PENGHIDUPAN BENAR
4. PENGHIDUPAN BENAR
(1) Menghindari Penghidupan Salah
“Lima perdagangan ini, O para bhikkhu, tidak boleh dilakukan oleh seorang umat awam: berdagang senjata, berdagang makhluk-makhluk hidup, berdagang daging, berdagang minuman memabukkan, berdagang racun.”
(AN 5:177; III 208)
(2) Penggunaan Kekayaan yang Tepat
[Sang Bhagavā berkata kepada perumah-tangga Anāthapiṇḍika:] “Dengan kekayaan yang diperoleh melalui usaha bersemangat, yang dikumpulkan oleh kekuatan lengannya, diperoleh melalui keringat di keningnya, kekayaan benar yang diperoleh dengan benar, siswa mulia melakukan empat perbuatan selayaknya. Apakah empat ini?
“Dengan kekayaan yang diperoleh demikian ia membuat dirinya bahagia dan gembira dan dengan benar mempertahankan dirinya dalam kebahagiaan; ia membuat orangtuanya bahagia dan gembira dan dengan benar mempertahankan mereka dalam kebahagiaan; ia membuat istri dan anak-anaknya, budak-budaknya, para pekerjanya, dan para pelayannya bahagia dan gembira dan dengan benar mempertahankan mereka dalam kebahagiaan; ia membuat sahabat- sahabat dan rekan-rekannya bahagia dan gembira dan dengan benar mempertahankan mereka dalam kebahagiaan. Ini adalah kasus pertama dari kekayaan yang dipergunakan dengan baik, digunakan dengan berbuah dan digunakan demi penyebab yang selayaknya.
“Lebih jauh lagi, perumah-tangga, dengan kekayaan yang diperoleh demikian siswa mulia mempersiapkan perbekalan terhadap “Lebih jauh lagi, perumah-tangga, dengan kekayaan yang diperoleh demikian siswa mulia mempersiapkan perbekalan terhadap
“Lebih jauh lagi, perumah-tangga, dengan kekayaan yang diperoleh demikian siswa mulia memberikan lima jenis persembahan: kepada sanak saudara, tamu, leluhur, raja, dan para deva. Ini adalah kasus ke tiga dari kekayaan yang dipergunakan dengan baik….
“Lebih jauh lagi, perumah-tangga, dengan kekayaan yang diperoleh demikian siswa mulia memberikan persembahan yang megah kepada para petapa dan brahmana yang menahan diri dari kesia-siaan dan kelengahan, yang kokoh dalam kesabaran dan kelembutan, yang tekun menjinakkan diri mereka sendiri, tekun menenangkan diri mereka sendiri, dan tekun mencapai Nibbāna – sebuah persembahan yang bersifat surgawi, yang menciptakan kebahagiaan, mengarah menuju alam surga. Ini adalah kasus ke empat dari kekayaan yang dipergunakan dengan baik, digunakan dengan berbuah dan digunakan demi penyebab yang selayaknya.
“Ini, perumah-tangga, adalah empat perbuatan selayaknya yang dilakukan oleh siswa mulia dengan kekayaannya yang diperoleh melalui usaha bersemangat, yang dikumpulkan oleh kekuatan lengannya, diperoleh melalui keringat di keningnya, kekayaan benar yang diperoleh dengan benar.
“Bagi siapapun yang kekayaannya digunakan untuk hal-hal lain selain dari empat perbuatan selayaknya ini, maka kekayaan itu dikatakan habis tersia-sia, dihambur-hamburkan dan digunakan dengan sembrono. Tetapi bagi siapapun yang kekayaannya digunakan untuk keempat perbuatan selayaknya ini, maka kekayaan itu dikatakan telah dipergunakan dengan baik, digunakan dengan berbuah dan digunakan demi penyebab yang selayaknya.”
(AN 4:61; II 65-68)
(3) Kebahagiaan Perumah-tangga
Sang Bhagavā berkata kepada perumah-tangga Anāthapiṇḍika: “Ada, perumah-tangga, empat jenis kebahagiaan ini yang dapat dicapai oleh seorang umat awam yang menikmati kenikmatan indria, tergantung waktu dan kejadiannya. Apakah empat ini? Kebahagiaan kepemilikan, kebahagiaan kenikmatan, kebahagiaan bebas dari hutang, dan kebahagiaan ketidaktercelaan.
“Dan apakah, perumah-tangga, kebahagiaan kepemilikan? Di sini, seorang perumah-tangga memiliki kekayaan yang diperoleh melalui usaha bersemangat, yang dikumpulkan oleh kekuatan lengannya, diperoleh melalui keringat di keningnya, kekayaan benar yang diperoleh dengan benar. Ketika ia berpikir, ‘Aku memiliki kekayaan yang diperoleh melalui usaha bersemangat … yang diperoleh dengan benar,’ maka ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan. Ini disebut kebahagiaan kepemilikan.
“Dan apakah, perumah-tangga, kebahagiaan kenikmatan? Di sini, dengan kekayaan yang diperoleh melalui usaha bersemangat, yang dikumpulkan oleh kekuatan lengannya, diperoleh melalui keringat di keningnya, kekayaan benar yang diperoleh dengan benar, seorang perumah-tangga menikmati kekayaannya dan melakukan perbuatan- perbuatan baik. Ketika ia berpikir, ‘dengan kekayaan yang diperoleh melalui usaha bersemangat … yang diperoleh dengan benar,’ maka ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan. Ini disebut kebahagiaan kenikmatan.
“Dan apakah, perumah-tangga, kebahagiaan bebas dari hutang? Di sini, seorang perumah-tangga tidak berhutang dari siapapun sebanyak apapun, apakah kecil atau besar. Ketika ia berpikir, ‘aku tidak berhutang dari siapapun sebanyak apapun, apakah kecil atau “Dan apakah, perumah-tangga, kebahagiaan bebas dari hutang? Di sini, seorang perumah-tangga tidak berhutang dari siapapun sebanyak apapun, apakah kecil atau besar. Ketika ia berpikir, ‘aku tidak berhutang dari siapapun sebanyak apapun, apakah kecil atau
“Dan apakah, perumah-tangga, kebahagiaan ketidak-tercelaan? Di sini, perumah-tangga, seorang siswa mulia memiliki perilaku jasmani, ucapan dan pikiran yang tanpa cela. Ketika ia berpikir, ‘aku memiliki perilaku jasmani, ucapan dan pikiran yang tanpa cela,’ maka ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan. Ini disebut kebahagiaan ketidak-tercelaan.
“Ini, perumah-tangga, adalah empat jenis kebahagiaan ini yang dapat dicapai oleh seorang umat awam yang menikmati kenikmatan indria, tergantung waktu dan kejadiannya.”
(AN 4:62; II 69-70)