi. Danau Bogor Raya, Kolam Retensi Cimanggu dan Kolam Retensi Taman Sari Persada selain difungsikan sebagai retensi juga dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi. Danau atau situ terluas di Kota Bogor adalah Situ Panjang 4,5 ha dan Situ Gede 4 ha. Di wilayah Kota Bogor dilalui oleh dua buah sungai, yaitu Sungai Cisadane dan Sungai Ciliwung. Sungai Cisadane mempunyai luas pengaliran 185 kilometer persegi dan Sungai Ciliwung mempunyai luas pengaliran 211 kilometer persegi. Menurut hasil pengukuran debit tahun 2004, setiap satu kilometer persegi Sungai Cisadane memiliki debit 75,8 liter per detik dan setiap satu kilometer persegi Sungai Ciliwung memiliki debit 74,1 liter per detik. Untuk kualitas air, pada umumnya kualitas air sungai di wilayah Kota Bogor kurang memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Hal itu disebabkan beberapa unsur seperti sulfat, fosfat, nitrat dan jumlah total coliform dalam air sungai, melebihi kriteria baku. Kondisi yang mirip juga terdapat pada air situ yang umumnya berkualitas di bawah persyaratan baku mutu. Sedangkan air sumur penduduk, nilai pH-nya cenderung fluktuatif, dan di beberapa lokasi kandungan detergen dan bakteri e-colli sedikit diatas kriteria yang disyaratkan. Tabel 16. Hasil Pengukuran Debit Sungai di Kota Bogor, Tahun 2004. No. Sungai Luas Daerah Pengaliran Rata-rata AliranKm² Tinggi Aliran Volume x 106 1 Cisadane 185,0 Km² 14 m³det 75,8 Ltdet 2388,3 mm 441 m³ 2 Ciliwung 211,0 Km² 15,6 m³det 74,1 Ltdet 2335,4 mm 492 m³ Sumber : Masterplan SPAM Kota Bogor, 2008.

4.2.8. Rencana Tata Ruang Wilayah

4.2.8.1. Struktur Ruang

Pusat Pelayanan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Bogor Tahun 2011 – 2031, direncanakan Kota Bogor memiliki 1 pusat kota, 4 subpusat pusat Wilayah Pelayanan WP dan 14 subpusat WP pusat lingkungan. Rencana Transportasi

A. Rencana Jaringan Jalan

Pembangunan jalan yang akan dikembangkan meliputi jaringan jalan Bogor Outer Ring Road tahap 2 dan 3 Simpang Narkoba – Yasmin – Dramaga, Lanjutan Jalan R3 Villa Duta – Wangun, Bogor Inner Road Harjasari – Pasir Kuda, Tol Ciawi – Sukabumi, pembukaan jalan akses poros Barat – Timur dan Utara – Selatan di Kecamatan Tanah Sareal dan Bogor Utara, Pembangunan Jalan disisi jalan tol Jagorawi di Kecamatan Bogor Utara dan Bogor Timur, pembangunan jalan-jalan tembus, serta peningkatan kapasitas jalan eksisting pelebaran. Tabel 17. Rencana Pusat Pelayanan RTRW Kota Bogor Tahun 2011-2031. WP Wilayah Cakupan Wilayah Cakupan Pelayanan Penduduk 2028 A Bogor Tengah Bogor Tengah 296,180 Sebagian Bogor Selatan Batu Tulis, Bondongan, Empang Sebagian Bogor Timur Baranangsiang, Sukasari Sebagaian Bogor Barat Menteng B Sebagian BeBogor Barat Sebagian Besar Bogor Barat 216,065 Wilayah perbatasan C Tanah Sareal Tanah Sareal 427,718 sebagian Bogor Barat Cilendek Barat, Cilendek TImur, Curugmekar, Semplak, Curug D Sebagian besar Bogor Utara Sebagian besar Bogor Utara 382,509 E Bogor Selatan Bogor Selatan 353,554 Bogor Timur Bogor Timur Sebagian Bogor Utara Katulampa, Tanah baru Sumber : Materi Teknis RTRW Kota Bogor.

B. Rencana Pengembangan Angkutan Kereta Api

Rencana pengembangan meliputi penataan stasiun Bogor dan sekitarnya, pembangunan stoplate Sukaresmi, dan pembangunan perlintasan tidak sebidang underpassoverpass.

C. Rencana Pengembangan Simpul Terminal

Pengembangan terminal meliputi optimalisasi terminal tipe A yang ada Baranangsiang sebelum terminal tipe A baru terbangun, membangun terminal penumpang diwilayah perbatasan Muarasari, Cibuluh, Cibadak, membangun terminal barang di wilayah utara dan selatan, dan mengembangkan terminal Agribisnis di Selatan Bojongkerta.

D. Rencana Pengembangan Angkutan Umum

Prioritas pengembangan angkutan umum pada masa depan diarahkan pada moda angkutan massal. Rute angkutan dalam kota akan dikembangkan potensi Trans Pakuan, Monorail dalam kota, dan feeder trans pakuan. Rute antar kota akan dikembangkan frekuensi kereta api dan feeder bus way ke Jakarta.