19 Berdasarkan uraian diatas, Student Teams-Achievement Division STAD
memiliki 6 langkah, yaitu: a. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan membentuk kelompok 4-5
orang secara heterogen. b. Pendidik menyampaikan materi pembelajaran.
c. Masing-masing peserta didik berkumpul sesuai dengan kelompok yang telah dibagikan oleh pendidik. Pendidik memberikan tugas.
d. Masing-masing kelompok mendiskusikan tugas yang telah diberikan oleh pendidik.
e. Pendidik memberikan evaluasi. f. Pendidik memberikan penghargaan dan kesimpulan dalam pembelajaran.
5. Manfaat Student
Teams-Achievement Divisions
STAD untuk
Pembelajaran
Manfaat pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division STAD menurut Soewarso 1998: 22 adalah :
a. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi yang sedang dibahas.
b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah.
c. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal yang bermanfaat untuk
kepentingan bersama. d. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi
menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
20 e. Penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk
mencapai hasil yang tinggi. f. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu.
g. Pembentukkan kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.
Manfaat pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division STAD dari beberapa pendapat tentang pengertiannya memiliki manfaat sebagai
berikut: a. Peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses berdiskusi dengan
anggota kelompok lain. b. Peserta didik saling membantu dan bertanggung jawab atas kemajuan belajar
temannya. c. Adanya ketergantungan secara positif antar anggota kelompok.
d. Meningkatkan keterampilan sosial.
6. Hubungan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions STAD dengan Teknologi Pendidikan
Association for Educational Communication and Technology AECT tahun 2008 dalam Januszewski dan Molenda menyatakan bahwa Teknologi Pendidikan
adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses
dan sumber daya teknologi. Dari definisi Teknologi Pendidikan tersebut dijelaskan bahwa teknolog pendidikan memfasilitasi facilitating pembelajaran
learning. Facilitating Learning disini bukan hanya memfasilitasi pembelajaran dengan sumber belajar saja tetapi juga dengan proses-proses belajar. Proses-
21 proses pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan penyampaian materi
pembelajaran dari pendidik ke peserta didik. Teknologi Pendidikan memiliki mata kuliah berupa model dan desain sistem
pembelajaran yang di dalam kurikulum mata kuliah tersebut salah satunya adalah untuk memfasilitasi proses belajar. Untuk menyelenggarakan mata kuliah tersebut
dikembangkan silabus, dalam silabus dirumuskan kompetensi yang akan dicapai dalam mata kuliah model dan desain sistem pembelajaran. Kompetensi dalam
mata kuliah ini adalah mahasiswa mampu menentukan model dan desain sistem pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik dan mampu mengembangkan
silabus dan RPP. Adanya berbagai macam model pembelajaran salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division STAD
adalah satu bahan yang akan dipelajari mahasiswa.
D. Video Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams- Achievement Divisions STAD
1. Pengertian Media Video Pembelajaran
Media video adalah gambar bergerak yang memiliki suara, dapat dikatakan video adalah media yang menggunakan alat indera berupa pendengaran dan
penglihatan. Video dimanfaatkan sebagai media hiburan, iklan, sampai media untuk pendidikan. Media video dalam pendidikan berfungsi sebagai sumber
belajar atau bahan ajar baik di dalam maupun di luar kelas. Media video mampu memperjelas penyajian materi agar tidak terlalu verbal atau tertulis. Video dapat
menerangkan suatu proses. Gerakan-gerakan lambat dan perulangan, serta memperjelas ilustrasi. Video juga dapat menyajikan teori maupun praktik, serta
dapat memperjelas isi materi Sadiman dkk, 2008: 74. Sedangkan menurut