Bogor. Wilayah Hutan Kota yang dapat dijadikan potensi RTH Kota Bogor kedepan adalah hutan-hutan penelitian yang notabene adalah milik departemenkantor pusat
yang sewaktu-waktu bisa dialihkan fungsinya menjadi fungsi komersial diantaranya: Hutan Penelitian Biotrop dan Kebun Penelitian IPB.
2. Lahan yang dapat dikembangkan dengan persyaratan limited area
Lahan yang dapat dikembangkan dengan persyaratan adalah lahan belum terbangun yang dapat dialihfungsikan untuk kegiatan perkotaan dengan persyaratan
tertentu seperti pengaturan bangunan atau penggunaan teknologi tertentu. Di Kota Bogor lahan ini terdiri dari lahan resapan air dimana pembangunannya memerlukan
pengaturan KDH danatau pemberlakukan aturan penyediaan sumur resapan.
3. Lahan yang dapat dikembangkan developed area
Lahan yang dapat dikembangkan adalah lahan terbangun atau lahan tidak terbangun yang dapat dialihfungsikan penggunaannya untuk keperluan aktivitas
budidaya perkotaaan, seperti perumahan dan prasarananya, industri, perdagangan dan jasa. Dalam kecenderungannya lahan tidak terbangun cenderung beralih fungsi
menjadi lahan perumahan dan prasarananya atau industri. Sedangkan kegiatan komersial perkotaan berupa perdagangan dan jasa cenderung berubah dari
penggunaan lahan perumahan atau lahan terbangun lainnya.
Tabel 15. Kemampuan Lahan Kota Bogor.
No Kecamatan
Lahan tidak dapat Dikembangkan
Lahan yang dapat Dikembangkan
Lahan dapat dikembangkan
Terbatas Jumlah
Kawasan Perlindungan
Plasma nutfah dan Hutan
Kota Kawasan
Perlindungan setempat
Lahan Potensial untuk
Pengembangan Kawasan
yang sudah terbangun
Daerah Resapan
Konservasi Air Tanah
1 Bogor Barat
51,16 114,30
1.166,41 1.011,42
- 2.343,29
2 Bogor Selatan
- 139,22
1.927,60 944,12
282,30 3.293,24
3 Bogor Tengah
108,84 63,76
47,18 561,34
- 781,12
4 Bogor Timur
- 107,61
390,88 536,73
19,84 1.055,06
5 Bogor Utara
- 106,55
898,95 886,57
- 1.892,07
6 Tanah Sareal
- 103,78
1.162,96 1.053,97
- 2.320,70
Jumlah 160,00
635,23 5.593,97
4.994,13 302,14
11.685,4 9
Sumber: Laporan akhir KLHS RTRW Kota Bogor, 2011-2031.
4.2.7. Hidrologi
Di wilayah Kota Bogor terdapat enam lokasi mata air, empat lokasi air tanah dalam dan dua lokasi air tanah dangkal yang biasa digunakan untuk air minum non
perpipaan. Kapasitas sumber mata air dan air tanah dalam mengalami penurunan dibanding tahun 2011. Demikian pula kapasitas air tanah dalam, dari tahun 2011 ke
tahun 2012 mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan semakin berkurangnya resapan air karena semakin bertambahnya daerah pemukiman di wilayah Kota Bogor.
Lahan di Kota Bogor hingga tahun 2012 masih banyak lahan tidak kritisnya yaitu sekitar 81,45 persen 9.651,98 ha. Sementara lahan kritisnya mencapai 1,82 persen
215,47 ha. Sisanya agak kritis 2,49 persen 295,07 ha dan potensial kritis 14,24 persen 1.687,48 ha. Lahan kritis banyak terdapat di wilayah Kecamatan Bogor
Selatan. Semua Kelurahan di daerah tersebut mengandung lahan kritis kecuali Kelurahan Cikaret. Lahan potensial kritis selain di Kecamatan Bogor Selatan juga
banyak terdapat di Kecamatan Bogor Barat. Beberapa danau, situ dan kolam di Kota Bogor ada yang berfungsi untuk irigasi, retensi dan rekreasi. Situ Gede, Situ Panjang
dan Situ Curug difungsikan sebagai irigasi dan retensi. Danau Bogor Raya, Kolam Retensi Cimanggu dan Kolam Retensi Taman Sari Persada selain difungsikan
sebagai retensi juga dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi. Danau atau situ terluas di Kota Bogor adalah Situ Panjang 4,5 ha dan Situ Gede 4 ha.
Di wilayah Kota Bogor dilalui oleh dua buah sungai, yaitu Sungai Cisadane dan Sungai Ciliwung. Sungai Cisadane mempunyai luas pengaliran 185 kilometer
persegi dan Sungai Ciliwung mempunyai luas pengaliran 211 kilometer persegi. Menurut hasil pengukuran debit tahun 2004, setiap satu kilometer persegi Sungai
Cisadane memiliki debit 75,8 liter per detik dan setiap satu kilometer persegi Sungai Ciliwung memiliki debit 74,1 liter per detik. Untuk kualitas air, pada umumnya
kualitas air sungai di wilayah Kota Bogor kurang memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.
Hal itu disebabkan beberapa unsur seperti sulfat, fosfat, nitrat dan jumlah total coliform dalam air sungai, melebihi kriteria baku. Kondisi yang mirip juga terdapat
pada air situ yang umumnya berkualitas di bawah persyaratan baku mutu. Sedangkan air sumur penduduk, nilai pH-nya cenderung fluktuatif, dan di beberapa lokasi
kandungan detergen dan bakteri e-colli sedikit diatas kriteria yang disyaratkan.
Tabel 16. Hasil Pengukuran Debit Sungai di Kota Bogor, Tahun 2004.
No. Sungai
Luas Daerah
Pengaliran Rata-rata
AliranKm² Tinggi
Aliran Volume x
106 1
Cisadane 185,0 Km²
14 m³det 75,8 Ltdet
2388,3 mm 441 m³
2 Ciliwung
211,0 Km² 15,6 m³det
74,1 Ltdet 2335,4 mm
492 m³
Sumber : Masterplan SPAM Kota Bogor, 2008.
4.2.8. Rencana Tata Ruang Wilayah
4.2.8.1. Struktur Ruang
Pusat Pelayanan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Bogor Tahun 2011
– 2031, direncanakan Kota Bogor memiliki 1 pusat kota, 4 subpusat pusat Wilayah
Pelayanan WP dan 14 subpusat WP pusat lingkungan.
Rencana Transportasi
A. Rencana Jaringan Jalan
Pembangunan jalan yang akan dikembangkan meliputi jaringan jalan Bogor Outer Ring Road tahap 2 dan 3 Simpang Narkoba
– Yasmin – Dramaga, Lanjutan Jalan R3 Villa Duta
– Wangun, Bogor Inner Road Harjasari – Pasir Kuda, Tol Ciawi
– Sukabumi, pembukaan jalan akses poros Barat – Timur dan Utara – Selatan