Kedudukan Media Video dalam Kawasan Teknologi Pendidikan

32 Sedangkan tujuan diketahui dari kebutuhan calon pengguna. Konsep pengembangan video instruksional model ini, peneliti menentukan pengguna adalah mahasiswa Teknologi Pendidikan Semester 5 Universitas Negeri Yogyakarta yang mengalami kesulitan memahami materi dalam mata kuliah model dan desain sistem pembelajaran. Pengembangan video instruksional ini disesuaikan dengan pembelajaran mahasiswa semester 5 yang membahas tentang pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division STAD. b. Design Desain Tahap desain adalah tahap perancangan dari produk. Desain dibuat sedemikian rupa agar pengguna mampu mengerti isi dari materi dengan menarik dan menyenangkan. Tahap ini juga berisi tentang desain awal dari produk, seperti teori apa yang akan digunakan. Pengembangan video instruksional ini menggunakan teori belajar behavioristik, teori konstruktivistik, teori desain pesan pembelajaran, dan bagaimana tampilan bahan ajar yang benar. Berikut adalah penjelasan dari kedua teori tersebut : 1 Teori Belajar Behavioristik dalam Media Video Teori belajar behavioristik menurut Thorndike dalam Asri 2012: 21 adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah rangsangan yang ditangkap melalui indera, sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan setelah adanya stimulus. Stimulus yang diberikan diharapkan akan menimbulkan respon yang maksimal, teori ini disebut dengan teori trial and error. Teori trial and error dalam belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon sebanyak- 33 banyaknya sampai peserta didik dapat berhasil dalam mengembangkan diri, atau dengan kata lain stimulus dan respon dilakukan dengan cara berulang-ulang. Teori Thorndike trial and error ini ia lakukan pembuktian dengan melakukan percobaan kepada hewan. Ia melakukan percobaan kepada kucing yang sengaja dilaparkan dan dimasukkan ke dalam kandang berlubang sehingga kucing bisa melihat makanan di luar kandang. Perilaku kucing yang melompat-lompat, mencakar dinding kandang, dan berputar-putar dengan tidak sengaja akan menekan kenop yang akan membuka pintu kandang sehingga kucing bisa makan. Pada pertama kali percobaan tentu akan membutuhkan waktu lama, tetapi seiring percobaan dilakukan berulang-ulang maka lama kelamaan kucing akan secara langsung menyentuh kenop agar bisa keluar dan mendapatkan makanan. Teori pengulangan inilah yang akan dimasukkan ke dalam video pembelajaran. Sebagaimana kelebihan media video pembelajaran menurut Azhar Arsyad 2006: 49 video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat diulang jika diperlukan. Pengulangan yang dilakukan ini sama dengan pengulangan yang dinyatakan oleh Thorndike. Video dapat diulang sesuai kebutuhan sampai pengguna paham akan isi materi. Salah satu pengaruh teori beharioristik pada media pembelajaran adalah adanya gerakan sasaran behavioral dalam desain pembelajaran Deni Hardianto, jurnal online. Mnemonic ABCD Audience, Behavior, Condition, and Degree adalah salah satu implikasinya. Audience adalah peserta didik atau pengguna dari media. Desain pesan dalam media sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik pengguna. Behavior adalah perilaku dalam suatu proses. Aktivitas yang dilakukan pengguna 34 atau peserta didik seperti halnya mendengarkan, melihat, menyimak media yang disajikan. Condition adalah kondisi atau keadaan peserta didik sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Kondisi dimana proses pembelajaran terjadi, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan perilaku. Kondisi dalam media ini dimaksudkan adalah desain pesan yang dikondisikan dengan karakteristik peserta didik atau pengguna. Degree adalah keberhasilan peserta didik belajar menggunakan media, atau sejauh mana media itu penting dalam keberhasilan belajar peserta didik. 2 Teori Belajar Konstruktivistik dalam Media Video Proses belajar menurut Asri 2003: 58 adalah pemberian makna dari siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi. Pemberian makna terjadi tidak secara individu melainkan melalui interaksi sosial yang terbentuk baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Peserta didik dituntut untuk aktif dalam pembentukan pengetahuannya sendiri, baik aktif dalam melakukan kegiatan, berfikir, dan pemberian makna terhadap apa yang ia pelajari. Sedangkan pendidik memegang peranan sebagai vasilitator dalam belajar sehingga peserta didik dapat aktif dalam pembentukan pengetahuannya. 3 Teori Desain Pesan Pembelajaran dalam Media Video Menurut Asri 2003: 15 Desain Pesan Pembelajaran adalah perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan atau informasi pembelajaran, yang kajiannya mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan atau informasi, agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, atau antara pendidik dan peserta didik. Terdapat lima 35 prinsip utama dalam desain pesan pesan pembelajaran, prinsip tersebut adalah Asri, 2003: 118-128 : a Prinsip Kesiapan dan Motivasi readiness and motivation Penyampaian isi pembelajaran kepada peserta didik akan lebih baik apabila peserta didik siap dan memiliki motivasi yang tinggi. Kesiapan ini dapat diartikan sebagai siap secara pengetahuan awal, siap mental, dan siap fisik. Untuk mengetahui kesiapan peserta didik dapat dilaksanakan tes prasyarat, tes diaknostik, dan tes awal. Apabila pengetahuan, keterampilan, atau sikap prasyarat untuk mempelajari suatu kompetensi belum terpenuhi maka perlu diadakan pembekalan atau mantrikulasi. Sedangkan motivasi adalah dorongan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dorongan ini dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar peserta didik. Beberapa cara agar peserta didik termotivasi adalah sebagai berikut : 1Memberitahukan tujuan pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai. 2Menjelaskan manfaat mempelajari materi pelajaran. 3Menjelaskan keterkaitan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya. 4Menyajikan garis besar materi dari materi yang dipelajari. b Prinsip Penggunaan Alat Pemusat Perhatian attention directing devices Penyampaian isi pembelajaran kepada peserta didik akan lebih baik apabila peserta didik diberi alat pemusat perhatian yang menarik dan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Semakin peserta didik memperhatikan maka hasil akan