Pengaruh Nilai Bertindak Cepat dan Tepat Terhadap Kinerja Petugas

Menurut Kadir 2003, informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Datainformasi yang dilaporkan oleh petugas KIA yang “sudah disesuaikan” dengan targetsasaran tentunya bukanlah data yang akurat. Padahal salah satu kriteria datainformasi yang berkualitas adalah akurat accurate yang berarti bebas dari kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan Sutabri, 2003. Akibatnya pencapaian program yang diperlihatkan dalam bentuk data dalam hal ini program KIA belum dapat sepenuhnya dijadikan pedoman untuk menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat yang riil Yustina, 2009. Jika datainformasi tersebut dipakai dalam pengambilan keputusan, maka akibatnya keputusan yang diambil untuk perencanaan program KIA yang dilakukan akan melenceng dari persoalan yang dihadapi masyarakat. Dalam suatu organisasi, aktivitas manajemen data seringkali menemukan kendalamasalah terkait dengan keberadaan datainformasi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Menurut Lippeveld, et.al. 2000, banyak faktor yang memengaruhi penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan seperti politik, ideologi, anggaran, donatur, tekanan dari kelompok tertentu, NGO, krisis, media, komunitas dalam masyarakat dan sebagainya.

5.3. Pengaruh Nilai Bertindak Cepat dan Tepat Terhadap Kinerja Petugas

KIA dalam Pengelolaan Data di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Universitas Sumatera Utara Nilai bertindak cepat dan tepat diartikan sebagai nilai yang segera bertindak dalam waktu yang singkat dan kena benar dengan sasaran, tujuan, dan maksud yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. Masalah kesehatan yang dihadapi makin bertambah kompleks dan berubah dengan cepat, bahkan kadang-kadang tidak terduga sehingga petugas kesehatan dituntut bertindak secara cepat namun harus diikuti dengan pertimbangan yang cermat, sehingga intervensi yang tepat dapat mengenai sasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi nilai bertindak cepat dan tepat di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang termasuk dalam kategori baik yaitu sebesar 75 Tabel 4.8. Ini berarti 75 responden memiliki sebagian besar persepsi tentang nilai yang dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang untuk mencapai perilaku bekerja yang selalu bertindak cepat dan tepat dalam mengatasi masalah kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang terus mendorong petugas KIA agar bekerja cepat, tepat, dan berkualitas untuk meningkatkan cakupan program KIA. Dinas Kesehatan memberikan fasilitas seperti kendaraan operasional CERIA, patroli kesehatan roda dua untuk Bikor Kabupaten dan Puskesmas, pembangunan Poskesdes, Bidan kit, dan sebagainya untuk melancarkan tugas mereka dalam memberikan pelayanan KIA kepada masyarakat. Selain itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang juga memberikan pelatihan APN, PONED, PPGDON, Inisiasi Menyusu Dini IMD, Manajemen BBLR Berat Badan Lahir Rendah, Manajemen Asfiksia, dan sebagainya untuk meningkatkan pengetahuan Universitas Sumatera Utara dan keterampilan agar petugas KIA mengetahui resiko yang terjadi akibat dari suatu tindakan dan cara mengatasinya. Manajemen yang responsif adalah manajemen yang mampu menciptakan anak buah lebih cepat tanggapresponsif dan cepat menanggapi terhadap apa yang menjadi kebutuhan, keluhan, dan aspirasi masyarakat yang dilayani. Agar dapat menjadi organisasi publik yang responsif, kompetitif, dan adaptif, birokrasi harus senantiasa mau dan mampu meningkatkan kompetensi dirinya agar mereka senantiasa mampu meningkatkan kinerja mereka dalam melaksanakan tupoksiwab yang diamanatkan kepadanya terutama dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat Widodo, 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan tupoksiwab-nya, petugas KIA harus bekerja cepat dan tepat dengan menggunakan seluruh sumber daya yang diberikan kepadanya untuk meningkatkan cakupan program KIA di Kabupaten Deli Serdang. Sungguhpun demikian, dalam kenyataannya birokrasi belum sepenuhnya memiliki kompetensi yang tinggi dalam melaksanakan tupoksiwab-nya. Implikasinya, kinerja birokrasi belum sepenuhnya mencapai tataran optimal. Kompetensi ini merupakan kemampuan aparatur pemerintah berupa pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap, dan perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan apa yang menjadi tupoksiwab-nya Widodo, 2006. Hasil penelitian sehubungan dengan kompetensi petugas KIA dalam pengelolaan data di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat dari Universitas Sumatera Utara hasil observasi checklist yang dilakukan oleh Penulis dimana data yang dilaporkan pada item yang dinilai dalam rangka penilaian kinerja Bikor Puskesmas yang tentunya akan memengaruhi kinerja petugas KIA kabupaten dalam pengelolaan data belum sesuai dengan petunjuk teknis dan definisi operasional yang diberikan Tabel 4.29. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa secara parsial nilai bertindak cepat dan tepat memberikan pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja responden petugas KIA dalam pengelolaan data dengan nilai signifikansi sebesar 0,937 Tabel 4.33. Dari hasil indepth interview dengan seorang informan, diperoleh informasi bahwa petugas KIA belum memiliki kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap, dan perilaku yang diperlukan dalam pengelolaan data sesuai dengan yang diharapkan seperti yang diungkapkan oleh seorang informan berikut ini. “…Memang harus diakui kalau kami, Bikor, masih banyak yang belum paham sepenuhnya dengan definisi operasional data yang kami laporkan. Apalagi mengolah dan menganalisanya. Jadi bisa dibilang kalau kami itu sering melaporkan data KIA sesuai dengan yang kami ketahui, padahal belum tentu begitu definisi operasionalnya dari Depkes. Nah,kalau kami yang Bikor saja sudah begitu,bagaimana lagi bidan desa kami kan, Dek…” Berdasarkan hasil wawancara Penulis dengan salah satu tim penyusun Profil Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010, ketidaksesuaian data yang tersedia dengan definisi operasional mengakibatkan kualitas data KIA yang ada di Profil Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010 tidak sesuai dengan yang Universitas Sumatera Utara diharapkan. Akibatnya sudah dapat dipastikan kualitas data KIA yang tersedia di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. Menurut Sudijo dalam Notobroto 2005, beberapa sebab yang terkait dengan terjadinya masalah kualitas data kesehatan adalah kurangnya pengetahuan dan kemampuan petugas mengenai pengumpulan, pengolahan, dan analisis data serta sikap yang kurang benar dan juga kurang memahami manfaat data dalam proses perencanaan kesehatan. Padahal pengelolaan data yang baik perlu dikuasai oleh setiap petugas KIA khususnya Bikor di Puskesmas. Jika kualitas data di tingkat Puskesmas kurang baik akibat pengelolaannya yang kurang baik, maka kualitas data di tingkatan yang lebih tinggi akan kurang baik pula. 5.4. Pengaruh Nilai Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Petugas KIA dalam Pengelolaan Data di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Menurut Robbins 2006, suatu tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Kerjasama tim yang baik menciptakan potensi bagi suatu organisasi untuk menghasilkan output yang lebih besar. Menurut Poerwopoespito dan Utomo 2000, kerjasama tim bermakna bukan sekedar bekerja bersama-sama, namun kerjasama di antara dua potensi yang berbeda atau lebih dengan beban, tanggung jawab dan fungsi yang berbeda dan hasilnya lebih dari sekedar penjumlahannya. Petugas KIA sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat yang berperan melayani masyarakat juga merupakan motor penggerak organisasi Dinas Universitas Sumatera Utara Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. Efektivitas suatu organisasi akan tercapai secara maksimal apabila menerapkan kerjasama tim dan dinamika kelompok yang merupakan wujud dari perilaku organisasi yang dinamis LAN RI, 2003. Oleh karena itu, petugas KIA harus mampu berperan secara maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi nilai kerjasama tim di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang termasuk dalam kategori baik yaitu sebesar 52,5 dan 47,5 berada dalam kategori cukup. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara parsial variabel nilai kerjasama tim mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja responden dengan nilai signifikansi sebesar 0,033. Ini berarti implementasi nilai kerjasama tim yang dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja petugas KIA dalam pengelolaan data di Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dengan kontribusi sebesar 5,359 Tabel 4.33. Hasil uji regresi ini sesuai dengan hasil penelitian Damanik 2007 yang menyatakan terdapat pengaruh kerjasama tim terhadap motivasi berprestasi perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Pematang Siantar. Zuliani 2008 juga menyimpulkan di dalam tesisnya bahwa ada pengaruh kerjasama tim terhadap kinerja perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi. Sedangkan Zebua 2009 juga menyatakan ada pengaruh kerjasama tim terhadap kinerja staf rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara Menurut Robbins 2006, untuk menciptakan tim yang memiliki kinerja tinggi dibutuhkan kemampuan untuk mengalokasikan peran, menunjukkan perbedaan, dan memiliki satu komitmen untuk suatu tujuan yang sama. Namun demikian, dalam kenyataannya birokrasi belum bekerja sama sebagai tim dalam melaksanakan tupoksiwab yang diamanahkan kepadanya karena masing-masing bekerja sesuai dengan uraian tugas yang ada dan belum optimal untuk bekerja sama dengan unit lain LAN RI, 2003. LAN RI 2003 mendefinisikan tim sebagai kumpulan orang-orang yang memiliki kebutuhan tertentu. Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang juga merupakan tim yang terikat dalam suatu sistem. Oleh karena itu, setiap petugas KIA yang bekerja di dalam tim harus menyadari ketergantungan satu sama lain dan memahami bahwa sasaran pribadi maupun tim paling baik dicapai dengan cara saling mendukung. Setiap petugas KIA juga harus ikut merasa memiliki pekerjaan dan organisasinya karena mereka memiliki komitmen terhadap targetsasaran yang akan dicapai sehingga setiap petugas KIA memiliki kontribusi terhadap keberhasilan program KIA di Kabupaten Deli Serdang. Ilyas 1999 menyebutkan bahwa kinerja yang berkualitas akan semakin meningkatkan kinerja melalui kerjasama yang baik untuk menghasilkan jasa maupun produksi yang bermutu. Agar dapat menjadi pemenang dalam dunia yang semakin kompetitif, organisasi harus mampu menggabungkan segenap potensi pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan visi anggotanya untuk bekerja dalam tim. Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Kepner dalam Sambas 2008 Universitas Sumatera Utara yang menyatakan bahwa tidak ada organisasi yang dapat mencapai potensi sepenuhnya kecuali jika organisasi itu merangsang dan menikmati kerjasama dari kegiatan produktif para anggotanya. Jika organisasi ingin mencapai tujuannya agar menjadi organisasi yang berkembang, organisasi harus mampu melakukan suatu tindakan yang sifatnya dapat mengikat antara pimpinan dan bawahan dalam bentuk suatu kebijakan yang disepakati bersama. Sebagai ujung tombak pengumpulan data kesehatan, Puskesmas akan sangat menentukan kualitas data di tingkat yang lebih tinggi, mulai dari kabupaten, propinsi, hingga nasional. Jika kualitas data KIA di tingkat Puskesmas yang dikumpulkan dan dilaporkan Bikor kurang baik, maka kualitas data di tingkat yang lebih tinggi yaitu dinas kesehatan kabupaten akan kurang baik pula. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut. “… Sadarnya kita Dek kalau data yang kita laporkan itu jelek dan asal-asalan, maka data di Tingkat II Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, red pun akan jelek. Kemudian dinas akan melapor lagi ke Tingkat I Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, red. Ya, hasilnya…sama-sama tahulah kita di situ, Dek. Sama seperti kami juga, kalau data yang dikirimkan bidan di desa kami jelek dan asal-asalan, maka jelek juga data kami kan. Bagaimana lagi yang tidak mengirimkan laporannya…sudahlah…komplitlah di situ…” Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dalam wawancaranya dengan Penulis juga menekankan pentingnya kerjasama tim agar Dinas Kesehatan memiliki kualitas data khususnya data KIA yang baik sehingga ke depannya Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang secara bertahap bisa menjadi birokrasi Universitas Sumatera Utara publik dengan proses penguatan sistem yang baik pula. Beliau mendefinisikan TEAM sebagai “Together Everyone Achieve More”, setiap petugas KIA bersama- sama mencapai nilai lebih dan setiap petugas kesehatan bersama-sama mencapai visi “ Masyarakat Mandiri untuk Hidup Bersih dan Sehat Tahun 2014”. Dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang untuk menciptakan suasana kerjasama tim dapat dilakukan dengan membangun rasa kebersamaan tim secara efektif. Untuk membangun rasa kebersamaan di dalam suatu tim, setiap petugas kesehatan khususnya petugas KIA harus mampu menerima keragaman anggota tim. Tim akan efektif apabila dibangun berdasarkan kebersamaan, tidak memandang perbedaan, menunjukkan rasa saling percaya, saling menghargai, dan dilandasi oleh keterbukaan dan keseimbangan. Oleh karena itu, dalam suatu tim harus memiliki anggota yang memiliki karakteristik yang berorientasi pada opini, berorientasi pada persamaan, dan berorientasi pada tujuan LAN RI, 2003. Untuk menghasilkan kinerja pengelolaan data yang baik, maka diperlukan kualitas data yang baik pula. Kualitas data yang baik menurut Sutabri 2003 adalah akurat accurate, tepat waktu timelines, dan relevan relevance. Targetsasaran program KIA hendaknya dibicarakan secara tim di setiap pertemuan rutin baik Bikor di Puskesmas dengan Bides, Bikor di Puskesmas dengan kabupaten, maupun kabupaten dengan propinsi atau pusat. Saling meminta ide dan pendapat dari anggota tim dan bukan berfokus pada ide sendiri, melihat keragaman sebagai suatu keunggulan, dan percaya bahwa semua anggota tim Universitas Sumatera Utara berorientasi pada tujuan yang sama yaitu memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien Depkes RI, 2005. Sambas 2008 menyatakan bahwa kerjasama tim sangat diperlukan dalam meningkatkan kinerja staf di Unit Penunjang Medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Bentuk kerjasama yang diperlukan adalah kerjasama yang benar-benar solid, baik itu dalam bentuk kerjasama di dalam tim itu sendiri, kerjasama dengan tim lain, kerjasama dengan atasan, dan kerjasama dengan bawahan. Petugas KIA khususnya Bikor di Puskesmas sangat diharapkan untuk dapat bekerja sebagai tim dengan petugas kesehatan lainnya dalam menjalankan perannya. Hal ini penting mengingat program KIA di Puskesmas merupakan bidang terpadu dari berbagai bidang yang pada tingkat pusat merupakan program yang bersifat terkotak-kotak, seperti kesehatan anak, kesehatan ibu, gizi, KB, dan imunisasi. Selain itu, petugas KIA juga diharapkan dapat menjalin komunikasi koordinasi kerja serta merencanakan dan melaksanakan penyeliaan fasilitatif dengan Bides dan bidan praktek swasta maupun lintas sektorprogram di wilayah kerjanya Depkes RI, 2007.

5.5. Pengaruh Nilai Integritas yang Tinggi Terhadap Kinerja Petugas KIA