10
c. Untuk belajar, maka perubahan itu harus relatif mantab.
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis. Dari uraian dan pendapat di atas, pada penelitian ini belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku yang dialami seseorang melalui serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan dan lain sebagainya.
Perubahan tersebut dapat berupa perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah, keterampilan, kebiasaan ataupun sikap seseorang. Toeti Soekamto
1997:8 menyatakan bahwa, “apabila seseorang telah belajar sesuatu, maka ia akan berubah kesiapannya dalam hal menghadapi lingkungannya”. Dengan
demikian belajar adalah usaha untuk merubah tingkah laku seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya.
Perubahan tersebut tidak hanya berupa penambahan ilmu pengetahuan belaka, namun dapat juga berupa kecakapan, pengertian, keterampilan sikap, harga diri
dan sebagainya yang menyangkut segala aspek kehidupan seseorang termasuk pribadinya.
2. Hakekat Matematika
Menurut Soehardjo 1992:12, matematika dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan sistem yang tiap-tiap sistem itu mempunyai struktur atau urutan,
interrelasi dari pengetahuan atau operasi-operasi tersendiri yang tersusun secara deduktif. Matematika berkenaan dengan pikiran berstruktur yang relasi-
operasinya maupun hubungan-hubungannya diatur secara logis. Hal ini berarti
11
matematika bersifat sangat abstrak yaitu berkenaan dengan konsep, prinsip abstrak dan penalarannya.
Gagne, R. M dalam Soehardjo 1992:12 menyatakan bahwa obyek penelaahan matematika adalah fakta, keterampilan operasi matematika, konsep
dan prinsip atau aturan-aturan. Obyek penelaahan ini menggunakan simbol-simbol sebagai sarana untuk melakukan penalaran.
Soehardjo 1992:13 juga berpendapat bahwa sistem matematika adalah sistem deduktif yang dimulai dari memilih beberapa unsur yang tidak
didefinisikan undefined yang disebut unsur-unsur pendahulu yang diperlukan sebagai dasar komunikasi, kemudian ke unsur-unsur yang didefinisikan. Akhirnya
dalil atau teorema dapat dibuktikan melalui unsur-unsur yang tidak didefinisikan dan unsur-unsur yang didefinisikan tadi.
Menurut Herman Hudoyo 1988:3, simbolisasi dalam matematika menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk
membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun
secara hierarkis. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun
secara hierarkis dan penalarannya deduktif.
3. Belajar Matematika
Belajar matematika pada dasarnya merupakan proses yang diarahkan pada suatu tujuan. Tujuan belajar matematika dapat dilihat dari kemampuan seseorang
12
memfungsionalkan materi matematika yang dipelajari, baik secara konseptual maupun secara praktis. Secara konseptual dimaksudkan dapat mempelajari
matematika lebih lanjut, sedangkan secara praktis dimaksudkan menerapkan matematika pada bidang-bidang lain.
Perubahan yang diakibatkan oleh proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pemahaman, perubahan pengetahuan, sikap
dan tingkah laku, ketrampilan dan aspek-aspek lain yang ada pada diri orang yang belajar. Seseorang belajar matematika jika pada diri orang tersebut terjadi
perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan matematika. Misal, orang yang telah belajar matematika akan terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dan
mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata. Salah satu prinsip penting psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya
memberi siswa pengetahuan dengan cara penyampaian informasi kepada siswa. Seharusnya siswa dapat membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri.
Dalam pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivis, siswa diberi kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara sadar, dan
guru membimbing siswa ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi Slavin, 1994:49.
4. Prestasi Belajar Matematika