yang transparan dan dapat dipertanggung-gugatkan akuntabel terus meningkat. Oleh karenanya semua kegiatan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, harus dilaksanakan secara transparan, dapat dipertanggungjawabkan dan
dipertanggunggugatkan kepada publik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, transparan berarti jernih; nyata; jelas; tidak terbatas pada
orang tertentu saja; terbuka. Sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
untuk menyampaikan pertanggungjawaban.
2.1.4 Budaya Kuat, Budaya Lemah dan Budaya Adaptif
Budaya menyampaikan kepada setiap anggota organisasi bagaimana pekerjaan dilakukan dan apa-apa saja yang bernilai penting. Bergantung pada
kekuatannya, budaya dapat memengaruhi sikap dan perilaku anggota-anggota organisasi secara bermakna Robbins, 2006. Budaya yang kuat ditandai oleh
nilai-nilai inti organisasi yang dipegang kukuh dan disepakati secara luas. Budaya organisasi yang kuat memberikan kejelasan tentang perilaku yang
harus ditempuh dan memberikan identitas organisasi Matondang, 2008. Semakin banyak jumlah anggota yang menerima dan menghayati nilai-nilai inti,
menyepakati makna dan kepentingannya, dan semakin besar komitmen para anggota terhadap nilai-nilai tersebut, maka akan semakin kuat pula budaya
organisasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Budaya yang kuat memiliki pengaruh yang besar terhadap sikap anggota organisasi dibandingkan dengan budaya yang lemah Robbins, 2006. Sebaliknya
budaya organisasi dipandang lemah bila sangat terfragmentasi dan tidak disatukan dan diikat dalam nilai dan keyakinan bersama. Menurut Kotter dan Heskett seperti
dikutip oleh Soetjipto dan Firmanzah 2006, kuat atau tidaknya suatu organisasi dapat diindikasikan dari faktor-faktor sebagai berikut:
1. Stabilitas. Budaya yang kuat mampu memberikan identitas organisasi, sehingga membuat organisasi tidak terombang-ambing oleh keadaan
internal maupun eksternal. 2. Kedalaman. Budaya yang kuat mampu menjelma menjadi nilai yang
dianut oleh anggota organisasi. Nilai ini secara tidak disadari mengatur perilaku anggota di banyak aspek pekerjaan.
3. Cakupan. Budaya yang kuat mampu menjangkau sebanyak mungkin anggota dan aspek pekerjaan. Semakin banyak pegawai menganut budaya
dimaksud dan semakin banyak aspek pekerjaan yang mengacu padanya, semakin kuat budaya organisasi.
Menurut Killman
et.al. Tika, 2008, budaya organisasi yang kurang
didukung dan sangat dipaksakan akan berpengaruh negatif pada organisasi dan akan memberi arah yang salah kepada para anggotanya. Akibatnya tugas-tugas
tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan tentunya akan berpengaruh pada kinerja angotanya. Dengan kata lain, organisasi menjadi kurang mampu menyelesaikan
masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kotter dan Heskett seperti dikutip oleh Soetjipto dan Firmanzah 2006, budaya yang kuat terkadang bak pedang bermata dua, sebab bila budaya
tersebut tidak tepat maka budaya akan semakin menjerumuskan organisasi. Budaya yang kuat namun pelaksanaannya tidak sesuai dengan situasi
sesungguhnya dapat mengakibatkan orang berperilaku menghancurkan. Menurut Kotter dan Heskett Tika, 2008, budaya yang adaptif dapat
membantu organisasi mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan, yang akan diasosiasikan dengan kinerja yang superior sepanjang
periode waktu yang panjang. Budaya yang adaptif meminta pendekatan yang bersifat siap menanggung resiko, percaya dan proaktif terhadap kehidupan
organisasi juga kehidupan individu, dimana setiap anggota secara aktif mendukung usaha satu sama lain untuk mengidentifikasi semua masalah dan
mengimplementasikan pemecahan yang dapat berfungsi. Ada suatu rasa percaya yang dimiliki bersama, gairah yang menyebar luas, semangat untuk melakukan
apa saja yang dihadapi untuk mencapai keberhasilan organisasi, dan pada akhirnya para anggota reseptif terhadap perubahan dan inovasi. Budaya organisasi
yang adaptif bersifat fleksibel dan tidak kaku dalam mengikuti keadaan. Organisasi yang berbudaya kuat dan adaptif memiliki kinerja yang lebih baik bila
dibandingkan organisasi yang berbudaya kuat tapi kurang adaptif.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Kinerja