Budaya Sosial Budaya Ekonomi

4.3.3. Pendidikan

Tingkat pendidikan di Kota Bogor berjenjang mulai dari Taman kanak-kanak TK hingga peruruan tinggi. Pada tahun 2015, jumlah sekolah TK sebanyak 359 1 TK negeri dengan jumlah murid 20.248 siswa 140 siswa negeri dan jumlah guru sebanyak 2.213 guru 18 guru negeri. Jumlah sekolah dasar SD sebanyak 301 229 SD negeri dengan jumlah murid 103.865 siswa 85.366 siswa SD negeri dan guru sebanyak 4.764 guru 3.558 guru SD negeri. Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP sebanyak 110 20 SLTP negeri dengan jumlah murid 47.011 siswa 18.116 siswa negeri dan guru sebanyak 2.725 guru 866 guru SLTP negeri. Selanjutnya jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA sebanyak 52 10 SLTA negeri dengan jumlah murid 19.131 siswa 8.098 siswa SLTA negeri dan jumlah guru sebanyak 1.134 guru 465 guru SLTA negeri. Sementara sarana pendidikan sekolah Islam mulai dari tingkat awal Mi sampai yang tingkat atas Ma sebanyak 110 sarana pendidikan dengan jumlah murid sebanyak 25.811 siswa. Pada tingkat perguruan tinggi dan akademi terdapat 11 perguruan tinggiakademi yang terdata di Badan Pusat Statistik Kota Bogor pada tahun 2015 dengan jumlah total mahasiswa sebanyak 51.017 mahasiswa Kota Bogor Dalam Angka 2016.

4.3.4. Perekonomian

Berdasarkan hasil SUSENAS 2013, Kota Bogor memiliki pengeluaran rata- rata perkapita sebulan sebesar Rp 891.425,-. Nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan Provinsi Jawa Barat yang memiliki pengeluaran rata-rata perkapita sebulan sebesar Rp 729.315,-, dan tingkat nasional yang memiliki pengeluaran rata- rata perkapita sebulan sebesar Rp 703 561,-. Kemudian untuk Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Bogor Tahun 2014 atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha sebesar Rp 29.102.228.9 Juta, yang mana nilai tersebut mengalami kenaikan bila dibandingkan PDRB tahun 2013 yaitu sebesar Rp 26.057.306.7 Juta. Struktur perekonomian suatu wilayah dapat menggambarkan sektor-sektor yang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi daerah engine growth. Di Kota Bogor yang menjadi motor penggerak utama pertumbuhannya adalah sektor Perdagangan Hotel dan Restoran yang menyumbang PDRB sebesar 22.25, hal tersebut terbukti dari peranan sektor Perdagangan Hotel dan Restoran yang mendominasi perekonomian di Kota Bogor dari tahun ke tahun. Kemudian sektor lain yang ikut mendorong perekonomian di Kota Bogor adalah sektor Industri Pengolahan yang menyumbang PDRB sebesar 18.53. Kota Bogor Dalam Angka, 2016.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kawasan Cagar Budaya di Kota Bogor

Pendataan dan pemetaan dilakukan dengan mengacu pada daftar bangunan cagar budaya yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bogor. Hasil pendataan bangunan cagar budaya di Kota Bogor menunjukkan terdapat 494 bangunan yang tersebar di enam kecamatan yang ada di Kota Bogor. Dari 68 kelurahan yang ada di Kota Bogor, terdapat 32 kelurahan yang memiliki bangunan cagar budaya yang ada di wilayah nya masing-masing dengan jumlah dan kondisi yang berbeda-beda. Keberadaan bangunan cagar budaya cenderung memusat pada pusat kota dengan Istana Bogor dan wilayah sekitar Kebun Raya Bogor sebagai porosnya. Hal ini menjadikan sebaran bangunan cagar budaya dimiliki oleh kecamatan-kecamatan yang dekat dengan Istana dan Kebun Raya Bogor. Kecamatan Bogor Tengah memiliki jumlah bangunan cagar budaya terbanyak yaitu berjumlah 332 bangunan atau sebesar 67.21 dari total jumlah bangunan yang ada. Sedangkan Kecamatan Bogor Barat memiliki jumlah bangunan cagar budaya paling sedikit yaitu berjumlah 20 bangunan atau hanya sebesar 4.05 dari total jumlah bangunan. Tabel 20. Jumlah Bangunan Cagar Budaya Berdasarkan Kecamatan. No Kecamatan Jumlah Persen 1. Bogor Barat 20 4.05 2. Bogor Selatan 44 8.91 3. Bogor Tengah 332 67.2 4. Bogor Timur 41 8.30 5. Bogor Utara 36 7.29 6. Tanah Sareal 21 4.25 Diantara semua bangunan cagar budaya, jenis bangunan yang paling banyak merupakan bangunan perumahan dengan jumlah 333 bangunan atau sekitar 67.41 dari semua bangunan yang ada. Sedangkan museum merupakan bangunan paling sedikit yaitu sebanyak tiga bangunan atau sekitar 0.61 dari seluruh bangunan. Tabel 21. Jumlah Bangunan Cagar Budaya Berdasarkan Jenis Bangunan. No Jenis Bangunan Jumlah Persen 1. Fasilitas Umum dan Sosial 17 3.44 2. Kesehatan 9 1.82 3. Militer 4 0.81 4. Museum 3 0.61 5. Pendidikan 17 3.44 6. Perdagangan dan Jasa 41 8.30 7. Peribadatan 13 2.63 8. Perkantoran dan Pemerintahan 29 5.87 9. Perumahan 333 67.4 10. Situs 28 5.67 Analisa kepadatan menggunakan metode Kernel Density menghasilkan tiga jenis kepadatan yang terdiri dari: i Sangat Padat dengan total luas mencapai 0.172368 km 2 ; ii Cukup Padat dengan total luas mencapai 0.833234 km 2 ; dan iii Kurang Padat dengan total luas mencapai 3.227005 km 2 . Lingkup analisa Kernel Density bekerja pada titik-titik bangunan cagar budaya secara kontinyu dengan Kota Bogor sebagai batas wilayah analisa dan tidak melakukan analisis berdasarkan wilayah administrasi kelurahan. Hal tersebut membutuhkan proses selanjutnya yaitu dengan melakukan overlay peta jenis kepadatan bangunan cagar budaya dengan batas wilayah administrasi kelurahan di Kota Bogor. Hasil overlay menghasilkan pembagian tiga kelas terhadap kelurahan-kelurahan yang memiliki objek dan bangunan cagar budaya. Tiga kelas tersebut meliputi: 1. Kelas I merupakan kelurahan dengan total luas area kepadatan yang dikalikan nilai bobot kriteria berjumlah antara 0.0597 – 0.1598 km 2 . 2. Kelas II merupakan kelurahan dengan total luas area kepadatan yang dikalikan nilai bobot kriteria berjumlah antara 0.0249 – 0.0524 km 2 . 3. Kelas III merupakan kelurahan dengan total luas area kepadatan yang dikalikan nilai bobot kriteria berjumlah antara 0.0000 – 0.0216 km 2 . Melalui overlay peta kepadatan dengan peta administrasi kelurahan maka diketahui kelurahan-dengan dengan tingkat kepadatan masing-masing. Terdapat empat kelurahan yang dengan tingkat kepadatan Kelas I yang meliputi Kelurahan Babakan, Kelurahan Paledang, Kelurahan Sempur dan Kelurahan Babakan Pasar. Keempat kelurahan tersebut memiliki lingkup area kepadatan yang cukup luas dan merata dibanding kelurahan lain, sehingga menjadi kelurahan yang memiliki modal dasar dalam pengembangan kawasan dinilai dari sisi keberadaan bangunan cagar budaya. Gambar 18. Peta Sebaran Bangunan Cagar Budaya Kota Bogor.