MENGEMBANGKAN SEPASANG KETERAMPILAN

2. MENGEMBANGKAN SEPASANG KETERAMPILAN

(1) Ketenangan dan Pandangan Terang

“Dua hal, O para bhikkhu, berperan dalam pengetahuan sejati. Apakah dua ini? Ketenangan dan Pandangan Terang.

“Ketika ketenangan dikembangkan, manfaat apakah yang dialami seseorang? Pikiran terkembang. Ketika pikiran terkembang, manfaat apakah yang dialami seseorang? Semua nafsu ditinggalkan. 161

“Ketika pandangan terang dikembangkan, manfaat apakah yang dialami seseorang? Kebijaksanaan terkembang. Ketika kebijaksanaan terkembang, manfaat apakah yang dialami seseorang? Semua ketidak- tahuan ditinggalkan. 162

“Pikiran yang dikotori oleh nafsu adalah tidak terbebaskan; dan kebijaksanaan yang dikotori oleh ketidak-tahuan adalah tidak terkembang. Demikianlah, para bhikkhu, melalui meluruhnya nafsu maka ada pembebasan pikiran; dan melalui meluruhnya ketidak- tahuan ada pembebasan melalui kebijaksanaan.” 163

(AN 2: iii, 10; I 61)

(2) Empat Jalan Menuju Kearahantaan

Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Yang Mulia Ānanda sedang menetap di Kosambī di Vihara Ghosita. Di sana Yang Mulia Ānanda berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut:

“Teman-teman!” “Ya, Teman,” para bhikkhu menjawab. Selanjutnya Yang Mulia

Ānanda berkata: “Teman-teman, para bhikkhu dan bhikkhunī manapun yang menyatakan kepadaku bahwa mereka telah mencapai pengetahuan Ānanda berkata: “Teman-teman, para bhikkhu dan bhikkhunī manapun yang menyatakan kepadaku bahwa mereka telah mencapai pengetahuan

“Di sini, teman-teman, seorang bhikkhu mengembangkan pandangan terang yang didahului oleh ketenangan. 164 Ketika ia mengembangkan pandangan terang yang didahului oleh ketenangan itu, sang jalan muncul padanya. Sekarang ia mengikuti, mengembangkan, dan melatih jalan itu, dan ketika ia melakukan demikian, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan tersembunyi dilenyapkan. 165

“Atau, teman-teman, seorang bhikkhu mengembangkan ketenangan yang didahului oleh pandangan terang. 166 Ketika ia mengembangkan ketenangan yang didahului oleh pandangan terang itu, sang jalan muncul padanya. Sekarang ia mengikuti, mengembangkan, dan melatih jalan itu, dan ketika ia melakukan demikian, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan tersembunyi dilenyapkan.

“Atau, teman-teman, seorang bhikkhu mengembangkan ketenangan dan pandangan terang secara berpasangan. 167 Ketika ia mengembangkan ketenangan dan pandangan terang secara berpasangan itu, sang jalan muncul padanya. Sekarang ia mengikuti, mengembangkan, dan melatih jalan itu, dan ketika ia melakukan demikian, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan tersembunyi dilenyapkan.

“Atau, teman-teman, pikiran seorang bhikkhu dicengkeram oleh gejolak sehubungan dengan ajaran. 168 Tetapi ada saatnya ketika pikirannya menjadi kokoh secara internal, tenang, terpusat, dan terkonsentrasi; kemudian sang jalan muncul padanya. Sekarang ia mengikuti, mengembangkan, dan melatih jalan itu, dan ketika ia “Atau, teman-teman, pikiran seorang bhikkhu dicengkeram oleh gejolak sehubungan dengan ajaran. 168 Tetapi ada saatnya ketika pikirannya menjadi kokoh secara internal, tenang, terpusat, dan terkonsentrasi; kemudian sang jalan muncul padanya. Sekarang ia mengikuti, mengembangkan, dan melatih jalan itu, dan ketika ia

“Teman-teman, para bhikkhu dan bhikkhunī manapun yang menyatakan kepadaku bahwa mereka telah mencapai pengetahuan akhir Kearahantaan, mereka semuanya melakukannya dalam salah satu dari empat cara ini.”

(AN 4:170; II 156-57)

(3) Empat Jenis Individu

“Empat jenis individu ini, O para bhikkhu, terdapat di dunia ini. Apakah empat ini?

“Di sini, para bhikkhu, seseorang mencapai ketenangan pikiran internal tetapi tidak mencapai kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi ke dalam fenomena-fenomena. 169 Seorang lainnya mencapai pandangan terang yang lebih tinggi ke dalam fenomena- fenomena tetapi tidak mencapai ketenangan pikiran internal. Seorang lainnya lagi tidak mencapai baik ketenangan pikiran internal maupun kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi ke dalam fenomena-fenomena. Dan seorang lainnya lagi mencapai baik ketenangan pikiran internal maupun kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi ke dalam fenomena-fenomena.

“Di sana, para bhikkhu, orang yang mencapai ketenangan pikiran internal tetapi tidak mencapai kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi ke dalam fenomena-fenomena harus mendatangi orang yang mencapai kebijaksanaan lebih tinggi dan menanyakan: ‘Bagaimanakah, teman, bentukan-bentukan itu seharusnya dilihat? Bagaimanakah bentukan-bentukan itu diselidiki? Bagaimanakah bentukan-bentukan itu dikenali dengan pandangan terang?’ 170

Kemudian orang lain itu menjawabnya seperti yang ia lihat dan ia pahami sehubungan dengan persoalan itu sebagai berikut: ‘Bentukan- bentukan harus dilihat dengan cara demikian; bentukan-bentukan harus diselidiki dengan cara demikian; bentukan-bentukan harus dikenali dengan pandangan terang dengan cara demikian.’ Dan kelak di kemudian hari orang itu mencapai baik ketenangan pikiran internal maupun kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi ke dalam fenomena-fenomena.

“Di sana, para bhikkhu, orang yang mencapai kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi ke dalam fenomena-fenomena tetapi tidak mencapai ketenangan pikiran internal harus mendatangi orang yang mencapai ketenangan internal dan menanyakan: ‘Bagaimanakah, teman, pikiran ini didiamkan? Bagaimanakah pikiran ini ditenangkan? Bagaimanakah pikiran ini dipusatkan? Bagaimanakah pikiran ini dikonsentrasikan?’ Kemudian orang lain itu menjawabnya seperti yang ia lihat dan ia pahami sehubungan dengan persoalan itu sebagai berikut: ‘Pikiran harus didiamkan dengan cara demikian, ditenangkan dengan cara demikian, dipusatkan dengan cara demikian, dikonsentrasikan dengan cara demikian.’ Dan kelak di kemudian hari orang itu mencapai baik ketenangan pikiran internal maupun kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi ke dalam fenomena-fenomena.

“Di sana, para bhikkhu, orang yang tidak mencapai baik ketenangan pikiran internal maupun kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi ke dalam fenomena-fenomena harus mendatangi orang yang mencapai keduanya dan menanyakan: ‘Bagaimanakah, teman, pikiran ini didiamkan?… Bagaimanakah, teman, bentukan-bentukan itu seharusnya dilihat?...’ Kemudian orang lain itu menjawabnya seperti yang ia lihat dan ia pahami sehubungan “Di sana, para bhikkhu, orang yang tidak mencapai baik ketenangan pikiran internal maupun kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi ke dalam fenomena-fenomena harus mendatangi orang yang mencapai keduanya dan menanyakan: ‘Bagaimanakah, teman, pikiran ini didiamkan?… Bagaimanakah, teman, bentukan-bentukan itu seharusnya dilihat?...’ Kemudian orang lain itu menjawabnya seperti yang ia lihat dan ia pahami sehubungan

“Di sana, para bhikkhu, orang yang mencapai baik ketenangan pikiran internal maupun kebijaksanaan pandangan terang ke dalam fenomena-fenomena harus memantapkan dirinya dalam kondisi- kondisi bermanfaat ini dan berusaha lebih jauh demi hancurnya noda- noda.”

(AN 4:94; II 93-95)