Konsep Pengendalian Mutu Produk Akhir

commit to user 54

b. Konsep Pengendalian Mutu Produk Akhir

Pengendalian mutu tidak hanya diterapkan pada bahan baku dan proses pengolahan, tetapi juga harus diterapkan pada produk akhir darisirup kencur. Pada produk sirup kencurini, pengendalian mutu produk akhir dilakukan dengan menggunakan analisa kimia atau uji kimiawi produk. Hasil analisis uji mutu sirup kencur dibandingkan dengan SNI dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13. Hasil Analisis Pengujian Produk Sirup Kencur TIRTA SARI No Jenis uji Hasil Analisis Persyaratan Keterangan 1 Identifikasi Granula Pati Kencur Positif Positif SNI 01-3544- 1994 2 Gula, dihitung sebagai Sukrosa, bb 72,96 Min 65 SNI 01-3544- 1994 3 Aktivitas Antioksidan 3,94 1,85 Mulyadi, 1992 4 Kekentalan 33,254 mPa.s Min 14 –21.5 mPa.s. Wahono,dkk, 2011 5 Angka Lempeng Total 8,0x10 2 koloniml 5x10 2 koloniml SNI 01-3544- 1994 Sumber : Hasil Analisis 1. Identifikasi Granula Pati Kencur Identifikasi granula pati sirup kencur dilakukan dengan membandingkan granula pati pada kencur. Hasil pengamatan mikroskopis granula pati kencur dan granula pati sirup kencur dapat dilihat pada Gambar 4.15. a b Gambar 4.15 Hasil Pengamatan Mikroskopis Perbesaran 400 kali a Granula Pati Kencur b Granula Pati Pada Sirup Kencur commit to user 55 Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diketahui hasil untuk identifikasi granula pati sirup kencur yang dibandingkan dengan granula pati kencur secara mikroskopis dengan membandingkan gambar adalah positif, jadi dapat disimpulkan bahwa sirup kencur positif mengandung rimpang kencur. 2. Gula sebagai sakarosa Dari hasil pengujian yang dilakukan diketahui hasil untuk gula sebagai sakarosa sebesar 72,96 . Jika dibandingkan dengan SNI sirup sudah sesuai karena berada diatas standar yaitu minimal 65 . Rasa manis pada sirup kencur dihasilkan dari bahan baku berupa gula merah, rasa manis pada gula merah disebabkan gula merah mengandung beberapa jenis gula seperti sukrosa, fruktosa, glukosa dan maltosa. Kandungan gula yang tinggi dapat berperan sebagai penghambat proses oksidasi dan ketengikan. Untuk mempertahankan mutu produk, perlu dilakukan pemilihan bahan baku gula merah yang baik, penanganan yang tepat pada proses produksi dan setelah proses keseluruhan berlangsung, yaitu proses penyimpanan. 3. Aktivitas Antioksidan Ciri utama dari adalah kemampuannya merangkap radikal bebas. Reaksi oksigen dengan bahan-bahan yang ada dalam sistem biologi seperti oksidasi asam nukleat, protein, lipid atau DNA menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang ditandai dengan terjadinya penyakit degeneratif. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diketahui hasil untuk aktivitas antioksidan pada sirup kencur sebesar 3,94 . Jika dibandingkan dengan parameter pembanding aktivitas antioksidan sirup kencur lebih besar dari parameter pembanding yang sebesar 1,85. Untuk hasil aktivitas antioksidan sirup kencur ini lebih besar karena adanya antioksidan yang terkandung dalam bahan baku selain kencur, seperti jahe, serai, kayu manis, kapulaga, cengkeh dan lain- lain. commit to user 56 4. Kekentalan Dari hasil pengujian yang dilakukan diketahui hasil untuk uji kekentalan sirup kencur sebesar 33,254 mPa.s. Jika dibandingkan dengan parameter pembanding adalah viskositas sirup kencur lebih besar dari pada sirup apel yaitu antara min 14 –21.5 mPa.s. Viskositas yang dihasilkan cukup tinggi karena adanya penambahan gula pasir 15 kg dan gula merah 15 kg saat proses pemanasan sehingga sukrosa dapat mengikat air bebas dan menjadi larutan yang kental. Komponen padatan yang terekstrak dan sukrosa yang ditambahkan menyebabkan terjadinya peningkatan kekentalan. Peningkatan total padatan yang terlarut akan menyebabkan peningkatan viskositas sirup kencur. 5. Angka Lempeng Total Tabel 4.14 Hasil Pengujian Angka Lempeng Total Produk Hasil Uji Produk sebelum dibuka 8,0 x10 2 koloniml Produk setelah dibuka selama 2 hari 9,9 x10 2 koloniml Dari hasil pengujian Tabel 4.14 yang dilakukan diketahui hasil untuk angka lempeng total yaitu 8,0x10 2 koloniml ini untuk produk sebelum dibuka sedangkan untuk produk yang setelah dibuka selama 2 hari angka lempeng total sebesar 9,9x10 2 koloniml. Jika dibandingkan dengan SNI sirup tidak sesuai karena berada diatas standar yaitu 5x10 2 koloniml. Hasil pengujian ini dapat melebihi standar karena disebabkan kontaminasi pada saat proses pengolahan, proses penyimpanan yang kurang baik, dan juga kontaminasi dari ruang produksi dan pekerja. Pengendalian mutu produk akhir supaya bakteri tidak berkembang didalam produk sebaiknya setelah pengemasan dilakukan proses pasteurisasi. B. Hazard Analysis Critical Control Point HACCP Hazard Analysis Critical Control Point HACCP adalah suatu sistem control dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasar atas identifikasi commit to user 57 titik-titik kritis didalam tahap penanganan dan proses produksi. HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan preventive yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen. Kunci utama HACCP adalah antisipasi bahaya dan identifikasi titik pengawasan yang mengutamakan kepada tindakan pencegahan dari pada mengandalkan pengujian produk akhir Thaheer, 2005

1. Deskripsi Produk