4 Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan
menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka. 5
Menentukan  dan  melaksanakan  strategi  yang  paling  baik,  apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model
yang menarik. b.
Volume penjualan yang menguntungkan Volume  penjualan  yang  menguntungkan  merupakan  tujuan  dari
konsep  pemasaran,  artinya  laba  itu  dapat  diperoleh  melalui  pemuasan konsumen.  Dengan  laba,  perusahaan  itu  dapat  tumbuh  dan  berkembang,
dapat  menggunakan  kemampuan  yang  lebih  besar,  dapat  memberikan tingkat  kepuasan  yang  lebih  besar  pada  konsumen,  serta  dapat
memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan. Laba  merupakan  pencerminan  dari  usaha-usaha  perusahaan  yang
berhasil  memberikan  kepuasan  kepada  konsumen.  Untuk  memberikan kepuasan  tersebut,  perusahaan  menyediakanmenjual  barang  dan  jasa
yang paling baik dengan harga yang layak. c.
Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran Setiap  orang  dan  setiap  bagian  dalam  perusahaan  turut
berkecimpung  dalam  suatu  usaha  yang  terkoordinasikan  untuk memberikan  kepuasan  konsumen  sehingga  tujuan  perusahaan  dapat
direalisasikan. Penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, saluran distribusi,  dan  promosi  dilakukan  perusahaan  untuk  menciptakan
hubungan pertukaran yang kuat dengan pelanggan.
3. Strategi Pemasaran
Strategi  pemasaran  terdiri  atas  lima  elemen  yang  saling  terkait. Kelima  elemen  tersebut  menurut  Covey  dalam  Tjiptono,  2002:  6  adalah
sebagai berikut: a.
Penelitian pasar, yaitu memiliki pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didasarkan  pada  faktor-faktor  persepsi  terhadap  fungsi  produk  dan
pengelompokan  teknologi  yang  dapat  diprediksi  dan  dinominasi, keterbatasan sumber daya  internal  yang  mendorong perlunya pemusatan
fokus  yang  lebih  sempit.  Pengalaman  kumulatif  yang  didasarkan  pada trial  and  eror  di  dalam  menggapai  peluang  dan  tantangan  kemampuan
khusus  yang  berasal  dari  akses  terhadap  sumber  daya  langka  atau  pasar yang terproteksi. Penelitian pasar dimulai dengan melakukan segmentasi
pasar  dan  kemudian  memilih  pasar  sasaran  yang  paling  memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan.
b. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik  yang  dijual, pembentukan
diri  produk  dan  desain  penawaran  individual  pada  tiap-tiap  diri  produk itu  sendiri,  menawarkan  manfaat  total  yang  dapat  diperoleh  pelanggan
dengan  melakukan  pembelian.  Manfaat  tersebut  meliputi  produk  itu sendiri,  nama  merek  produk,  ketersediaan  produk,  jaminan  dan  garansi,
jasa  reparasi  dan  bantuan  teknis  yang  disediakan  penjualan,  serta hubungan  personal  yang  mungkin  terbentuk  di  antara  pembeli  dan
penjual.
c. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kuantitatif dari produk kepada pelanggan. d.
Sistem distribusi, yaitu saluran pedagang grosir dan eceran yang melalui produk  hingga  mencapai  konsumen  ahkir  yang  membeli  dan
menggunakannya. e.
Komunikasi  pemasaran  promosi,  yang  meliputi  periklanan,  personal selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.
Strategi  bauran  pemasaran  merupakan  salah  satu  alat  dari  strategi pemasaran  untuk  mencapai  tujuan  perusahaan,  khususnya  dalam  fungsi
penciptaan  pertukaran.  Strategi  pemasaran  mencakup  faktor  eksternal  dan internal  perusahaan,  Sedangkan  strategi  bauran  pemasaran  merupakan  ide
dasar  dan  fungsi  generik  dari  pemasaran  yang  terdiri  atas  produk,  harga, lokasidistribusi, dan promosi untuk membentuk terjadinya penjualan.
Dengan memperhatikan uraian di atas, dapat diketahui bahwa elemen inti  dari  strategi  pemasaran  adalah  bauran  pemasaran.  Strategi  bauran
pemasaran  merupakan  bagian  inti  dari  strategi  pemasaran  yang  digunakan oleh perusahaan untuk membentuk terjadinya pertukaran barang dan jasa.
C. Bauran Pemasaran
Pengertian  bauran  pemasaran  marketing  mix  adalah  kombinasi  dari variabel-variabel  pemasaran  yang  dapat  dikendalikan  oleh  manajer  untuk
menjalankan  strategi  pemasaran  dalam  upaya  mencapai  tujuan  perusahaan  di dalam pasar sasaran tertentu Boyd dan Lawreche, 2000: 21.
Unsur-unsur yang dapat dikendalikan dari program pemasaran ini sering disebut 4P, yaitu:
1. Product Produk
Menurut Tjiptono 2002: 95 produk adalah: “Segala sesuatu  yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta,
dicari,  dibeli,  digunakan  atau  dikonsumsi  pasar  sebagai  pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.”
Sedangkan  Kotler  2000:  212  memberikan  definisi  produk  sebagai
berikut: “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian,
dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.”
Dari  definisi  di  atas  dapat  dijelaskan  bahwa  produk  adalah  segala sesuatu  yang  memiliki  nilai  untuk  dipasarkan  untuk  dibeli,  dipergunakan
atau dikonsumsi untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.
2. Price Harga
a. Pengertian harga
Didalam  ekonomi  teori  pengertian  harga,  nilai,  dan  utility merupakan  konsep  yang  saling  berhubungan,  yang  dimaksud  dengan
utility  adalah  suatu  atribut  yang  melekat  pada  suatu  barang  yang memungkinkan  barang  tersebut  dapat  memenuhi  kebutuhan,  keinginan,
dan memuaskan konsumen. Pengertian  harga  menurut  Swastha  dan  Irawan  2005:  241  adalah
jumlah  uang  ditambah  beberapa  produk  kalau  mungkin  yang dibutuhkan  untuk  mendapat  sejumlah  kombinasi  dari  produk  beserta
pelayanannya.  Dari  pendapat  di  atas  dapat  ditarik  kesimpulan  harga adalah nilai untuk mendapat suatu barang tertentu beserta pelayanannya,
yang dapat dinyatakan atau dinilai dalam bentuk satuan mata uang b.
Strategi penetapan harga Menurut  Kotler  2005:  32  strategi  penetapan  harga  dapat
digolongkan  menjadi  lima  bagian,  yaitu  penetapan  harga  geografis, discount  atau  potongan  harga,  penetapan  harga  diskriminasi,  penetapan
harga bauran produk, dan penetapan harga promosi. 1
Penetapan harga geografis Penetapan
harga geografis
mengharuskan perusahaan
untuk memutuskan  bagaimana  menetapkan  harga  untuk  pelanggan  di
berbagai lokasi dan negara. 2
Discount atau potongan harga Perusahaan  umumnya  akan  memodifikasi  harga  dasar  mereka  untuk
menghargai  pelanggan  atas  tindakan-tindakannya  seperti  pembayaran awal,  volume  pembelian,  dan  pembelian  di  luar  musim.  Bentuk
penghargaan ini berupa pemberian discount. 3
Penetapan harga diskriminasi Penetapan  harga  ini  terjadi  jika  perusahaan  menjual  produk  dan  jasa
dengan  dua  harga  atau  lebih  yang  tidak  mencerminkan  perbedaan harga secara proporsional.
4 Penetapan harga bauran produk
Penetapan  harga  ini  terjadi  jika  perusahaan  menjual  produk  dan  jasa dengan  dua  harga  atau  lebih  yang  tidak  mencerminkan  perbedaan
harga secara proporsional. 5
Penetapan harga promosi Dalam  kondisi-kondisi  tertentu  perusahaan  akan  menetapkan  harga
sementara  untuk  produksinya  di  bawah  daftar  dan  kadang-kadang  di bawah  biayanya.  Penetapan  harga  promosi  menilai  beberapa  bentuk
antara lain harga kerugian, harga peristiwa khusus, perjanjian garansi, pelayanan, dan discount psikologis.
Dari  uraian  di  atas  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  untuk memasarkan  suatu  barang  maka  setiap  perusahaan  harus  menetapkan
harganya secara tepat agar tujuan dari perusahaan itu bisa tercapai. c.
Aspek-aspek penetapan harga Menurut  Ma‟ruf  2005:  159-162  aspek-aspek  yang  berkaitan
dengan penetapan harga adalah: 1
Aspek  laba,  seperti  halnya  perusahaan  lainnya  usaha  ritel  juga menginginkan  maksimalisasi  laba.  Laba  dapat  dicapai  dalam  jangka
pendek dan jangka panjang. 2
Aspek  pelanggan,  maksimalisasi  laba  adalah  salah  satu  sisi  dari selembar  mata  uang.  Sisi  lainnya  adalah  kepuasan  pembeli.  Tujuan
pemasaran adalah kepuasan pelanggan melalui operasional perusahaan
yang  akan  memberi  laba  yang  patut.  Itu  berarti  kedua  belah  pihak sama-sama mendapatkan manfaat dari interaksi penjual - pembeli.
3 Aspek pasar dan pesaing, untuk melakukan penetrasi pasar diperlukan
penetapan harga rendah atau bersaing. 4
Aspek pengadaan barang, barang persediaan yang menumpuk dengan tempo kadaluarsa yang dekat memungkinkan penjualan segera dengan
penetapan harga diskon. 5
Aspek  citra  kualitas,  masih  berlakunya  anggapan  bahwa  terdapat korelasi antara harga dan kualitas.
6 Aspek  merek,  label  harga  disesuaikan  keunggulan  masing-masing
merek. 7
Aspek  hukum  dan  peraturan,  minimnya  peraturan  yang  mengikat dalam  penetapan  harga  sehingga  peritel  cukup  memiliki  ruang  yang
luas menetapkan harga.
3. Place Lokasi  Distribusi
a. Pengertian lokasi
Lokasi merupakan saluran distribusi yaitu jalur yang dipakai untuk perpindahan  produk  dari  produsen  ke  konsumen.  Lokasi  adalah
keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan di mana operasi dan
stafnya akan ditempatkan Lupiyoadi dan Hamdani, 2006: 92.
Sedangkan    Swastha  dan  Irawan  2001:  187  mengemukakan bahwa  lokasi  place  menunjukkan  berbagai  kegiatan  yang  dilakukan
perusahaan  untuk  menjadikan  produknya  dapat  diperoleh  dan  tersedia bagi konsumen.
Dari  uraian  pengertian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  lokasi perusahaan  menunjukkan  tempat  perusahaan  beroperasi  dan  merupakan
salah  satu  faktor  untuk  meningkatkan  minat  konsumen  terhadap perusahaan  tersebut.  Tempat  mencakup  aktivitas  perusahaan  untuk
menyediakan produk bagi konsumen sasaran. b.
Prinsip-prinsip pemilihan lokasi Menurut  Ma‟ruf  2005:  132  ada  beberapa  faktor  yang  harus
dipertimbangkan  dalam  letak  atau  tempat  gerai  yang  akan  dibuka  atau didirikan yaitu:
1 Lalu lintas pejalan kaki
2 Lalu lintas kendaraan
Informasi  tentang  jumlah  dan  karakteristik  mobil-mobilkendaraan yang  melintas,  faktor  lebar  jalan,  kondisi  jalan,  dan  kemacetan  akan
menjadi  pertimbangan  bagi  pelanggan  dan  hal  itu  menjadi  perhatian penting bagi seorang pemasar.
3 Fasilitas parkir
Untuk  kota-kota  besar,  pertokoan  atau  pusat  perbelanjaan  yang memiliki  fasilitas  parkir  yang  memadai  dapat  menjadi  pilihan  yang
lebih  baik  bagi  peritel  dibandingkan  dengan  pertokoan  dan  pusat belanja yang fasilitasnya tidak memadai.
4 Transportasi umum
Transportasi umum yang banyak melintas di depan pusat perbelanjaan akan  memberi  daya  tarik  yang  lebih  tinggi  karena  membantu
konsumen dengan mudah langsung masuk ke area perbelanjaan. 5
Komposisi toko Seorang  peritel  hendaknya  jika  ingin  membuka  toko  harus
mempelajari  lebih  dulu  toko-toko  apa  saja  yang  ada  di  sekitarnya, karena toko yang saling melengkapi akan menimbulkan sinergi.
6 Letak berdirinya gerai
Letak  berdirinya  gerai  sering  kali  dikaitkan  dengan  visibility keterlihatan,  yaitu  mudah  terlihatnya  toko  dan  papan  namanya  oleh
pejalan kaki dan pengendara mobil yang melintas di jalan. 7
Penilaian keseluruhan Penilaian keseluruhan atau overall rating perlu dilakukan berdasarkan
faktor-faktor agar dapat menentukan pilihan lokasi yang tepat. Dari  uraian  di  atas  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  lokasi  suatu
bisnis  merupakan  salah  satu  faktor  penting  bagi  efisiensi  bisnis.  Lokasi bisnis  tidak  bisa  diabaikan  begitu  saja,  karena  pemilihan  lokasi  akan
berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatu perusahaan di  masa yang akan datang.
4. Promotion Promosi
Promosi berarti aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk  pelanggan  sasaran  untuk  membelinya.  Adapun  tujuan  promosi
menurut Swastha dan Irawan 2005:  353 yaitu  memodifikasi tingkah  laku, memberitahu, membujuk, dan mengingatkan.
a. Memodifikasi tingkah laku
Orang-orang  yang  melakukan  komunikasi  mempunyai  beberapa  alasan, antara  lain  mencari  kesenangan,  mencari  bantuan,  memberikan
pertolongan,  memberikan  informasi,  mengemukakan  ide-ide,  dan pendapat.
b. Memberitahu
Promosi  yang  bersifat  informasi  umumnya  lebih  sesuai  dilakukan  pada tahap-tahap awal karena sebagian orang tidak akan membeli barang atau
jasa  sebelum  mereka  mengetahui  produk  tersebut  dan  apa  faedahnya. Mendorong  dan  juga  membantu  konsumen  dalam  pengambilan
keputusan untuk membeli. c.
Membujuk Promosi  yang  bersifat  membujuk  umumnya  kurang  disenangi  oleh
sebagian  masyarakat  maka  cara  membujuk  hendaknya  lebih  halus  dan tidak terkesan memaksakan konsumen dan sebaiknya promosi diarahkan
untuk  mendorong  pembelian  yang  lebih  mengutamakan  kesan  positif sehingga  dapat  memberikan  pengaruh  dalam  waktu  yang  lama  terhadap
perilaku pembeli.
d. Mengingatkan
Promosi  ini  dilakukan  untuk  mempertahankan  merek  produk  di  hati masyarakat dan untuk mempertahankan pembeli yang ada.
Dari  uraian  di  atas  dapat  ditarik  kesimpulan  promosi  merupakan faktor yang dapat digunakan untuk memberitahu dan menjangkau konsumen
supaya  mereka  mengetahui  dan  mempertimbangkan  akan  produk perusahaan tersebut untuk selanjutnya melakukan pembelian.
D. Strategi Bauran Pemasaran
Menurut  Tjiptono  2002:  94,  strategi  pemasaran  bukan  hanya  bauran pemasaran  atau  empat  unsur  P  product,  price,  place,  dan  promotion,  tetapi
untuk  menerapkannya  harus  terlebih  dahulu  dipilih  siapa  target  pasar  yang akan  dituju,  apakah  cukup  anggaran  untuk  melaksanakan  kegiatan  pemasaran
itu,  dan  apakah  waktu  memasarkannya  tepat  waktu.  Hal  itu  penting  karena kalau  waktunya  tidak  cocok  atau  tepat,  maka  semuanya  akan  sia-sia.  Secara
ringkas tiap-tiap strategi bauran pemasaran diuraikan sebagai berikut:
1. Strategi Produk
Secara  garis  besar  strategi  produk  dapat  dikelompokkan  menjadi beberapa  jenis,  yaitu  strategi  positioning  produk,  strategi  repositioning
produk,  strategi  overlap  produk,  strategi  lingkup  produk,  strategi  desain produk,  strategi  eliminasi  produk,  strategi  produk  baru,  dan  strategi
diversifikasi.
a. Strategi positioning produk
Strategi  positioning  produk  merupakan  strategi  yang  berusaha menciptakan  diferensiasi  yang  unik  dalam  benak  pelanggan  sasaran
sehingga  membutuhkan  citra  image  merek  atau  produk  yang  lebih unggul dibandingkan dengan merekproduk pesaing.
b. Strategi repositioning produk
Strategi  ini  dibutuhkan  bilamana  terjadi  salah  satu  dari  empat kemungkinan berikut:
1 Ada  pesaing  yang  masuk  dan  produknya  diposisikan  berdampingan
dengan merek perusahaan sehingga membawa dampak buruk terhadap pasar perusahaan.
2 Preferensi konsumen telah berubah.
3 Ditemukan kelompok preferensi pelanggan  baru, yang diikuti dengan
peluang yang menjanjikan. 4
Terjadi kesalahan dalam positioning sebelumnya. c.
Strategi overlap produk Strategi  overlap  produk  adalah  strategi  pemasaran  yang
menciptakan  persaingan  terhadap  merek  tertentu  milik  perusahaan sendiri. Persaingan ini dibentuk melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut:
1 Pengenalan produk yang bersaing dengan produk yang sudah ada.
2 Penggunaan  label  pribadi,  yaitu  menghasilkan  suatu  produk  yang
menggunakan nama merek perusahaan lain.
3 Menjual  komponen-komponen  yang  digunakan  dalam  produk
perusahaan  sendiri  kepada  para  pesaing.  Faktor  yang  mendasarinya adalah  keinginan  untuk  memproduksi  pada  tingkat  kapasitas  penuh
dan keinginan untuk mempromosikan permintaan primer. d.
Strategi lingkup produk Strategi  ini  berkaitan  dengan  perspektif  terhadap  bauran  produk
suatu  perusahaan,  misalnya  jumlah  produk  dan  banyaknya  item  setiap hari  yang  ditawarkan.  Strategi  ini  ditentukan  dengan  memperhitungan
misi keseluruhan dari unit bisnis. Ada  beberapa  persyaratan  dalam  melaksanakan  strategi  ini,  yaitu
seperti berikut: 1
Strategi  produk  tunggal,  yaitu  perusahaan  harus  memperbaharui produk,  bahkan  menjadi  pimpinan  teknologi  untuk  menghindari
keusangan ketinggalan zaman. 2
Strategi  multiproduk,  yaitu  produk  harus  saling  melengkapi  dalam suatu portofolio produk.
3 Strategi system of products.
e. Strategi desain produk
Strategi  ini  berkaitan  dengan  tingkat  standardisasi  produk. Perusahaan  memiliki  tiga  pilihan  strategi,  yaitu  produk  standar,  produk
disesuaikan  dengan  kebutuhan  dan  keinginan  pelanggan  tertentu,  dan produk standar dengan modifikasi.
Tujuan dari setiap strategi tersebut adalah seperti dibawah ini: 1
Produk  standar,  untuk  meningkatkan  skala  ekonomis  perusahaan melalui produksi massa.
2 Customized product, untuk bersaing dengan produsen produksi massa
melalui fleksibilitas desain produk. 3
Produk  standar  dengan  modifikasi  untuk  mengkombinasikan  manfaat dari dua strategi diatas.
f. Strategi eliminasi produk
Pada  hakikatnya  produk  yang  tidak  sesuai  dengan  portofolio produk  perusahaan  perlu  dihapuskan  karena  bisa  merugikan  perusahaan
yang bersangkutan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Umumnya  produk  yang  masuk  dalam  kategori  tersebut  memiliki
ciri-ciri sebagai berikut: 1
Profitabilitas rendah. 2
Volume  penjualanpangsa  pasarnya  bersifat  stagnasi  atau  bahkan menurun.
3 Resiko keusangan yang cukup besar.
4 Produk  mulai  masuk  dalam  tahap  kedewasaan  atau  menurun  pada
product life cycle. 5
Produk mulai kurang sesuai dengan kekuatan atau misi unit bisnis. g.
Strategi produk baru Pengertian produk baru dapat meliputi produk orisinil, produk yang
disempurnakan,  produk  yang  dimodifikasi,  dan  merek  baru  yang
dikembangkan  melalui  usaha  riset  dan  pengembangan.  Selain  itu,  juga dapat didasarkan pada pandangan konsumen mengenai produk tersebut.
Umumnya  tujuan  yang  ingin  dicapai  dari  penciptaan  produk  baru tersebut adalah sebagai berikut:
1 Untuk  memenuhi  kebutuhan  baru  dan  memperkuat  reputasi
perusahaan  sebagai  inovator,  yaitu  dengan  menawarkan  produk  yang lebih baru daripada produk sebelumnya.
2 Untuk  mempertahankan  daya  saing  terhadap  produk  yang  ada,  yaitu
dengan  jalan  menawarkan  produk  yang  dapat  memberikan  jenis kepuasan  yang  baru,  bentuknya  bisa  tambahan  terhadap  visi  produk
yang sudah ada atau revisi terhadap produk yang tidak ada. h.
Strategi diversifikasi Diversifikasi  adalah  upaya  mencari  dan  mengembangkan  produk
atau  pasar  yang  baru  atau  keduanya  dalam  rangka  mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas.
Secara  garis  besar,  strategi  diversifikasi  dikembangkan  dengan  berbagai tujuan diantaranya:
1 Meningkatkan  pertumbuhan  bila  pasarproduk  yang  ada  telah
mencapai kedewasaan dalam product life cycle. 2
Menjaga stabilitas dengan jalan menyebarkan resiko fluktuasi laba. 3
Meningkatkan kredibilitas di pasar modal.
2. Strategi Harga
Agar  dapat  sukses  dalam  memasarkan  suatu  barang  atau  jasa,  setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-
satunya  unsur  bauran  pemasaran  yang  memberikan  pemasukan  atau pendapatan  bagi  perusahaan,  sedangkan  ketiga  unsur  lainnya  produk,
distribusi,  dan  promosi  menyebabkan  timbulnya  biaya  pengeluaran.  Di samping  itu,  harga  merupakan  bauran  pemasaran  yang  bersifat  fleksibel,
artinya dapat diubah dengan cepat. Strategi  penetapan  harga  dapat  dikelompokkan  menjadi  strategi
penetapan  harga  produk  baru,  strategi  penetapan  harga  produk  yang  sudah mapan,  strategi  fleksibilitas  harga,  strategi  penetapan  harga  lini  produk,
strategi  leasing,  strategi  bundling-pricing,  strategi  kepemimpinan  harga, strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar.
3. Strategi LokasiDistribusi
Yang  dimaksud  dengan  saluran  distribusi  adalah  rute  atau  rangkaian perantara,  baik  yang  dikelola  pemasar  maupun  yang  independen  dalam
menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Adapun  strategi  distribusi  mencakup  strategi  struktur  saluran
distribusi,  strategi  cakupan  distribusi,  strategi  saluran  distribusi  berganda, strategi  modifikasi  saluran  distribusi,  strategi  pengendalian  saluran
distribusi, strategi manajemen konflik dalam saluran distribusi.
4. Strategi Promosi
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan  membujuk,  serta  mengingatkan  pelanggan  sasaran  tentang  perusahaan
dan  bauran  pemasarannya.  Promosi  adalah  salah  satu  faktor  penentu keberhasilan  suatu  program  pemasaran.  Betapapun  berkualitasnya  suatu
produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk  itu  akan  berguna  bagi  mereka,  maka  mereka  tidak  akan  pernah
membelinya. Strategi  promosi  mencakup  strategi  pengeluaran  promosi,  strategi
bauran  promosi,  strategi  pemilihan  media,  strategi  copy  iklan,  strategi penjualan, strategi motivasi, dan penyediaan tenaga penjual.
E. Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Dalam  dunia  usaha  terutama  pelayanan  jasa,  pelayanan  mempunyai peranan utama dalam memenuhi harapan dan keinginan konsumen. Dengan
persaingan  yang  ketat  tentu  hanya  perusahaan  yang  mampu  memenuhi harapan  konsumen  yang  akan  memenangkan  persaingan  sehingga  dapat
meningkatkan  volume  penjualan  dan  ahkirnya  berdampak  pada  kesuksesan perusahaan tersebut.
Layanan  adalah  setiap  kegiatan  atau  manfaat  yang  ditawarkan  suatu pihak  pada  pihak  lain  yang  tidak  berwujud  dan  tidak  mengakibatkan
kepemilikan  apapun  dan  produksi  pelayanan  bisa  berhubungan  dengan produksi fisik maupun tidak Simamora, 2001: 172.
Sedangkan  menurut  Sutedja  2007:  5  pelayanan  atau  servis  dapat diartikan  sebagai  sebuah  kegiatan  atau  keuntungan  yang  dapat  ditawarkan
oleh  satu  pihak  kepada  pihak  lain.  Pelayanan  pada  dasarnya  bersifat intangible tak teraba dan tidak berujung pada kepemilikan.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan kualitas layanan harus menjadi  sasaran  utama  demi  terciptanya  kepuasan  konsumen,  jika  layanan
yang  dirasakan  jauh  dibawah  layanan  yang  diharapkan,  pelanggan  akan kecewa  dan  jika  layanan  yang  dirasakan  sama  atau  melebihi  harapan,
mereka  akan  senang  hati  dan  diharapkan  mampu  membuat  konsumen merasa  puas  atas  pembelian  yang  telah  dilakukan.  Jika  konsumen  merasa
puas  akan  layanan  yang  diberikan  akan  berdampak  pada  kesuksesan  dan peningkatan volume penjualan.
Menurut  Sutedja  2007:  6-8  pelayanan  juga  mempunyai  empat  sifat utama, yaitu:
a. Transparan
Pelayanan  itu  bersifat  intangible,  tidak  dapat  dilihat,  dirasa,  didengar, ataupun  dicium  sebelum  seseorang  menggunakan  atau  membeli
pelayanan tersebut. b.
Tidak terpisah-pisah Produk dibuat, kemudian disimpan, lalu dijual, dan setelah itu digunakan
atau dipakai. Pelayanan dijual terlebih dahulu, baru dibuat dan langsung
digunakan  pada  saat  yang  bersamaan.  Oleh  karena  itu,  jasa  pelayanan tidak  terpisahkan  dari  penyedia  atau  penjualnya,  baik  berupa  mesin
ataupun manusia. c.
Beragam Pelayanan  sangat  beragam  bentuknya-kualitasnya  tergantung  pada  siapa
yang  menyediakan,  kapan,  di  mana,  dan  bagaimana  pelayanan  itu disediakan.
d. Tidak tahan lama
Pelayanan  itu  sifatnya  tidak  tahan  lama,  tidak  dapat  disimpan  untuk keperluan yang akan datang.
2. Unsur-unsur pelayanan
Dalam  memasarkan  produknya  produsen  selalu  berusaha  untuk memuaskan  keinginan  dan  kebutuhan  para  pelanggan  lama  dan  baru.
Menurut Tjiptono 2004: 58 pelanggan  yang  baik  akan  dapat menciptakan loyalitas  pelanggan  yang  semakin  melekat  erat  dan  pelanggan  tidak
berpaling pada perusahaan lain. Oleh karena itu produsen perlu menguasai unsur-unsur berikut:
a. Kecepatan
Kecepatan adalah waktu yang digunakan dalam melayani konsumen atau pelanggan  minimal  sama  dengan  batas  waktu  standar  pelayanan  yang
ditentukan oleh perusahaan.
b. Ketepatan
Kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan para pelanggan. Oleh karena itu, ketepatan sangatlah penting.
c. Keamanan
Dalam  melayani  para  konsumen  diharapkan  perusahaan  dapat memberikan perasaan aman untuk menggunakan produk jasanya.
d. Keramahtamahan
Dalam  melayani  para  pelanggan,  karyawan  perusahaan  dituntut  untuk mempunyai  sikap  sopan  dan  ramah.  Oleh  karena  itu  keramahtamahan
sangat penting apalagi pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa. e.
Kenyamanan Rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Dengan
demikian  perusahaan  harus  dapat  memberikan  rasa  nyaman  kepada pelanggan.
F. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku  konsumen  menyangkut  masalah  keputusan  yang  diambil seseorang  dalam  persaingannya  dan  penentuan  untuk  mendapatkan  dan
mempergunakan  barang  dan  jasa.  Konsumen  mengambil  banyak  macam keputusan  membeli  setiap  hari.  Kebanyakan  perusahaan  besar  meneliti
keputusan  membeli  konsumen  secara  amat  rinci  untuk  menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, di  mana mereka membeli,
bagaimana  dan  berapa  banyak  mereka  membeli,  serta  mengapa  mereka membeli.
Pemasar dapat  mempelajari apa  yang dibeli konsumen untuk mencari jawaban  atas  pertanyaan  mengenai  apa  yang  mereka  beli,  di  mana  dan
berapa banyak, tetapi mempelajari mengenai alasan tingkah laku konsumen bukan  hal  yang  mudah,  jawabannya  seringkali  tersembunyi  jauh  dalam
benak konsumen. Pengertian  perilaku  konsumen  seperti  diungkapkan  oleh  Mowen
2002: 6 adalah: “Studi tentang unit pembelian buying unit  dan proses pertukaran yang
melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-
ide.” Sedangkan menurut Swastha dan Handoko 2000: 10 mengatakan:
”Perilaku  konsumen  consumer  behavior  dapat  didefinisikan  sebagai kegiatan-kegiatan
individu yang
secara langsung
terlibat dalam
mendapatkan  dan  mempergunakan  barang-barang  dan  jasa-jasa,  termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan
kegiatan- kegiatan tertentu.”
Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan- tindakan  dan  hubungan  sosial  yang  dilakukan  oleh    konsumen  perorangan,
kelompok maupun
organisasi untuk
menilai, memperoleh,
dan menggunakan  barang-barang  serta  jasa  melalui  proses  pertukaran  atau
pembelian  yang  diawali  dengan  proses  pengambilan  keputusan  yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Menurut  Swastha  dan  Irawan  2005:  130-131  dalam  pasar  industri terdapat tiga macam situasi pembelian seperti dalam pasar konsumen, yaitu:
a. Tugas Baru
Tugas  baru  akan  terjadi  bilamana  konsumen  baru  pertama  kali melakukan  pembelian  suatu  produk  untuk  kebutuhannya.  Secara  relatif,
situasi  pembelian  yang  pertama  ini  merupakan  situasi  yang  paling  sulit dan  kompleks  dibandingkan  dengan  yang  lain.  Dalam  hal  ini,  pembeli
memerlukan  lebih  banyak  informasi  karena  baru  pertama  kali  membeli. Apabila  informasi  yang  diperlukan  diperoleh  langsung  pada  penjual,
maka akan lebih mudah bagi penjual untuk mempengaruhinya. b.
Pembelian Ulang Pembelian ulang merupakan pembelian yang pernah dilakukan oleh
pembeli terhadap suatu produk yang sama, dan akan membeli lagi untuk kedua  atau  ketiga  kalinya.  Situasi  kedua  ini  berada  diantara  situasi
pertama  dan  ketiga  dalam  hal  waktu  yang  dibutuhkan  untuk  mengambil keputusan, informasi yang diperlukan, dan berbagai alternatif yang harus
dipertimbangkan. Keputusan  yang harus diambil  dalam  situasi kedua  ini relatif lebih mudah daripada situasi yang pertama.
c. Pembelian RutinTerus-menerus
Pembelian  rutin  merupakan  situasi  pembelian  dimana  pembeli sudah  pernah  berkali-kali  melakukan  pembelian  yang  sama.  Dalam
situasi ini, pembeli tidak memerlukan banyak informasi dan pengambilan keputusannya juga lebih mudah karena sudah merupakan tugas rutin. Jika
ditinjau  dari  segi  lamanya  waktu  yang  diperlukan  dalam  proses pembelian, situasi ketiga jauh lebih pendek daripada situasi pertama.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Dalam  memahami  perilaku  konsumen  perlu  dipahami  siapa konsumen,  sebab  dalam  suatu  lingkungan  yang  berbeda  akan  memiliki
penelitian, kebutuhan,  pendapat, sikap, dan selera yang berbeda. Menurut  Kotler  dan  Susanto  2001:  144  faktor-faktor  yang
mempengaruhi  perilaku  konsumen  adalah  kebudayaan,  faktor  sosial, pribadi,  dan  psikologis.  Sebagian  faktor-faktor  tersebut  tidak  diperhatikan
oleh  pemasar  tetapi  sebenarnya  harus  diperhitungkan  untuk  mengetahui seberapa  jauh  faktor-faktor  perilaku  konsumen  tersebut  mempengaruhi
pembelian konsumen.
Bagan II.1
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen Sumber : Kotler dan Susanto, 2001: 144
Kebudayaan
Budaya
Sub Budaya
Kelas Sosial Sosial
Kelompok Acuan
Keluarga
Peran dan Status
Pribadi
Umur dan Tahap Daur
Hidup Pekerjaan
Situasi Ekonomi
Gaya Hidup Kepribadian
dan Konsep Diri
Psikologis
Motivasi Persepsi
Pengetahuan Keyakinan
dan Sikap
Pembeli
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a.
Faktor kebudayaan Kebudayaan  merupakan  penentu  keinginan  dan  perilaku  yang
paling  mendasar  untuk  mendapatkan  nilai,  persepsi,  preferensi,  dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya.
Faktor  kebudayaan  memberikan  pengaruh  paling  luas  dan  dalam pada  tingkah  laku  konsumen.  Pemasar  harus  mengetahui  peran  yang
dimainkan oleh: 1
Budaya Budaya  adalah  kumpulan  nilai-nilai  dasar,  persepsi,  keinginan  dan
tingkah  laku    yang  dipelajari  oleh  seorang  anggota  masyarakat  dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
2 Sub budaya
Sub  budaya  adalah  sekelompok  orang  dengan  sistem  nilai  terpisah berdasarkan  pengalaman  dan  situasi  kehidupan  yang  umum.  Sub
budaya  termasuk  nasionalitas,  agama,  kelompok  ras,  dan  wilayah geografis.
3 Kelas sosial
Kelas  sosial  adalah  divisi  masyarakat  yang  relatif  permanen  dan teratur  dengan  para  anggotanya  menganut  nilai-nilai,  minat,  dan
tingkah laku yang serupa.
b. Faktor sosial
Kelas  sosial  merupakan  pembagian  masyarakat  yang  relatif homogen  dan  permanen  yang  tersusun  secara  hierarkis  dan  yang
anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas  sosial  ditentukan  oleh  satu  faktor  tunggal,  seperti
pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan,  kekayaan,  dan  variabel  lain.  Dalam  beberapa  sistem  sosial,
anggota  dari  kelas  yang  berbeda  memelihara  peran  tertentu  dan  tidak dapat mengubah posisi sosial mereka.
Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:
1 Kelompok
Kelompok  adalah  dua  orang  atau  lebih  yang  berinteraksi  untuk mencapai  sasaran  individu  atau  bersama.  Beberapa  merupakan
kelompok  primer  yang  mempunyai  interaksi  reguler  tapi  informal seperti  keluarga,  teman,  tetangga,  dan  rekan  sekerja.  Beberapa
merupakan  kelompok  sekunder,  yang  mempunyai  interaksi  lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok
keagamaan, asosiasi profesional, dan serikat pekerja. 2
Keluarga Keluarga  adalah  organisasi  pembelian  konsumen  yang  paling
penting dalam masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar
tertarik  dalam  peran  dan  pengaruh  suami,  istri  dan  anak-anak    pada pembelian berbagai produk dan jasa.
3 Peran dan status
Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang  yang  ada  di  sekitarnya.  Setiap  peran  membawa
status  yang  mencerminkan  penghargaan  yang  diberikan  oleh masyarakat.  Orang  seringkali  memilih  produk  yang  menunjukkan
statusnya dalam masyarakat. c.
Faktor pribadi Faktor  pribadi  didefinisikan  sebagai  karakteristik  psikologis
seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.
Keputusan  membeli  juga  dipengaruhi  oleh  karakteristik  pribadi, yaitu:
1 Umur dan tahap daur hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering
kali  berhubungan  dengan  umur.  Membeli  juga  dibentuk  oleh  tahap daur  hidup  keluarga,  tahap-tahap  yang  mungkin  dilalui  oleh  keluarga
sesuai  dengan  kedewasaannya.  Pemasar  seringkali  menentukan sasaran  pasar  dalam  bentuk  tahap  daur  hidup  dan  mengembangkan
produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.
2 Pekerjaan
Pekerjaan  seseorang  mempengaruhi  barang  dan  jasa  yang dibelinya.  Pemasar  berusaha  mengenali  kelompok  pekerjaan  yang
mempunyai  minat  di  atas  rata-rata  akan  produk  dan  jasa  mereka. Sebuah  perusahaan  bahkan  dapat  melakukan  spesialisasi  dalam
memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu. 3  Situasi ekonomi
Situasi  ekonomi  sekarang  akan  mempengaruhi  pilihan  produk. Pemasar  produk  yang  peka  terhadap  pendapatan  mengamati
kecenderungan  dalam  pendapatan  pribadi,  tabungan,  dan  tingkat minat.  Bila  indikator  ekonomi  menunjukkan  resesi,  pemasar  dapat
mengambil  langkah-langkah  untuk  merancang  ulang,  memposisikan kembali dan mengubah harga produknya.
4  Gaya hidup Pola  kehidupan  seseorang  yang  diwujudkan  dalam  aktivitas
pekerjaan,  hobi,  berbelanja,  olahraga,  kegiatan  sosial,  minat makanan,  mode,  keluarga,  rekreasi,  dan  opini  yang  lebih  dari
sekedar  kelas  sosial  dan  kepribadian  seseorang,  gaya  hidup menampilkan  pola  bereaksi  dan  berinteraksi  seseorang  secara
keseluruhan di dunia. 5  Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian  setiap  orang  jelas  mempengaruhi  tingkah  laku membelinya.  Kepribadian  mengacu  pada  karakteristik  psikologi  unik
yang  menyebabkan  respons  yang  relatif  konsisten  dan  bertahan  lama terhadap  lingkungan  dirinya  sendiri.  Kepribadian  biasanya  diuraikan
dalam  arti  sifat-sifat  seperti  rasa  percaya  diri,  dominasi,  kemudahan bergaul,  otonomi,  mempertahankan  diri,  kemampuan  menyesuaikan
diri,  dan  keagresifan.  Kepribadian  dapat  bermanfaat  untuk menganalisis  tingkah  laku  konsumen  untuk  pemilihan  produk  atau
merek tertentu. d.
Faktor psikologis Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana
ia  tinggal  dan  hidup  pada  waktu  sekarang  tanpa  mengabaikan  pengaruh di masa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang.
Pilihan  barang  yang dibeli  seseorang  lebih  lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting:
1 Motivasi
Kebutuhan  yang  cukup  untuk  mengarahkan  seseorang  mencari cara untuk memuaskan kebutuhan.
Dalam  urutan  kepentingan,  jenjang  kebutuhannya  adalah kebutuhan  fisiologis,  kebutuhan  rasa  aman,  kebutuhan  sosial,
kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan pengaktualisasian diri. Mula- mula  seseorang  mencoba  untuk  memuaskan  kebutuhan  yang  paling
penting.  Kalau  sudah  terpuaskan,  kebutuhan  itu  tidak  lagi  menjadi motivator  dan  kemudian  orang  tersebut  akan  mencoba  memuaskan
kebutuhan paling penting  berikutnya. Misalnya orang  yang kelaparan
kebutuhan  fisiologis  tidak  akan  tertarik  dengan  apa  yang  terjadi dalam dunia seni kebutuhan mengaktualisasikan diri, tidak juga pada
bagaimana  orang  lain  memandang  dirinya  atau  penghargaan  orang lain  kebutuhan  sosial  atau  penghargaan,  bahkan  tidak  tertarik  juga
pada apakah mereka menghirup udara bersih kebutuhan rasa aman.
Kebutuhan Mengaktuali-
sasikan diri pengembangan
diri dan realisasi Kebutuhan akan penghargaan
diri, pengakuan, status Kebutuhan Sosial
rasa memiliki, cinta Kebutuhan akan rasa aman
kepastian, perlindungan Kebutuhan Fisiologis
Lapar,haus
Bagan II.2
Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow Sumber : Kotler dan Susanto, 2001: 197
2 Persepsi
Persepsi  adalah  proses  yang  dilalui  orang  dalam  memilih, mengorganisasikan,
dan mengintepretasikan
informasi guna
membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia.
Seseorang  yang  termotivasi  siap  untuk  bertindak.  Bagaimana orang  tersebut  bertindak  dipengaruhi  oleh  persepsinya  mengenai
situasi. Orang dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang
sama karena 3 macam proses penerimaan indera, yaitu: a
Perhatian selektif Kecenderungan  bagi  manusia  untuk  menyaring  sebagian  besar
informasi  yang  mereka  hadapi,  berarti  bahwa  pemasar  harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen.
b Distorsi selektif
Menguraikan  kecenderungan  orang  untuk  mengintepretasikan informasi  dengan  cara  yang  akan  mendukung  apa  yang  telah
mereka yakini. c
Ingatan selektif Orang  cenderung  lupa  akan  sebagian  besar  hal  yang  mereka
pelajari. Mereka cenderung akan  mempertahankan atau mengingat informasi  yang  mendukung  sikap  dan  keyakinan  mereka.  Karena
adanya ingatan selektif. 3
Pengetahuan Pentingnya  praktik  dari  teori  pengetahuan  bagi  pemasar  adalah
mereka  dapat  membentuk  permintaan  akan  suatu  produk  dengan menghubungkannya  dengan  dorongan  yang  kuat,  menggunakan
petunjuk  yang  membangkitkan  motivasi,  dan  memberikan  peranan positif.
4 Keyakinan dan sikap
Menurut  Kotler  2000:  157  keyakinan  adalah  pemikiran deskriptif  yang  dimiliki  seseorang  mengenai  sesuatu.  Keyakinan  ini
mungkin  didasarkan  pada  pengetahuan  sebenarnya,  pendapat  atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi dan mungkin tidak.
Melalui  tindakan  dan  pembelajaran,  orang  mendapatkan keyakinan  dan  sikap.  Keduanya  ini,  pada  waktunya  mempengaruhi
tingkah  laku  membeli.  Keyakinan  adalah  pemikiran  deskriptif  yang dimiliki  seseorang  mengenai  sesuatu.  Keyakinan  didasarkan  pada
pengetahuan  yang  sebenarnya,  pendapat  atau  kepercayaan  dan mungkin menaikkan emosi atau mungkin tidak.
Pemasaran  tertarik  pada  keyakinan  bahwa  orang  yang merumuskan mengenai produk dan jasa spesifik, karena keyakinan ini
menyusun  citra  produk  dan  merek  yang  mempengaruhi  tingkah  laku membeli  yang  mempengaruhi  tingkah  laku  membeli.  Bila  ada
sebagian  keyakinan  yang  salah  dan  menghalangi  pembelian,  pemasar pasti ingin meluncurkan usaha untuk mengkoreksinya.
Sikap  menguraikan  evaluasi  perasaan  dan  kecenderungan  dari seseorang  terhadap  suatu  obyek  atau  ide  relatif  konsisten.  Sikap
menempatkan  orang  dalam  suatu  kerangka  pemikiran  mengenai
menyukai  atau  tidak  menyukai  sesuatu  mengenai  mendekati  atau menjauhinya.
3. Peran Konsumen dalam Membeli
Menurut Engel  et al.  2000:  31  Keputusan pembelian adalah proses merumuskan  berbagai  alternatif  tindakan  guna    menjatuhkan  pilihan  pada
salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian. Pemasar  perlu  mengetahui  siapa  yang  terlibat  dalam  keputusan
membeli  dan  peran  apa  yang  dimainkan  oleh  setiap  orang  untuk  banyak produk, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan.
Menurut  Engel  et  al.  2000:  33  beberapa  peran  dalam  keputusan membeli:
a. Pemrakarsa:  orang  yang  pertama  menyarankan  atau  mencetuskan
gagasan membeli produk atau jasa tertentu. b.
Pemberi  pengaruh:  orang  yang  pandangan  atau  sarannya  mempengaruhi keputusan membeli.
c. Pengambil keputusan: orang yang akhirnya membuat keputusan membeli
atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya atau di mana membeli.
d. Pembeli: orang yang benar-benar melakukan pembelian.
e. Pengguna:  orang  yang  mengkonsumsi  atau  menggunakan  produk  atau
jasa. Mengetahui  peserta  utama  proses  pembelian  dan  peran  yang  mereka
mainkan membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran.
4. Jenis-jenis Tingkah Laku Keputusan Pembelian
Semakin  kompleks  keputusan  yang  harus  diambil  biasanya  semakin banyak  pertimbangannya  untuk  membeli.  Menurut  Kotler  2000:  160
adapun  jenis-jenis  tingkah  laku  membeli  konsumen  berdasarkan  pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek, yaitu:
a. Tingkah laku membeli yang komplek
Tingkah  laku  membeli  konsumen  dalam  situasi  yang  bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang
dirasakan diantara merek. Pembeli  ini  akan  melewati  proses  pembelajaran,  pertama
mengembangkan  keyakinan  mengenai  produk,  kemudian  sikap,  dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak.
Pemasar  dari  produk  yang  banyak  melibatkan  peserta  harus memahami  tingkah  laku  pengumpulan  informasi  dan  evaluasi  dari
konsumen  yang  amat  terlibat.  Mereka  perlu  membantu  pembeli  belajar mengenai  atribut  kelas  produk  dan  kepentingan  relatif  masing-masing,
dan  mengenai  apa  yang  ditawarkan  merek  tertentu,  mungkin  dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media cetak.
b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.
Tingkah  laku  membeli  konsumen  dalam  situasi  yang  bercirikan keterlibatan  konsumen  yang  tinggi  tetapi  sedikit  perbedaan  yang
dirasakan diantara merek.
Tingkah  laku  membeli  yang  mengurangi  ketidakcocokan  terjadi ketika  konsumen  amat  terlibat  dalam  pembelian  barang  yang  mahal,
jarang  dibeli  dan  beresiko  tetapi  melihat  sedikit  perbedaan  diantara merek.
c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan
Tingkah  laku  membeli  yang  menjadi  kebiasaan    terjadi  di  bawah kondisi  keterlibatan  konsumen  yang  rendah  dan  perbedaan  merek  yang
dirasakan besar. Konsumen  tampaknya  mempunyai  keterlibatan  yang  rendah
dengan kebanyakan produk yang  mempunyai  harga murah dan sering di beli.
Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan
–  sikap – tingkah  laku  yang  biasa.  Konsumen tidak  mencari informasi  secara  ekstensif  mengenai  merek  mana  yang  akan  dibeli.
Sebaliknya,  mereka  secara  pasif  menerima  informasi  ketika  menonton televisi atau membaca majalah.
Pengulangan  iklan  menciptakan  pengenalan  akan  merek  bukan keyakinan  pada  merek.  Konsumen  tidak  membentuk  sikap  yang  kuat
terhadap  suatu  merek;  mereka  memilih  merek  karena  sudah  dikenal. Karena  keterlibatan  mereka  dengan  produk  tidak  tinggi,  konsumen
mungkin  tidak  mengevaluasi  pilihan  bahkan  setelah  membeli.  Jadi, proses  membeli  melibatkan  keyakinan  merek  yang  terbentuk  oleh
pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi.
Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek,  pemasar  produk  yang  kurang  terlibat  pada  beberapa  perbedaan
merek  seringkali  menggunakan  harga  dan  promosi  penjualan  untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk.
d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi
Konsumen  menjalani  tingkah  laku  membeli  yang  mencari  variasi dalam  situasi  yang  ditandai  oleh  keterlibatan  konsumen  rendah,  tetapi
perbedaan merek dianggap berarti. Dalam  kategori  produk  seperti  ini,  strategi  pemasaran  mungkin
berbeda  untuk  merek  yang  menjadi  pemimpin  pasar  dan  untuk  merek yang  kurang  ternama.  Perusahaan  akan  mendorong  pencarian  variasi
dengan  menawarkan  harga  rendah,  penawaran  khusus,  kupon,  sampel gratis, dan  iklan  yang  menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang
baru.
5. Proses Keputusan Membeli
Menurut  Kotler 2000:  204 tahap-tahap  yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:
a. Pengenalan masalah
b. Pencarian informasi
c. Evaluasi alternatif
d. Keputusan membeli
e. Tingkah laku pasca pembelian.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a.
Pengenalan masalah Proses  membeli  dimulai  dengan  pengenalan  masalah  di  mana
pembeli  mengenali  adanya  masalah  atau  kebutuhan.  Pembeli  merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
b. Pencarian informasi
Seorang  konsumen  yang  sudah  terkait  mungkin  mencari  lebih banyak  informasi  tetapi  mungkin  juga  tidak.  Bila  dorongan  konsumen
kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan
kebutuhan  dalam  ingatan  atau  melakukan  pencarian  informasi  yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
Pengaruh  relatif  dari  sumber  informasi  ini  bervariasi  menurut produk  dan  pembeli.  Pada  umumnya,  konsumen  menerima  sebagian
besar  informasi  mengenai  suatu  produk  dari  sumber  komersial,  yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung
sumber  pribadi.  Sumber  pribadi  tampaknya  bahkan  lebih  penting  dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu
pembeli,  tetapi  sumber  pribadi  membenarkan  atau  mengevaluasi  produk bagi  pembeli.  Misalnya,  dokter  pada  umumnya  belajar  mengenai  obat
baru  dari  sumber  komersial,  tetapi  bertanya  kepada  dokter  lain  untuk informasi yang evaluatif.
c. Evaluasi alternatif
Tahap  dari  proses  keputusan  membeli,  yaitu  ketika  konsumen menggunakan  informasi  untuk  mengevaluasi  merek  alternatif  dalam
perangkat  pilihan.  Konsep  dasar  tertentu  membantu  menjelaskan  proses evaluasi  konsumen.  Pertama,  kita  menganggap  bahwa  setiap  konsumen
melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan  tingkat  arti  penting  berbeda  terhadap  atribut  berbeda
menurut  kebutuhan  dan  keinginan  unik  masing-masing.  Ketiga, konsumen  mungkin  akan  mengembangkan  satu  himpunan  keyakinan
merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi
pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap  merek  berbeda  lewat  beberapa  prosedur  evaluasi.  Ada
konsumen  yang  menggunakan  lebih  dari  satu  prosedur  evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
Bagaimana  konsumen  mengevaluasi  alternatif  barang  yang  akan dibeli  tergantung  pada  masing-masing  individu  dan  situasi  membeli
spesifik. Dalam  beberapa  keadaan,  konsumen  menggunakan  perhitungan
dengan  cermat  dan  pemikiran  logis.  Pada  waktu  lain,  konsumen  yang sama  hanya  sedikit  mengevaluasi  atau  tidak  sama  sekali;  mereka
membeli  berdasarkan  dorongan  sesaat  atau  tergantung  pada  intuisi. Kadang-kadang  konsumen  mengambil  keputusan  membeli  sendiri;
kadang-kadang  mereka  bertanya  pada  teman,  petunjuk  bagi  konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.
Pemasar  harus  mempelajari  pembeli  untuk  mengetahui  bagaimana sebenarnya  mereka  mengevaluasi  alternatif  merek.  Bila  mereka
mengetahui  proses  evaluasi  apa  yang  sedang  terjadi,  pemasar  dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
d. Keputusan membeli
Dalam  tahap  evaluasi,  konsumen  membuat  peringkat  merek  dan membentuk  niat  untuk  membeli.  Pada  umumnya,  keputusan  membeli
konsumen  adalah  membeli  merek  yang  paling  disukai,  tetapi  dua  faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli.
Faktor  pertama  adalah  sikap  orang  lain,  yaitu  pendapat  dari  orang lain  mengenai  harga,  merek  yang  akan  dipilih  konsumen.  Faktor  kedua
adalah  faktor  situasi  yang  tidak  diharapkan,  harga  yang  diharapkan  dan manfaat  produk  yang  diharapkan.  Akan  tetapi  peristiwa-peristiwa  yang
tak diharapkan bisa menambah niat pembelian. e.
Tingkah laku pasca pembelian Tahap  dari  proses  keputusan  pembeli,  yaitu  konsumen  mengambil
tindakan  lebih  lanjut  setelah  membeli  berdasarkan  pada  rasa  puas  atau tidak  puas.  Yang  menentukan  pembeli  merasa  puas  atau  tidak  puas
dengan  suatu  pembelian  terletak  pada  hubungan  antara  harapan konsumen dengan prestasi  yang diterima dari produk. Bila produk tidak
memenuhi  harapan,  konsumen  merasa  tidak  puas,  bila  memenuhi
harapan  konsumen  merasa  puas,  bila  melebihi  harapan  konsumen  akan merasa puas.
Konsumen  mendasarkan  harapan  mereka  pada  informasi  yang mereka  terima  dari  penjual,  teman  dan  sumber-sumber  yang  lain.  Bila
penjual  melebih-lebihkan  prestasi  produknya,  harapan  konsumen  tidak akan  terpenuhi  dan  hasilnya  ketidakpuasan.  Semakin  besar  antara
kesenjangan  antara  harapan  dan  prestasi,  semakin  besar  ketidakpuasan kosumen.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  penjual  harus  membuat
pernyataan  yang  jujur  mengenai  prestasi  produknya  sehingga  pembeli akan puas.
G. Minat Beli Ulang Konsumen
Menurut  Swastha  dan  Irawan  2005:  130-131,  minat  beli  ulang konsumen  adalah  keinginan  untuk  membeli  lagi  suatu  produk  setelah
sebelumnya  konsumen  tersebut  pernah  melakukan  pembelian  terhadap  suatu produk  di  lokasitempat  yang  sama.  Situasi  kedua  ini  berada  diantara  situasi
pertama  dan  ketiga  dalam  hal  waktu  yang  dibutuhkan  untuk  mengambil keputusan,  informasi  yang  diperlukan,  dan  berbagai  alternatif  yang  harus
dipertimbangkan. Keputusan yang harus diambil dalam situasi kedua ini relatif lebih mudah daripada situasi yang pertama.
Bila  ada  pembelian  ulang  produk, tantangan  bagi  pemasar  adalah  untuk mempertahankan  bagian  pasar.  Situasi  yang  ideal  tentu  saja  adalah  untuk
mendapatkan  loyalitas  konsumen  dalam  kadar  yang  tinggi.  Bila  suatu
pembelian didasarkan kepada keterlibatan  yang kuat, kemungkinan pergantian merek diminimumkan secara tajam.
Ada  tiga  komponen  yang  menjadi  faktor-faktor  penunjang  seseorang melakukan pembelian ulang, yaitu:
1. Kualitas produk dan layanan yang dihasilkan.
2. Cara memberikan layanan tersebut.
3. Hubungan antar pribadi yang terbentuk melalui layanan tersebut.
Menurut  Ferdinand  2002:  129  salah  satu  dimensi  dari  perilaku pembelian  adalah  niat  membeli  ulang.  Berdasarkan  teori-teori  niat  membeli
ulang yang ada, beliau menyimpulkan bahwa niat beli ulang dapat dikenali atau didefinisikan melalui indikator-indikator sebagai berikut:
4. Niat  tradisional  :  Niat  ini  menggambarkan  perilaku  seseorang  yang
berkeinginan untuk selalu membeli ulang produk yang telah dikonsumsi.
5.
Niat  Referensial  : Niat  ini  menggambarkan  perilaku  seseorang  yang
cenderung  mereferensikan  produk  yang  sudah  dibelinya  agar  juga  dibeli orang lain.
6. Niat Preferensial : Niat ini menggambarkan perilaku seeorang yang selalu
memiliki  preferensi  utama  pada  produk  yang  telah  dikonsumsinya. Preferensi  ini  hanya  dapat  diganti  apabila  terjadi  sesuatu  dengan  produk
preferensinya. 7.
Niat Eksploratif : Niat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari  informasi  untuk  mendukung  sifat-sifat  positif  dari  produk  yang
dilangganinya.
H. Retailing
1. Pengertian Retailing
Menurut  Tjiptono  2002:  191,  Retailing  adalah  semua  kegiatan penjualan  barang  dan  jasa  secara  langsung  kepada  konsumen  ahkir  untuk
pemakaian  pribadi  dan  rumah  tangga,  bukan  untuk  keperluan  bisnis.  Bila institusi  pabrikan,  wholesaler  atau  retail  store  menjual  sesuatu  kepada
konsumen  ahkir  untuk  pemakaian  non-bisnis,  maka  berarti  mereka  telah melakukan penjualan eceran. Ada empat fungsi utama retailing, yaitu:
a. Membeli dan menyimpan barang
b. Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen ahkir
c. Memberikan  informasi  mengenai  sifat  dasar  dan  pemakaian  barang
tersebut d.
Memberikan kredit kepada konsumen dalam kasus tertentu Adapun  yang  dimaksud  dengan  retailer  atau  retail  store  adalah
perusahaan  yang  fungsi  utamanya  menjual  produk  kepada  konsumen  ahkir untuk  pemakaian  pribadi  dan  rumah  tangga.  Penekanan  pada  fungsi  utama
tertentu  ini  menunjukkan  bahwa  retailer  merupakan  lembaga  yang  dapat berdiri  sendiri.  Pemanufaktur  dan  petani  juga  dapat  bertindak  sebagai
retailer,  namun  fungsi  utama  mereka  bukanlah  menjual  produk  ke konsumen  ahkir  melainkan  memproduksi  suatu  barang  dan  bertani.
Pengecualian diberikan pada service retailing di mana retailer dalam hal ini juga adalah produsen.
Dalam  memilih  retail  store,  pembeli  mempertimbangkan  banyak  hal. Faktor  utama  yang  diperhatikan  adalah  yang  berkaitan  dengan  kebutuhan
ekonominya.  Di  lain  pihak,  kebutuhan  emosional  seperti  gengsi  juga kadangkala  mempengaruhi pilihannya.  Faktor-faktor ekonomi  yang relevan
dalam memilih retail store antara lain: a.
Harga. Ada retail store yang memasang harga mati seperti  supermarket dan  department  store  dan  ada  pula  yang  menetapkan  harga  fleksibel
atau dapat ditawar seperti discount store. b.
Kemudahan,  seperti  kemudahan  parkir,  bisa  cepat  pergi  setelah membayar, dan mudah mencari barang yang diinginkan meliputi proses
menemukan, membandingkan, dan memilih. c.
Kualitas produk yang ditawarkan. d.
Bantuan  wiraniaga.  Apakah  harus  swalayan,  membantu  eceran  pasif, atau membantu secara aktif.
e. Reputasi kejujuran dan kewajaran dalam jual beli.
f. Nilai  yang  ditawarkan,  yaitu  perbedaan  total  customer  value  dan  total
customer  cost.  Total  customer  value  adalah  sekumpulan  manfaat  yang diharapkan  pelanggan  dari  produk  dan  jasa,  meliputi  product  value
misalnya  keandalan,  daya  tahankeawetan,  unjuk  kerja,  service  value penyerahan  barang,  pelatihan,  instalansi,  perawatan,  reparasi,
personnel  value  kompeten,  responsif,  empati,  dapat  dipercaya,  dan image  value  citra  perusahaan.  Sedangkan  total  customer  cost  terdiri
dari harga yang dibayarkan, biaya waktu, biaya tenaga, dan biaya psikis.
g. Jasa-jasa  khusus  yang  ditawarkan  seperti  pengiriman  barang  gratis,
pembelian  kredit  dan  bisa  mengembalikan  atau  menukar  barang  yang sudah di beli.
2. Strategi 7 R dalam Retailing