Persiapan Program Persiapan Guru Sebelum Melaksanakan Metode Story telling di

57 telling, pelaksanaan metode story telling, dan evaluasi hasil pembelajaran storytelling. Adapun deskripsinya sebagai berikut:

1. Persiapan Guru Sebelum Melaksanakan Metode Story telling di

Kelompok B3 TK Budi Mulia 2 Pandeansari Yogyakarta Persiapan yakni proses yang dilakukan guru menyiapkan keperluan yang berhubungan dengan pelaksanaan metode story telling. Persiapan yang dilakukan oleh guru antara lain ada persiapan program dan persiapan mengajar. Persiapan Program yakni menyiapkan cerita yang sesuai dengan tema dan menentukan waktu. Sedangkan persiapan mengajar yakni guru memahami isi buku cerita, menyiapkan bahan pendukung cerita, dan mengatur ruangan:

a. Persiapan Program

1 Menyiapkan Cerita Yang Sesuai Dengan Tema Cerita yang baik yakni cerita yang sesuai dengan tema yang sedang dilaksanakan pada saat itu yaitu tentang diri sendiri. Tema tersebut tercantum dalam rencana kegiatan harian RKH yang telah disepakati antar guru dan kepala sekolah pada setiap awal semester. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dikemukakan oleh guru kelompok B3 TK Budi Mulia 2 Pandeansari Yogyakarta seperti berikut: “…Komponen yang dibutuhkan yang pasti sebelum ajaran baru guru harus sudah membuat RKH selama satu tahun panduannya promes dari kurikulum dinas pendidikan dan kurikulum dari BMDF. Tapi RKH itu dijadikan acuan untuk menentukan tema cerita story telling…” lampiran 2, CW 2.1.1 Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil wawancara bersama kepala sekolah sebagai berikut: 58 “…RKH dibahas dilaksanakan setiap seminggu sekali dalam pertemuan rutin antara guru dan kepala sekolah setelah guru-guru selesai mengajar dan masing-masing guru kelas menentukan metode pembelajaran dengan persetujuan kepala sekolah…” lampiran 2, CW.1.7 Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa dalam menentukan topik cerita yang akan di sajikan dalam metode story telling disesuaikan dengan tema yang sedang berlangsung saat itu yaitu tentang diri sendiri yang didalam RKH tertulis kegiatan bercerita tentang keluargaku. 2 Menentukan Waktu untuk Metode Story telling Kegiatan bercerita dengan metode story telling dilaksanakan setelah istirahat dan snack time atau dapat dikategorikan dalam kegiatan insidental di akhir kegiatan harian namun sifatnya konsisten dilaksanakan seminggu tiga kali. Hal ini dipertimbangkan supaya anak-anak bisa tetap belajar tanpa perasaan yang tertekan karena sudah diakhir pembelajaran pasti tenaga anak-anak juga sudah terkuras di awal pembelajaran dan saat istirahat. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru kelompok B3 yaitu sebagai berikut: “…story telling disekolah kami dilaksanakan seminggu tiga kali di akhir kegiatan belajar mengajar setelah snack time mau pulang sekolah …” lampiran 2, CW 2.1.4 Hal tersebut sesuai dengan catatan lapangan sebagai berikut: “…guru memilih buku diperpustakaan yang sesuai dengan tema RKH di hari itu sama seperti hari Senin yaitu diri sendiri, maka buku cerita yang dipilih guru pada hari Selasa berjudul “Sally tidak hati-hati”. Ketika bel tanda istrahat sudah selesai berbunyi, anak-anak segera melepas sepatu dan masuk ruang kelas untuk acara “snack time”, setelah itu kegiatan bercerita dengan metode story telling…” lampiran 3, CL 2.1. Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa pelaksanaan story telling merupakan metode yang sangat penting diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disekolah, karena intensitas penerapan metode story telling sebanyak tiga kali 59 dalam seminggu yang dilaksanakan pada hari Senin, Selasa, dan Rabu setelah snack time. Konsistensi guru dalam menerapkan metode story telling tersebut yang menjadi alasan untuk menciptakan pembiasaan anak untuk mendengarkan cerita, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan minat anak dalam membaca buku cerita.

b. Persiapan Mengajar

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Yahya Pondok Gede Bekasi Tahun Pelajaran 2015/2016

2 6 104

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPERILAKU MULIA MELALUI Pengembangan Kemampuan Berperilaku Mulia Melalui Story Telling Di Kelompok B TK Dharma Wanita Krendowahono, Gondangrejo, Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 14

PENDAHULUAN Pengembangan Kemampuan Berperilaku Mulia Melalui Story Telling Di Kelompok B TK Dharma Wanita Krendowahono, Gondangrejo, Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 4

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PERILAKU MULIA MELALUI STORYTELLING DI KELOMPOK B TK Pengembangan Kemampuan Berperilaku Mulia Melalui Story Telling Di Kelompok B TK Dharma Wanita Krendowahono, Gondangrejo, Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 12

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SINTESA PADA ANAK KELOMPOK B TK Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Sintesa Pada Anak Kelompok B TK Jatirejo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun 2012-2013.

0 1 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE MULTISENSORI PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK PG Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Metode Multisensori Pada Anak Kelompok B2 Di Tk Pg Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2011 – 2012.

0 3 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE MULTISENSORI PADA ANAK Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Metode Multisensori Pada Anak Kelompok B2 Di Tk Pg Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2011 – 2012.

0 0 12

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS 1 KECAMATAN SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA.

1 8 191

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS SIDOMUKTI MANTRIJERON YOGYAKARTA.

1 2 118

PENGARUH MOTIVASI ESTERNAL DAN MOTIVASI INTERNAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA TK BUDI MULIA DUA PANDEANSARI

1 3 11