27
c. Siswa tidak dapat menggunakan teknik matematis atau ilmiah karena
siswa cenderung belajar menghafal saja sehingga tidak mengakibatkan timbulnya pengertian
d. Siswa tidak dapat menyusun fakta dan mengambil kesimpulan
e. Siswa tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal karena pengetahuan
yang diperoleh cenderung lebih mudah terlupakan
8. Aktivitas Belajar Siswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996:17, aktivitas berarti keaktifan, kegiatan atau kesibukan. Dalam kegiatan belajar mengajar, aktivitas
yang dimaksud adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental dan keduanya harus selalu terkait.
Montessori dalam Sardiman 1994:95 mengatakan bahwa anak-anak memiliki tenaga untuk berkembang sendiri dan membentuk sendiri. Pendididk
hanya berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak dididknya. Pernyataan tersebut memberikan petunjuk bahwa yang lebih
banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri anak adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidik hanya memberikan bimbingan dan merencanakan
segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didiknya. Rousseau dalam Sardiman 1994:95 mengatakan bahwa dalam kegiatan
belajar segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri dengan bekerja sendiri dan dengan
fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis. Hal ini
28
menunjukkan bahwa setiap orang yang bekerja harus aktif sendiri. Dengan demikian tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa dengan cara
mengamati sendiri, pengalaman sendiri, menyelidiki sendiri dan bekerja secara aktif dengan fasilitas yang diciptakan sendiri untuk berkembang sendiri dengan
bimbingan dan pangamatan dari guru. Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya jangan aktif sendiri tetapi
guru harus memberi kesempatan kepada siswa agar ikut berperan secara aktif juga. Guru juga harus dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam menerima
pelajaran baik aktivitas rohani maupun jasmani. Aktivitas rohani meliputi memecahkan persoalan, mengambil keputusan dan lain-lain. Sedangkan aktivitas
jasmani meliputi melakukan percobaan, berkebun dan lain-lain. Untuk membangkitkan aktivitas rohani , maka guru melakukan:
1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan membimbing diskusi kepada siswa
2. Memberikan tugas-tugas untuk memecahkan masalah, menganalisis,
mengambil keputusan dan sebagainya 3.
Menyelenggarakan berbagai percobaan dengan menyimpulkan keterangan, memberikan pendapat dan sebagainya
Untuk membangkitkan aktivitas jasmani, maka guru melakukan: 1.
Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan di bengkel, laboratorium dan sebagainya
2. Mengadakan pameran, karyawisata dan sebagainya
29
Aktivitas belajar siswa tidak hanya mendengar dan mencatat saja. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas belajar
menurut Paul B. Diedrich dalam Sardiman 1994:99 dapat dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu:
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya: membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain 2.
Oral Activities, contohnya menyatakan: uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato
3. Listening activities, contohnya mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,
musik dan pidato 4.
Writing activities, contohnya menulis: cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin
5. Drawing activities, contohnya menggambar, membuat grafik, peta dan
diagram 6.
Motor activities, contohnya melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun dan beternak
7. Mental activities, contohnya menanggap, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan 8.
Emosional activities, contohnya menaruh aktivitas, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.
Berdasarkan kelompok aktivitas di atas menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah bermacam-macam. Jika berbagai macam aktivitas seperti tersebut di atas
dapat diciptakan di sekolah maka kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut
30
akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.
Setiap siswa mempunyai kadar keaktifan yang berbeda. Kadar keaktifan siswa adalah ciri-ciri yang nampak dan dapat diamati serta dapat diukur oleh
siapapun yang terlibat dalam pembelajaran, misalnya oleh guru. Indikator yang dapat digunakan untuk mengatahui keadaan keaktifan siswa dalam pembelajaran
menurut Nana Sujana adalah: 1.
Adanya aktivitas belajar siswa secara individual untuk penerapan konsep, prinsip dan generalisasi
2. Adanya aktivitas belajar siswa dalam bentuk kelompok untuk memecahkan
masalah 3.
Adanya partisipasi siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya 4.
Adanya keberanian siswa mengajukan pendapat 5.
Adanya aktivitas belajar analisis, penilaian dan kesimpulan 6.
Setiap siswa dapat mengomentari dan memberi tanggapan pendapat siswa lain
7. Adanya kesempatan bagi setiap siswa untuk menggunakan berbagai sumber
belajar yang tersedia 8.
Adanya upaya bagi setiap siswa untuk menilai hasil belajar yang dicapai 9.
Adanya upaya siswa untuk bertanya kepada guru dan atau meminta pendapat siswa yang lainnya dalam upaya kegiatan pembelajarannya
31
Dengan melihat klasifikasi aktivitas seperti uraian di atas, maka aktivitas siswa di sekolah bervariasi dan sangat kompleks. Hal tersebut dapat diantisipasi jika
berbagai kegiatan di sekolah dan kegiatan belajar mengajar yang lebih dinamis mengacu pada pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan atau
pembelajaran PAIKEM.
9. Materi Pembelajaran Matematika