c. Kecerdasan Visual – Spasial
Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan penggambaran, bentuk, dan sistem tata ruang. “Kecerdasan ini berkaitan erat dengan
warna, garis, bentuk, bahan, keruangan, serta hubungan antara elemen- elemen tersebut. Orang dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk
memvisualisasikan sesuatu, membuat grafis yang menggambarkan sesuatu, dan beorientasi pada susunan spasial.”
21
Kecerdasan visual-spasial biasanya digunakan di bidang sains dan seni. Di bidang sains, kecerdasan ini digunakan dalam menggambarkan
anatomi tubuh dan juga topologi. Sedangkan dalam bidang seni, kecerdasan visual-spasial biasanya dimiliki oleh orang-orang yang
berprofesi sebagai pelukis, pemahat, arsitek, bahkan musisi dan penulis. Kemampuan utama kecerdasan visual-spasial adalah, “Mampu
m engambarkan dan mentransformasikan apa yang dipikirkan menjadi
nyata, serta mampu mangingat dengan baik melalui gambar atau membayangkan. .
” 22
Tetapi, bukan berarti kecerdasan visual-spasial selalu berhubungan dengan penglihatan. Orang yang tuna netra juga bisa
menggambaran dengan baik di dalam pikirannya. Ciri-ciri khusus untuk mengidentifikasi kecerdasan visual-spasial
adalah: 1 s uka menggambar atau melukis, 2 dapat mencocokkan
pakaian dengan serasi dan menarik, 3 senang memecahkan teka-teki, 4 suka bermain dengan balok-balok atau lego, 5 senang
berimajinasi, 6 dapat menggambarkan hal-hal dalam pikiran, 7 suka berfoto atau merekam video, 8 geometri lebih mudah daripada
Aljabar.
23
Dari berbagai pemaparan tersebut dapat dismpulkan bahwa kecerdasan visual-spasial adalah kecerdasan yang memungkinkan pemiliknya untuk
memvisualisasikan apa yang ada di pikirannya. Orang dengan kecerdasan ini juga lebih mudah mengingat melalui gambar atau dengan
membayangkannya, Orang-orang dengan kecerdasan visual-spasial
21
Ibid., p. 7.
22
Susan Baum, et. al, Multiple Intelligences in the Elementary Classroom: A Teacher’s Toolkit, New York: Teachers College Press of Columbia University, 2005, p. 16.
23
Thomas Armstrong, Op. cit., p. 23
biasanya menyukai gambar-gambar, sesuatu yang berwarna-warni, dan menyenangi sesuatu yang berhubungan dengan bentuk atau keruangan.
d. Kecerdasan Jasmani – Kinestetis
Kecerdasan jasmani kinestetis berhubungan erat dengan tubuh. Secara spesifik, kecerdasan ini berkaitan dengan gerak dan kelenturan tubuh.
Kecerdasan jasmani-kinestetis adalah kemampuan seseorang yang berhubungan dengan seluruh atau sebagian anggota tubuhnya yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah, membuat sesuatu, dan sebagainya. Sebagian besar orang dengan kecerdasan jasmani-
kinestetis biasanya berprofesi sebagai atlet, penari, ataupun artis.
24
“Orang dengan kecerdasan jasmani-kinestetis memiliki keahlian menggunakan bagian-bagian tubuhnya untuk mengekspresikan ide dan
perasaan. Selain itu, mereka menggunakan tangan untuk membuat atau mengubah sesuatu. ”
25
Kecerdasan ini meliputi keterampilan fisik yang membutuhkan keseimbangan, ketangkasan, fleksibilitas, kekuatan, dan
kecepatan. Ciri-ciri untuk mengidentifikasi kecerdasan jasmani-kinestetis antara
lain: 1 rutin berolahraga, 2 sulit duduk tenang dalam waktu lama, 3 memiliki koordinasi gerak tubuh yang baik, 4 perlu menyentuh
sesuatu ketika ingin mempelajarinya, 5 suka permaianan yang mendebarkan, 6 suka bersepeda, bersepatu roda, skateboard, 7
senang berdansa atau menari, 8 bisa meniru gerakan orang.
26
Kemampuan utama dari kecerdasan jasmani-kinestetis adalah mampu menggunakan bagian-bagian tubuh untuk menciptakan sesuatu atau
menyelesaikan masalah, serta dapat mengarahkan kemampuannya seluruh tubuhnya atau sebagian tubuh. Tetapi bukan berarti orang dengan
kecerdasan ini menjadi terlalu akttif atau sering bergerak tanpa arah. Dari beberapa pemaparan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
kecerdasan jasmani-kinestetis ini biasanya dimiliki oleh atlet, penari,
24
Ibid., p. 8
25
Thomas R. Hoerr et. al, Celebrating Every Learner: Activities and Strategies for Creating a Multiple Intelligences Classroom, San Francisco: Jossey-Bass, 2010, p.
76.
26
Thomas Armstrong, op. cit., p. 23-24.
ataupun aktor dan aktris. Orang dengan kecerdasan ini mampu menngunakan bagian tubuhnya untuk membuat sesuatu atau menghasilkan
karya tertentu. Pemilik kecerdasan jasmani-kinestetis biasanya senang berolahraga, memiliki gerak dan keseimbangan tubuh yang baik, serta
menyukai berbagai aktivitas yang menggunakan gerak tubuh.
e. Kecerdasan Musikal - Ritmis
Kecerdasan musikal-ritmis meliputi sensitivitas terhadap ritme, melodi, dan warna suara. “Pengembangan lebih jauh tentang kecerdasan
ini biasanya terlihat dari penguasaan orang dengan kecerdasan musikal- ritmis terhadap musik.”
27
Kecerdasan musikal-ritmis memiliki kemampuan untuk menciptakan irama, mengkritisi musik, menggubah
nada, dan menampilkan musik. Orang dengan kecerdasan ini mampu menghafal musik dengan mudah.
“Kemampuan utama kecerdasan irama-musik adalah d apat merasakan
dan memahami susunan pola nada , serta mampu m
enciptakan dan menarik makna dari suara atau nada. Namun, bukan berarti orang dengan
kecerdasan musikal-ritmis selalu memainkan alat musik.”
28
Ciri-ciri yang mengidentifikasi kecerdasan musikal-ritmis antara lain: 1 memiliki suara yang bagus saat bernyanyi, 2 dapat mengenali
kunci nada, 3 suka belajar dan memainkan alat musik 4 suka bersenandung saat belajar atau bekerja, 5 suka mengetuk atau
menghentakkan sesuatu sesuai irama, 6 suka memperhatikan suara- suara di sekitar, dan 7 suka mengingat bagian lagu atau musik
pendek dari iklan.
29
Dari penjabaran sebelumnya dapat kita simpulkan bahwa kecerdasan musikal-ritmis adalah kecerdasan yang berkaitan erat dengan suara dan
musik. Orang-orang dengan kecerdasan ini biasanya mampu membuat karya dengan suara atau alunan musik, serta menguasai elemen-elemen
27
Ibid., p. 7
28
Susan Baum, et. al, Multiple Intelligences in the Elementary Classroom: A Teacher’s Toolkit, New York: Teachers College Press of Columbia University, 2005, p. 15
29
Thomas Armstrong, Op. cit., p. 24