RINTANGAN-RINTANGAN PADA PENGEMBANGAN BATIN

3. RINTANGAN-RINTANGAN PADA PENGEMBANGAN BATIN

Brahmana Saṅgārava mendatangi Sang Bhagavā, saling bertukar sapa dengan Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata:

“Guru Gotama, mengapa kadang-kadang teks-teks yang sudah pernah diulang dalam waktu yang lama tidak dapat teringat, apalagi yang belum pernah diulang? Apakah sebab dan alasan mengapa kadang-kadang teks-teks yang belum pernah diulang dalam waktu yang lama dapat teringat, apalagi yang sudah pernah diulang?”

“Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran dikuasai oleh nafsu indria, diliputi oleh nafsu indria, dan ia tidak memahami sebagaimana adanya jalan membebaskan diri dari nafsu indria yang telah muncul, 171 maka pada saat itu ia tidak mengetahui juga tidak melihat sebagaimana adanya kebaikannya sendiri, atau kebaikan orang lain, atau kebaikan diri sendiri dan orang lain. Dan bahkan teks- “Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran dikuasai oleh nafsu indria, diliputi oleh nafsu indria, dan ia tidak memahami sebagaimana adanya jalan membebaskan diri dari nafsu indria yang telah muncul, 171 maka pada saat itu ia tidak mengetahui juga tidak melihat sebagaimana adanya kebaikannya sendiri, atau kebaikan orang lain, atau kebaikan diri sendiri dan orang lain. Dan bahkan teks-

“Misalkan, Brahmana, ada semangkuk air yang dicampur dengan pewarna merah, kuning, biru, atau merah tua. Jika seseorang yang berpenglihatan baik memeriksa pantulan wajahnya pada air itu, maka ia tidak akan mengetahui juga tidak melihat sebagaimana adanya. Demikian pula, Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran dikuasai oleh nafsu indria … maka pada saat itu bahkan teks-teks yang sudah pernah diulang dalam waktu yang lama tidak dapat teringat, apalagi yang belum pernah diulang.

“Kemudian, Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran dikuasai oleh permusuhan, diliputi oleh permusuhan, dan ia tidak memahami sebagaimana adanya jalan membebaskan diri dari permusuhan yang telah muncul, maka pada saat itu ia tidak mengetahui juga tidak melihat sebagaimana adanya kebaikannya sendiri, atau kebaikan orang lain, atau kebaikan diri sendiri dan orang lain. Dan bahkan teks-teks yang sudah pernah diulang dalam waktu yang lama tidak dapat teringat, apalagi yang belum pernah diulang.

“Misalkan, Brahmana, ada semangkuk air yang dipanaskan di atas api, bergelembung dan mendidih. Jika seseorang yang berpenglihatan baik memeriksa pantulan wajahnya pada air itu, maka ia tidak akan mengetahui juga tidak melihat sebagaimana adanya. Demikian pula, Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran dikuasai oleh permusuhan … maka pada saat itu bahkan teks-teks yang sudah pernah diulang dalam waktu yang lama tidak dapat teringat, apalagi yang belum pernah diulang.

“Kemudian, Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran dikuasai oleh kelambanan dan ketumpulan, diliputi oleh kelambanan dan ketumpulan, dan ia tidak memahami sebagaimana adanya jalan “Kemudian, Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran dikuasai oleh kelambanan dan ketumpulan, diliputi oleh kelambanan dan ketumpulan, dan ia tidak memahami sebagaimana adanya jalan

“Misalkan, Brahmana, ada semangkuk air yang tertutup oleh tanaman air dan ganggang. Jika seseorang yang berpenglihatan baik memeriksa pantulan wajahnya pada air itu, maka ia tidak akan mengetahui juga tidak melihat sebagaimana adanya. Demikian pula, Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran dikuasai oleh kelambanan dan ketumpulan … maka pada saat itu bahkan teks-teks yang sudah pernah diulang dalam waktu yang lama tidak dapat teringat, apalagi yang belum pernah diulang.

“Kemudian, Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran dikuasai oleh kegelisahan dan penyesalan, diliputi oleh kegelisahan dan penyesalan, dan ia tidak memahami sebagaimana adanya jalan membebaskan diri dari kegelisahan dan penyesalan yang telah muncul, maka pada saat itu ia tidak mengetahui juga tidak melihat sebagaimana adanya kebaikannya sendiri, atau kebaikan orang lain, atau kebaikan diri sendiri dan orang lain. Dan bahkan teks-teks yang sudah pernah diulang dalam waktu yang lama tidak dapat teringat, apalagi yang belum pernah diulang.

“Misalkan, Brahmana, ada semangkuk air yang teraduk oleh angin, beriak, berpusar, berombak. Jika seseorang yang berpenglihatan baik memeriksa pantulan wajahnya pada air itu, maka ia tidak akan mengetahui juga tidak melihat sebagaimana adanya. Demikian pula, Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran dikuasai oleh kegelisahan dan penyesalan … maka pada saat itu bahkan teks-teks “Misalkan, Brahmana, ada semangkuk air yang teraduk oleh angin, beriak, berpusar, berombak. Jika seseorang yang berpenglihatan baik memeriksa pantulan wajahnya pada air itu, maka ia tidak akan mengetahui juga tidak melihat sebagaimana adanya. Demikian pula, Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran dikuasai oleh kegelisahan dan penyesalan … maka pada saat itu bahkan teks-teks

“Kemudian, Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran dikuasai oleh keragu-raguan, diliputi oleh keragu-raguan, dan ia tidak memahami sebagaimana adanya jalan membebaskan diri dari keragu- raguan yang telah muncul, maka pada saat itu ia tidak mengetahui juga tidak melihat sebagaimana adanya kebaikannya sendiri, atau kebaikan orang lain, atau kebaikan diri sendiri dan orang lain. Dan bahkan teks-teks yang sudah pernah diulang dalam waktu yang lama tidak dapat teringat, apalagi yang belum pernah diulang.

“Misalkan, Brahmana, ada semangkuk air yang keruh, terguncang, berlumpur, diletakkan di tempat gelap. Jika seseorang yang berpenglihatan baik memeriksa pantulan wajahnya pada air itu, maka ia tidak akan mengetahui juga tidak melihat sebagaimana adanya. Demikian pula, Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran dikuasai oleh keragu-raguan … maka pada saat itu bahkan teks-teks yang sudah pernah diulang dalam waktu yang lama tidak dapat teringat, apalagi yang belum pernah diulang.

“Inilah, Brahmana, sebab dan alasan mengapa bahkan teks-teks yang sudah pernah diulang dalam waktu yang lama tidak dapat teringat, apalagi yang belum pernah diulang.

“Brahmana, ketika seseorang berdiam dengan pikiran tidak dikuasai oleh nafsu indria, permusuhan, kelambanan dan ketumpulan, kegelisahan dan penyesalan, atau keragu-raguan, maka pada saat itu bahkan teks-teks yang belum pernah diulang dalam waktu yang lama dapat teringat, apalagi yang sudah pernah diulang.

“Misalkan, Brahmana, ada semangkuk air yang tidak dicampur dengan pewarna, tidak bergelembung atau mendidih, tidak tertutup oleh tanaman air dan ganggang, tidak teraduk oleh angin dan tidak “Misalkan, Brahmana, ada semangkuk air yang tidak dicampur dengan pewarna, tidak bergelembung atau mendidih, tidak tertutup oleh tanaman air dan ganggang, tidak teraduk oleh angin dan tidak

“Inilah, Brahmana, sebab dan alasan mengapa bahkan teks-teks yang belum pernah diulang dalam waktu yang lama dapat teringat, apalagi yang sudah pernah diulang.”…

Ketika hal ini telah dikatakan, Brahmana Saṅgārava berkata kepada Sang Bhagavā: “Mengagumkan, Guru Gotama!… Sudilah Guru Gotama menerimaku sebagai seorang umat awam yang telah menerima perlindungan sejak hari ini hingga hidup berakhir.”

(SN 46:55, diringkas; V 121-26)