KESEJAHTERAAN MASA SEKARANG, MASA DEPAN
3. KESEJAHTERAAN MASA SEKARANG, MASA DEPAN
Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di antara penduduk Koliya di mana terdapat suatu pemukiman Koliya bernama Kakkarapatta. Kemudian seorang keluarga Koliya bernama Dīghajānu mendatangi Sang Bhagavā, bersujud kepada Beliau, dan duduk di satu sisi. Setelah duduk, ia berkata kepada Sang Bhagavā:
“Yang Mulia, kami adalah umat awam yang menikmati kenikmatan indria, berdiam di rumah di sebuah tempat tidur yang ramai dengan anak-anak, menikmati kayu cendana bagus, memakai kalung bunga, wewangian, dan salep, menerima emas dan perak. Sudilah Sang Bhagavā mengajarkan Dhamma kepada kami dalam suatu cara yang dapat menuntun kami menuju kesejahteraan dan kebahagiaan kami baik dalam kehidupan ini maupun dalam kehidupan mendatang.”
“Byagghapajja, ada empat hal yang menuntun seorang perumah- tangga menuju kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupan ini. Apakah empat ini? Pencapaian usaha yang gigih, pencapaian perlindungan, persahabatan yang baik, dan kehidupan seimbang.
“Dan apakah pencapaian usaha yang gigih? Di sini, Byagghapajja, apapun yang dengannya seorang perumah-tangga mencari penghidupannya – apakah melalui pertanian, perdagangan, peternakan, memanah atau pelayanan sipil, atau melalui keterampilan lainnya – ia terampil dan tekun; ia menyelidiki cara- “Dan apakah pencapaian usaha yang gigih? Di sini, Byagghapajja, apapun yang dengannya seorang perumah-tangga mencari penghidupannya – apakah melalui pertanian, perdagangan, peternakan, memanah atau pelayanan sipil, atau melalui keterampilan lainnya – ia terampil dan tekun; ia menyelidiki cara-
“Dan apakah pencapaian perlindungan? Di sini, Byagghapajja, seorang perumah-tangga mendirikan perlindungan dan menjaga kekayaannya yang diperoleh melalui usaha bersemangat, yang dikumpulkan oleh kekuatan lengannya, diperoleh melalui keringat di keningnya, kekayaan benar yang diperoleh dengan benar, berpikir: ‘Bagaimana aku dapat mencegah raja dan penjahat mengambil kekayaan ini, api membakarnya, banjir menghanyutkannya, dan keturunan yang tidak disukai mewarisinya?’ ini disebut pencapaian perlindungan.
“Dan apakah persahabatan yang baik? Di sini, Byagghapajja, di desa atau kota manapun seorang perumah-tangga menetap, ia bergaul dengan para perumah-tangga atau putera-putera mereka, apakah muda atau tua, yang memiliki moralitas matang, sempurna dalam keyakinan, disiplin moral, kedermawanan, dan kebijaksanaan; ia berbincang-bincang dengan mereka dan berdiskusi dengan mereka. Ia meniru mereka sehubungan dengan pencapaian mereka dalam hal keyakinan, disiplin moral, kedermawanan, dan kebijaksanaan. Ini disebut persahabatan yang baik.
“Dan apakah kehidupan yang seimbang? Di sini, Byagghapajja, seorang perumah-tangga mengetahui pendapatan dan pengeluarannya dan mengarah pada kehidupan seimbang, tidak boros juga tidak pelit, sehingga pendapatannya melebihi pengeluarannya dan bukan sebaliknya. Bagaikan seorang pandai emas atau muridnya, memegang timbangan, mengetahui, ‘dengan sebanyak ini timbangan akan turun, dengan sebanyak ini timbangan akan naik,’ demikian pula seorang perumah-tangga mengarah pada kehidupan seimbang.
“Kekayaan yang dikumpulkan demikian memiliki empat sumber berkurangnya: bermain perempuan, bermabuk-mabukan, berjudi, dan persahabatan dengan orang jahat. Bagaikan sebuah tangki dengan empat aliran masuk dan keluar, jika seseorang menutup aliran masuk dan membuka aliran keluar, dan tidak ada hujan yang memadai, maka berkurangnya dan bukan bertambahnya air dalam tangki yang dapat diharapkan, demikian pula empat hal ini akan berakibat pada berkurangnya kekayaan yang terkumpul.
“Demikian pula, ada empat sumber untuk bertambahnya kekayaan yang dikumpulkan: menghindari bermain perempuan, menghindari bermabuk-mabukan, menghindari berjudi, menghindari persahabatan dengan orang jahat. Bagaikan sebuah tangki dengan empat aliran masuk dan keluar, jika seseorang membuka aliran masuk dan menutup aliran keluar, dan ada hujan yang memadai, maka bertambahnya dan bukan berkurangnya air dalam tangki yang dapat diharapkan, demikian pula empat hal ini akan berakibat pada bertambahnya kekayaan yang terkumpul.
“Empat hal ini, Byagghapajja, menuntun menuju kesejahteraan dan kebahagiaan seorang perumah-tangga dalam kehidupan ini. “Empat hal lain menuntun menuju kesejahteraan dan kebahagiaan seorang perumah-tangga dalam kehidupan mendatang. Apakah empat ini? Mencapai kesempurnaan dalam keyakinan, disiplin moral, kedermawanan, dan kebijaksanaan.
“Dan bagaimanakah seorang perumah-tangga mencapai kesempurnaan dalam keyakinan? Di sini, Byagghapajja, seorang perumah-tangga memiliki keyakinan; ia menempatkan keyakinan dalam pencerahan Sang Tathāgata: ‘Demikianlah Sang Bhagavā adalah seorang Arahant, tercerahkan sempurna, sempurna dalam pengetahuan sejati dan perilaku, sempurna menempuh sang jalan, “Dan bagaimanakah seorang perumah-tangga mencapai kesempurnaan dalam keyakinan? Di sini, Byagghapajja, seorang perumah-tangga memiliki keyakinan; ia menempatkan keyakinan dalam pencerahan Sang Tathāgata: ‘Demikianlah Sang Bhagavā adalah seorang Arahant, tercerahkan sempurna, sempurna dalam pengetahuan sejati dan perilaku, sempurna menempuh sang jalan,
“Dan bagaimanakah seorang perumah-tangga mencapai kesempurnaan dalam disiplin moral? Di sini, Byagghapajja, seorang perumah-tangga menghindari menghancurkan kehidupan, menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, menghindari hubungan seksual yang salah, menghindari kebohongan, menghindari anggur, minuman keras, dan minuman memabukkan, landasan kelengahan. Demikianlah seorang perumah-tangga mencapai kesempurnaan dalam disiplin moral.
“Dan bagaimanakah seorang perumah-tangga mencapai kesempurnaan dalam kedermawanan? Di sini, Byagghapajja, seorang perumah-tangga berdiam di rumah dengan pikiran yang bebas dari noda kekikiran, murah hati, bertangan terbuka, gembira dalam melepaskan, seseorang yang tekun memberikan derma, gembira dalam memberi dan berbagi. Demikianlah seorang perumah-tangga yang mencapai kesempurnaan dalam kedermawanan.
“Dan bagaimanakah seorang perumah-tangga mencapai kesempurnaan dalam kebijaksanaan? Di sini, Byagghapajja, seorang perumah-tangga memiliki kebijaksanaan yang melihat ke dalam muncul dan lenyapnya fenomena, yang mulia dan menembus dan mengarah pada kehancuran total penderitaan. Demikianlah seorang perumah-tangga mencapai kesempurnaan dalam kebijaksanaan.
“Empat hal ini, Byagghapajja, menuntun menuju kesejahteraan dan kebahagiaan seorang perumah-tangga dalam kehidupan mendatang.”
(AN 8:54; IV 281-85)