Pembentukan Budaya Fungsi Budaya Organisasi

anggota-anggota organisasinya. Menurut Peter Hess yang dikutip Matondang 2008, budaya organisasi menggambarkan seperangkat keyakinan dan norma- norma, nilai-nilai bersama oleh anggota organisasi yang kemudian dihubungkan dengan cara kerja kinerja. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sutrisno 2010, dimana nilai, keyakinan, norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya. Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas kerja Sutrisno, 2010. Budaya organisasi dapat memedomani atau menuntun persepsi dan pikiran. Gordon dalam Sutrisno 2010 menyimpulkan bahwa budaya organisasi dapat berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

2.1.1 Pembentukan Budaya

Organisasi Menurut Agung 2007, ada 3 tiga macam proses terbentuknya budaya suatu organisasi, yaitu 1 Diciptakan oleh pendirinya; 2 Terbentuk sebagai upaya untuk menjawab tantangan dan peluang dari lingkungan internal dan eksternal; dan 3 Diciptakan oleh tim manajemen sebagai cara untuk meningkatkan kinerja organisasi secara sistematis. Menurut Ndraha 2003 dan Robbins 2006, budaya organisasi yang terbentuk tatkala anggota organisasi belajar menghadapi masalah baik itu eksternal maupun internal yang menyangkut Universitas Sumatera Utara keutuhan organisasi cenderung berurat berakar, sehingga sukar bagi para manajer untuk mengubahnya karena terbentuk tidak dalam sekejap. Proses terbentuknya budaya organisasi menurut Robbins 2006 dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Proses Pembentukan Budaya Organisasi Robbins, 2006 Tika 2008 mengungkapkan bahwa pemimpin dan kelompok dalam suatu organisasi bisa mengubah budaya organisasi. Perubahan budaya organisasi tersebut bisa cepat dan bisa berangsur-angsur. Namun secara umum proses perubahan budaya organisasi membutuhkan waktu antara 5-20 tahun tergantung seberapa cepat peristiwa-peristiwa berjalan.

2.1.2 Fungsi Budaya Organisasi

Robbins 2006 mengatakan budaya yang terbentuk dalam suatu organisasi memiliki fungsi sebagai berikut: 1 Menetapkan tapal batas yang membedakan secara jelas antara satu organisasi dan yang lain; 2 Memberikan rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi; 3 Memudahkan penerusan komitmen hingga Filosofi Organisasi yang Dijumpai Kriteria Seleksi Budaya Organisasi Manajemen Puncak Sosialisasi Universitas Sumatera Utara mencapai batasan yang lebih luas daripada kepentingan individu; 4 Meningkatkan kemantapan sistem sosial perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan memberikan standar-standar yang tepat mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para anggota; dan 5 Mekanisme pembuat makna dan pengendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para anggota organisasi. Menurut Pascale dan Atos yang dikutip oleh Matondang 2008 menyatakan bahwa fungsi budaya organisasi bisa juga sebagai penghambat dalam berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu mengatasi masalah yang menyangkut lingkungan perubahan eksternal di mana budaya organisasi tidak cepat melakukan adaptasi. Budaya yang kuat yang berpotensi disfungsional akan mengganggu fungsi keefektifan organisasi Robbins, 2006.

2.1.3 Nilai-nilai dalam Budaya Organisasi