12 1. Motif Primer atau Motif Dasar, motif ini tidak dapat dipelajari.ini juga sering
disebut dengan istilah dorongan. Motif ini dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Dorongan fisiologis, yaitu yang bersumber pada kebutuhan organis, misalnya
lapar, haus, dan istirahat. b. Dorongan umum dan motif darurat, yaitu rasa takut, kasih sayang, kagum, dan
rasa ingin tahu. 2. Motif sekunder, motif ini berkembang karena pengalaman dan dapat dipelajari.
Berikut yang termasuk motif sekunder: a. Takut yang dipelajari.
b. Motif sosial, seperti ingin diterima, ingin dihargai, dan lain sebagainya. c. Motif obyektif dan interes.
d. Maksud dan aspirasi. e. Motif berprestasi.
C. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model dari pembelajaran yang inovatif.
Pembelajaran kooperatif
didasari dari
teori konstruktivistik.
Pembelajaran ini muncul karena adanya proses saling bertukar pikiran dengan teman sebayanya untuk menyelesaikan masalah yang kompleks Trianto, 2011:
56. Menurut Nurhadi dan Senduk 2003: 60 pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga
sumber belajar peserta didik bukan hanya pendidik dan buku ajar tetapi juga
13 sesama peserta didik. Sedangkan menurut Slavin 2005: 11 dalam pembelajaran
kooperatif, para peserta didik akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggorakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan pendidik.
Pada pembelajaran kooperatif pendidik berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran, sedangkan pengetahuan peserta didik didapat dari diskusi bersama
teman sekelompoknya. Anita Lie 2002: 28 juga mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. Pembelajaran
kooperatif mengajarkan peserta didik untuk mampu berinteraksi dengan masyarakat sekitar dengan cara saling berinteraksi antar anggota kelompok.
Berdasarkan uraian diatas pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang membentuk kelompok secara heterogen dan bertujuan untuk mengajarkan
interaksi antar sesama anggota kelompok sehingga dapat tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut.
Menurut Ibrahim, dkk 2000: 7 tujuan dari pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial. Menurut Trianto 2011: 59 pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik,
unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu peserta didik menumbuhkan kemampuan berfikir kritis. Berdasarkan
tujuan tersebut dapat dilihat bahwa pembelajaran kooperatif baik digunakan di dalam kelas agar tercipta pembelajaran yang saling menguntungkan.
Menurut Johnson Johnson 1994 dan Sutton 1992 dalam Trianto 2011: 60-61 terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :